WF : MAKAN MALAM

108 10 0
                                    

"Kemana kamu akan pergi ?"

"Aku akan pergi ke Restoran Shanghai."

"Kamu akan pergi kencan Jia'er ?"

"Tidak, aku tidak pergi kencan. Aku berangkat bersama teman kantorku."

"Aku tidak percaya, kamu tidak mungkin se-rapi dan sewangi ini. Rekan kerjamu Mingyu kan ? Kalian sudah baikan ?"

"Vivi'er aku tidak kencan, aku jelaskan dia atasanku dan seorang wanita juga jadi mana mungkin ?!

Masa penampilanku biasa saja saat bertemu orang penting seperti dia. Dan aku sudah menjauhi Mingyu."

"Memang kamu sedang ada meeting dengan atasanmu itu ?"

"Tidak, kami hanya memiliki janji untuk bertemu karena aku berhutang budi padanya itu saja."

"Yah dapat dipahami. Coba saja penampilanmu seperti ini, pasti Mingyu tertarik padamu. Dengan Crushmu saja kamu tidak pernah berdandan seperti ini Jia'er. Ini jadi poin penting untukmu jika kamu masih menyukai Hong Mingyu."

Jia terdiam mendengar perkataan Vivi, "Bagaimanapun juga lelaki itu sekarang jadi perhatian dan sering mengirimimu pesan kabar kan ? Aku tau dia menyesal karena kamu 'menarik' rasa sukamu padanya." Tekan Vivian di akhir.

"Aku tidak tau Vivi'er, aku ragu untuk membuka kembali perasaanku, itu menyakiti hatiku. Atasan yang akan kutemui sekarang juga mendukung hubunganku dengan Mingyu, tapi aku sudah lelah karena dulu terus diabaikan."

"Berangkatlah, mungkin atasanmu sudah menunggu, jangan biarkan karirmu berakhir hanya karena telat datang janji temu makan malam." Suruh Vivian yang tidak ingin merusak mood Jia lebih lanjut gara-gara membahas Mingyu.

"Ya Vivi'er." Jia langsung melangkah cepat keluar apartemen.

Mobil volvo s90 putih buatan negeri bambu itu meluncur ke jalanan. Nala menjemput Jia di depan Apartemennya.

Melihat penampilan Kak Nala yang memakai kaos-celana putih serta jas abu-abu. Rambutnya diikat. Terlihat lebih rapi dan tentu saja wangi.

Lebih-lebih sangat enak dipandang oleh Jia. Nala selalu bergaya boyish tapi dalam satu waktu tetap elegan secara bersamaan.

"Kamu terlihat beda malam ini cantik, May." Nala menggoda saat sampai di Restoran Shanghai.

Sedangkan Jia terkekeh sambil menutupi wajahnya oleh ujung rambut, malu di puji.

"Wakil Manajer, Jia'er. Kalian makan malam disini juga ?" Suara berat seorang lelaki menyapa mereka berdua.

"Oh, Mingyu. Iya kami makan malam disini, kamu sendirian ?" Jawab Nala.

"Iya, aku sendirian."

"Kalau begitu gabulanglah dengan kami, Jia'er kamu tidak keberatan kan ?" Tanya Nala pada Jia.

"Tidak." Jawabnya kecil.

"Ayo kamu dudukah disini Mingyu, kami juga hanya berdua."

Nala menarik tangan Mingyu untuk duduk di sebelahnya dan lelaki itu langsung duduk berhadap-hadapan dengan Jia.

"Aku akan memanggil pelayan." Nala melambaikan tangan pada seorang pelayan.

Sedangkan Mingyu dan Jia hanya saling berpandangan, malam ini Mingyu terpesona oleh kecantikan Jia.

Gadis itu memang sudah cantik tapi menggunakan polesan make up Jia tampak berbeda, anggun.

Sedangkan Jia menatap Mingyu dengan sedikit cuek tapi tidak dipungkiri bahwa ia senang bisa satu meja dengan pria ini.

"Kalian mau pesan apa ?" Tanya Nala.

Mereka akhirnya fokus memesan makanan. Nala kemudian mengeluarkan kartu ATM sekalian membayar tagihan di awal.

Jia yang kurang cepat memberikan Kartu ATM melirik kearah Nala. "Kak Nala, bukankah seharusnya malam ini aku yang bayar ?"

"Jangan dipikirkan, itu khusus dariku karena Mingyu juga ikut serta."

Jia hanya diam pasrah, kalau saja berdua pasti ia sudah protes besar pada Nala. Tapi urung melihat ada Mingyu juga ada disitu.

Tidak sopan jika Jia harus mengomeli atasan mereka.

"Aku dengar Manajer Zhan akan segera dipindah tugaskan ke Vietnam, Kak Nala ?" Tanya Mingyu.

Nala melirik sekilas, "Vietnam sedang kekurangan staff jadi mereka mengirim Pak Manajer Zhan kesana. Bukan tanpa alasan karena kinerja di Vietnam anjlok drastis."

"Jadi, Pak Zhan disana untuk memperbaiki Perusahaan Cabang ?"

"Benar, sampai perusahaan benar-benar stabil dia akan tetap disana. Dan untuk seterusnya dia minta dipindahkan ke Peru dan menjalani hidup tua bersama keluarga di kampung halaman Orangtua Pak Zhan."

"Bukankah dia asli penduduk China ?" Tanya Jia kali ini.

"Benar, tapi kedua Orangtuanya sudah pindah kesana dan juga istri Pak Zhan asli Peru."

"Itu berarti Anda yang akan naik jabatan menggantikan Pak Zhan ?" Mingyu.

"Aku belum tau pasti, karena tidak ada ucapan tersirat ataupun tersurat dari Perusahaan, kita hanya bisa mendengar kabar dari Velux saja nanti."

"Apa ada kandidat lain ?"

"Itu bisa terjadi, seperti Manajer tim Keuangan pun digantikan oleh orang asing." Jelas Nala kepada dua orang ini yang silih bergantian bertanya.

Semua terdiam, karena pelayan sudah mengantarkan pesanan.

Mereka tidak lagi banyak bicara saat makan sampai usai dan bubar.

Mingyu mengantarkan Jia pulang, dengan seribu alasan Nala berpura-pura sibuk dan harus pergi karena ada urusan penting di tempat lain.

Jia jelas tidak bodoh kalau Nala sengaja membuatnya pulang bersama Mingyu.

Dengan lemas Jia menatap kepergian mobil Nala yang makin menjauh.

*******

Cieee ada yang bela-belain dandan biar kelihatan cantik sama Mbak wakil manajer 'orang penting' ngga tuh..

Pulang dianterin Mas Crush tapi pikiran sama tatapan ke mobilnya wakil manajer mana jadi letoy lemes lagi ngeliatin mobilnya atasan pergi.

********

|[}{]•°WRONG FEELING°•[}{]|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang