Part 51

4 0 0
                                    

sisi lain, buat gw, waktu itu penjawab segalanya. Nanti, semua kekhawatiran lo sekarang akan sirna bersama jalannya waktu. Gw jamin itu.” gw tersenyum menatapnya.

Ara memandangi gw dengan sayu dan matanya sembab. Tapi akhirnya secercah senyuman mulai tampak di wajahnya yang cantik itu. Dia tersenyum sambil menghapus sisa-sisa air matanya.

“nyebelin...” katanya sambil tersenyum lucu dengan suara parau. Dia masih mengusap-usap jejak air matanya.

Memandanginya seperti itu, justru gw yang mematung. Bibir gw tetap menyunggingkan senyum, tapi pikiran gw melayang-layang. Gw membayangkan kelak nanti tiba waktunya gw harus berpisah dengannya, dengan cara apapun itu, dan dengan kondisi apapun, gw harus bisa menerimanya. Dan gw harap dia juga bisa menerimanya. Meskipun gw yakin ga ada satupun diantara kami yang berharap detik-detik itu akan tiba.

Gw menatapnya, di setiap lekuk wajahnya. Senyumannya yang unik dan selalu spesial bagi gw. Setiap helai ikal rambutnya, merupakan pemandangan terindah bagi gw. Suaranya yang melengking dan terkadang berdenging di telinga gw, merupakan satu harmoni melodi yang menghiasi hidup gw. Setiap hembus nafasnya, setiap kedipan matanya dan di setiap gerakannya, adalah salah satu alasan utama kenapa gw harus selalu bersyukur setiap harinya. Semua yang ada di dalam dirinya, membuat gw rela memberikan apapun yang gw miliki kepadanya. Hati dan hidup gw.

Di tengah cericip burung yang menghiasi matahari pagi itu, gw menyadari bahwa berkesempatan mengenal Ara adalah hal terbaik yang pernah ada di hidup gw.

Dunia Yang SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang