Jakarta 01 September 2024
Setelah seminggu bertugas diluar kota. Akhirnya rombongan Pak Prabian pagi ini tiba di Ibu Kota Jakarta.
Tara dan beberapa Aspri yang ikut dalam tugas ini, diberi libur sehari untuk beristirahat sebelum kembali mempersiapkan kegiatan lainnya.
Saat tiba dirumah. Tara membersihkan dirinya sebentar, lalu kembali mengecek email masuk yang belum sempat dibaca olehnya.
"Mas Tara makan siang nya sudah Bibi siapkan ya."
"Oke Bi makasih ya." Jawab Tara tersenyum kecil
"Kalau gitu Bibi pamit pulang dulu ya Mas." Ucap wanita paruh baya yang ditaksir usianya telah menginjak 59 tahun itu pamit pada Tara.
"Tunggu sebentar Bi." Tara pun masuk ke kamarnya dan mengambil beberapa lembar uang 100 untuk diberikan pada Bibi yang selalu menjaga rumahnya.
"Ini untuk Bibi." Tara memberikan uang yang telah dia lipat menjadi empat bagian kecil pada wanita paruh bawa yang masih berada dihadapan nya.
"Tapi Mas ini banyak sekali." Ucap wanita paruh baya itu saat melihat lembaran uang seratus ditangan nya.
"Gak apa-apa Bi."
"Terimakasih ya Mas, kalau gitu bibi pulang dulu." Pamitnya lagi
"Iya Bi hati-hati ya, mobilnya udah didepan, sudah saya bayar juga."
"Iya Mas, Makasih"
"Sama-sama Bi."
Tara memang tak memiliki pekerja tetap atau yang tinggal dirumahnya selain satpam, jadi Bibi yang bertugas dirumah nya pun hanya bekerja sampai pekerjaan nya selesai setelah itu boleh pulang. Terkadang wanita paruh baya itu memasakan makanan untuk Tara jika pria tampan itu sedang berada dirumah.
Setelah selesai mengecek email masuk dan mengirim beberapa berkas yang dibutuhkan oleh rekan nya, Tara pun menyantap makan siang bersama para satpam yang bertugas dirumahnya.
Sesekali terdengar suara tawa ditengah-tengah obrolan kecil mereka, Tara terlihat bergitu akrab dengan para satpam rumahnya, dia tak pernah membedakan dirinya dengan mereka, karena menurutnya semua manusia itu sama dimata Tuhan, hanya terkadang jabatan dan harta yang membuat manusia berbeda dimata manusia lainnya.
Tara memasuki kamarnya setelah makan siang usai, Awalnya dia ingin kembali membuka buku hitam itu sebelum dikembalikan pada pemiliknya. tapi dia urungkan, karena mendapat sebuah panggilan telfon dari seseorang.
Telfon yang berlangsung beberapa menit itu pun akhirnya usai. Dan rencananya malam ini Tara akan mengajak Leta bertemu, selain untuk mengembalikan buku hitam milik gadis itu, Tara ingin mengenal gadis itu lebih dekat.
Tapi pesan yang Tara kirimkan pada Leta tak kunjung mendapat jawaban. Bahkan keterangan yang tertulis di akun whatshapp gadis itu dia terakhir aktif tadi pagi.
Tara berusaha berfikir positif tapi nyatanya sia-sia. Entah kenapa pikiran dan hatinya memikirkan hal yang berbeda, karena nyatanya dia begitu khawatir pada gadis manis pemilik buku hitam ini.
Bahkan Tara telah menelfon Leta beberapa kali, tapi hasilnya tetap sama dia tak kunjung mendapat jawaban, pria tampan ini seakan mati akal, dia tak tau harus menghubungi siapa lagi untuk mendapatkan kabar dari gadis manis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Buku Hitam
Science FictionHanya sebuah cerita fiksi, tidak ada hubungan nya dengan kehidupan pribadi semua karakter yang ada didalamnya☺️