Algorithm 4 (part 2)

2 0 0
                                    


Hafida membuka sepatunya saat ia sampai di rumah Abi, teman ayahnya. Ia datang di antar oleh sepupunya karena ia tidak bisa membawa motor, sebenarnya sih Hafida bisa aja bawa motor tapi kejadian waktu itu membuatnya sediki trauma dan tentunya malas.

"Hafi kok ada di sini?" Ucap seseorang, aku menoleh dan menatapnya. Dia Rayyan, adik kelasnya dan Hafi sudah mengenalnya sejak lama, sejak sekolah dasar.

"Mau ke umi, kamu?"

"Aku tinggal di sinilah."

"Oh iyakah?" Rayyan mengangguk,"ayo masuk," ucapnya menarik tangan hafida agar masuk dengannya.

"Eh tapi.."

Rayyan terus menarik tangannya dengan lembut hingga mereka berdua masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum umi Abi," ucap Rayyan bersemangat. Tak lama kemudian sosok pria tinggi dan tampan menatap mereka berdua. Nampak terkejut begitupun dengan ku.

"Dede dia pacar kamu?" Tanya pria itu, aku mematung melihatnya bagaimana tidak. Pria itu guru pemrograman di sekolah nya. Dengan segera hafi melepaskan tangan Rayyan. apa-apaan ini? kenapa? kenapa dengan orang-orang ini? sesempit itukah dunia hingga mempertemukan mereka dengan keadaan awkward seperti ini.

hafi dengan cepat menggelengkan kepala sedangkan Rayyan hanya tersenyum. hafi mulai berpikir, kenapa mereka berdua ada di rumah Umi dan Abi, sebenarnya siapa mereka? kenapa pirasatnya menjadi tidak enak?

"Hafida udah datang, sama siapa nak kesini?" dari belakang sana umi datang sambil menyapa sembari memeluk hafi sebentar dan hafi menyalami tangannya umi.

"Sepupu umi tapi dia udah pulang," umi mengangguk dan menyentuh bahu hafi untuk duduk. "duduk lah..."

"Umi kenal sama Hafida?" Ucap mereka bersamaan. Membuat umi membulatkan matanya. Umi tidak sadar bahwa ada dua pria yang menatap mereka dengan tatapan aneh?

"Wah umi malah kaget karena kalian udah kenal sama Hafida, diakan calon istri kamu kakak  dan kakak ipar Dede," ucap umi membuat keduanya shock. Begitu juga dengan hafi yang membulatkan matanya. "apa!?" bahkan ia menjerit dalam hatinya

"Tidak."

"Tidak mungkin."

Dede dan kakak itu saling tatap, ternyata ada kisah rumit di rumahnya. Dede Rayyan sudah sejak lama ia kenal hafida dan sejak itu pula ia menyukai gadis itu meski ia lebih muda satu tahun dari Hafida. Tidak khayal membuat Rayyan sangat menyukai gadis itu. Hafi begitu sederhana, cantik, pendek dan menggemaskan menurutnya.

Rayyan menatap hafi dengan tatapan sedih, ia belum mengungkapkan perasaannya tapi kakaknya akan merebut kekasih hatinya tanpa sengaja. Lelucon macam apa ini?

Fauzi juga merasa hal yang sama, ia terkejut atas fakta itu. Dan ternyata gadis bernama Hafida adalah siswanya sendiri dan kenapa ia tidak sadar akan hal itu. Dan, dan kenapa harus Hafida?

"Ada apa dengan kalian?" Tanya umi, merasa kedua anaknya itu terdiam. aku sendiri merasa terkejut karena di jodohkan dengan guruku sendiri.

"Tidak umi."

"Kenapa Hafida umi?" Tanya Dede dengan wajah memelas.

"Memangnya kenapa?" Tanya umi sambil membawa minuman untuk Hafida.

"Dia terlalu baik dan imut untuk kakak ku... lagipula masih banyak wanita di luar sana yang uda keluar sekolah lagian hafi masih sekolah umi.." ucapnya lagi sambil menatapku, tapi umi mendengar ucapan dede sebagai lelucon biasanya padahal jelas sekali dede tidak ingin hal ini terjadi.

Syntax of Love: Guru and the Unexpected BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang