Leta ingat dengan begitu jelas chatan nya dan Tara semalam, dia yakin semalam Tara hanya berusaha mengimbangin candaan nya saja, dia memang mengidolakan pria tampan itu bahkan pernah jatuh hati padanya. Tapi semakin kesini dia sadar jika pria tampan itu sangat pantas mendapatkan pendamping yang berkualitas.
Awal pertemuan mereka membuat Leta semakin yakin untuk menjadikan Tara motivasi hidupnya. Hanya itu, tanpa berharap apapun. Bahkan dia selalu mendoakan Tara mendapatkan pendamping hidup yang dapat membawa banyak kebahagiaan untuknya.
Lamunan Leta buyar saat Risa tak sengaja menjatuhkan barang-barang bawaan nya. Ya gadis itu selalu saja membuat hal-hal diluar dugaan.
"Hehe maaf, lagian siapa sih yang simpen meja disini." Omel Risa menyalahkan meja yang dari awal mereka datang memang sudah di situ tempatnya.
"Utung aja meja nya gak apa-apa." Ucap Leta mengelus meja yang di tabrak Risa.
"Astaga Leta.. Lo lebih perduli sama meja ini, dibanding gue sahabat lo?"
"Kalau meja nya rusak kita harus ganti rugi, tapi kalau lo kan kagak cukup bawa ke klinik juga sembuh." Ucapan Leta berhasil membuat keduanya tertawa. Persahabatan mereka memang seperti ini tidak pernah tersisinggung dengan ucapan dari salah satunya.
"Ehh Ta, ada pesan masuk tuh." Ucap Risa saat melihat ponsel Leta menyala dan menampilkan sebuah pesan.
"Ciee Mayor Tara ya?" Ucap Risa menggoda Leta, karena dia sempat melihat nama pengirim pesan itu tanpa sengaja.
"Bukan Risaaa.. udah sana."
"Iya juga gak apa-apa kali."
"Apaan sih."
"Mau dong di chat sama Mayor Tara."
"Risa gue tabok lo ya."
"Haha.. hati-hati nanti jatuh hati." Ucap Risa berlari menjauh karena dilempari bantal sofa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.