Milka menghempaskan tubuhnya ke kasur queen size miliknya, ia menatap langit sambil memikirkan sesuatu. "Bagaimana pun gue harus membalas perbuatan Narel, tapi gimana caranya? Athalia melarang melakukan kekerasan." Gumam Milka.
Ia juga mengingat wajah Kiara, Milka merasa familiar dengan wajah Kiara itu . "Gue merasa gak asing sama wajah Kiara, rasanya gue pernah ketemu dia, tapi dimana?." Ucap Milka
"Udah lah, lebih baik gue mandi abis itu istirahat." Lanjutnya.
Milka bangun, lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah 10 menit membersihkan diri, Milka keluar dari kamar mandi menggunakan kaos dan celana panjang. Dengan pelan ia berjalan kearah kasur miliknya lalu merebahkan tubuhnya disana. Tangan nya terulur menarik selimut miliknya untuk menutupi badannya, lalu memejamkan matanya untuk tidur.
Pagi harinya Milka sudah siap dengan setelan seragam sekolah yang di padukan dengan jaket denim miliknya. Ia menuruni anak tangga untuk membuat sarapan seadanya. Ia nyaris terjengkang ketika melihat Daddy dan seorang perempuan yang menjadi ibu sambungnya sudah duduk manis di kursi meja makan miliknya.
"Dad, what are you doing in here?." Tanya nya.
"Hey girls, kamu bertanya untuk apa kami disini? Tentu melihat dirimu." Ucap sang Daddy, Raiven.
Milka berdecak pelan "i'm fine Dad, jadi jangan memperlakukanku seperti anak kecil. Ku mohon."
"Kamu selama nya anak kecil yang perlu kami jaga Milka, oh ya Danu meminta mu untuk tidak mengunjunginya rumah nya lagi, benar?." Tanya Raiven.
Milka mengangguk "iya, tapi aku memaklumi nya Dad, mungkin perasaan Om Danu dan Tante Natalie masih terguncang akibat meninggalnya Athalia." Jelas Milka seraya menyuapkan masakan ibu sambung nya ke dalam mulutnya.
"Awalnya Daddy tidak menerima nya, tapi apa yang di lakukan Danu dan Natalie wajar-wajar saja, baiklah setelah ini kamu berangkat sekolah, ingat Daddy dan mamah tidak ingin mendapat kabar jika kamu bolos dan tidak mengikuti pelajaran dengan baik." Jelas Raiven.
Milka hanya mengangguk saja "iya Dad, yasudah aku sudah selesai sarapan nya, aku pergi sekolah dulu. Jangan lupa kunci unit apartemen nya ketika kalian pergi."
"Kamu tidak ingin tinggal di rumah Mil?." Ucap Amanda, Ia adalah ibu sambung bagi Milka.
"Rumah yang anda katakan itu bukan lah rumah Milka lagi, dan lagi pula aku lebih nyaman disini." Ucap Milka dengan nada dingin.
Raiven yang mendengar intonasi suara Milka yang dingin pada istrinya pun menatap Tajam sang anak. "Milka, Daddy sudah bilang jangan bicara terlalu dingin pada Mommymu."
Milka merubah tatapan nya pada sang Daddy "dan Milka sudah mengatakan ribuan kali pada Daddy jika Mommy Vier hanya Mommy Rossa." Setelah mengatakan itu Milka langsung pergi meninggalkan kedua orang itu yang menatap sendu atas kepergian Milka
Raiven menatap sang istri dengan tatapan tak enak, sampai hari ini Milka masih belum menerima kehadiran Amanda sebagai pengganti Rossa ibu kandung Milka. "Maaf kan Mas yang belum bisa membuat Milka menerima kamu sebagai Mommy nya." Ucap Raiven dengan lirih.
"Mas gausah minta maaf aku sangat mengerti sikap Milka, kamu gausah khawatir aku yakin suatu hati nanti dia bakalan nerima aku dan Amefta sebagai keluarga dia."
"Terimakasih, kamu selalu sabar dengan perlakuan Milka ke kamu bahkan ke Amefta."
Amanda tersenyum "selagi tidak keterlaluan aku masih memaklumi sikap nya mas."
Raiven hanya mengangguk saja lalu setelah nya Ia membantu sang istri merapikan peralatan makan dan mencuci nya. Setelah nya Ia dan istrinya meninggalkan unit apartemen anak nya itu, tak lupa juga Ia menguncinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Selaksa
Novela JuvenilDendam dan cinta adalah dua kata yang tidak bisa di pisahkan, karena keduanya bisa terjadi di waktu yang bersamaan. Ya itu lah yang terjadi di antara Milka dan Kiara. Milka yang awalnya berniat balas dendam kepada Narel musuh bebuyutan nya lewat Ki...