chap 08

6 1 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Haiii maaf ya lamaa soal nya autor abis ulangannnn

08

_Kringg... Kriingggg...._

Bel pulang sekolah berbunyi.
Saat ini Rasya sedang berjalan menuju kelas IPA XI, ia menepati janjinya untuk pulang bersama Lia.

---

"Bersiap, memberi salam."

"Terimakasih Buu..."

Seluruh murid berhamburan keluar kelas.
Lia melihat Rasya sedang menunggu dikelasnya.

"Nunggu lama?" Tanya Lia kepada Rasya.

"Engga" Jawabnya.

.

"Mendung" Ucap Lia mendongak melihat langit yang gelap itu.

"Yaudah ayo buruan pulang" Ucap Rasya sambil memakaikan helm untuk Lia.

Lia mengangguk lalu naik ke motor Rasya.

"Pegangan"

🏍️💨

"Gerimis"

"Mau turun dulu?" Tanya Rasya

"Hah?" Lia mendekatkan telinganya

"Gerimis, Lu mau turun dulu??" Tanya Rasya dengan suara yang lebih keras.

"Serah"

Tiba-tiba hujan turun dengan lumayan deras.

"Turun dulu woyy, ujan." Ucap Lia

Rasya membelokkan motor nya ke salah satu halte.

Mereka pun meneduh di halte, menunggu hujan reda.

Rasya memberikan jaketnya pada Lia.

"Ehh?"

"Biar lo ga kedinginan." Ucap Rasya menatap Lia.

"Thanks"  Ucap Lia tersenyum kepada Rasya.

"Eh, Btw kayanya gua bawa jas hujan"

"Bentar, gua mau cek jok motor dulu."

"Oke"

Rasya pun menghampiri motor nya yang terparkir di depan halte. Mencari jas hujan yang sepertinya ia bawa.

Pada saat itu juga, ada suara motor yang mendekat ke arahnya.

Orang itu memarkirkan motornya di depan motor Rasya, lalu membuka helmnya.

"Lah, lo ngapain kesini? Tanya Rasya pada orang itu.

"Lo ga liat kalo ujan?" Ucap orang itu sambil menatap sinis Rasya.

Rasya tidak menjawab perkataan orang itu, ia menghampiri Lia yang sedang melamun di kursi halte.

"Hei, jangan bengong." Ucap Rasya sambil menepuk pundak Lia pelan.

"Ayo pulang, hujannya udah mulai berhenti. Gua bawa jas hujan, lo pake ya. " Lanjutnya.

"Terus lu gimana??"

"Gua gapapa."

Lia membuka jaket Rasya yang ia pakai.

"Yaudah kalo gitu, lo pake ini." Ucap Lia sambil menyodorkan jaket ke Rasya.

"Gaus-" Ucapan Rasya terpotong.

"Kalo lo ga mau pake, gue juga ga mau pake jas hujan nya."

"Ko gitu?"

"Mangkanya pake"

"Iye iye" Ucap Rasya pasrah, lalu memakai jaketnya.

"Gue duluan." Pamit Rasya pada lelaki yang sedari tadi hanya melihat tingkah mereka berdua.

"Loh, Angkasa?" Kaget Lia.

"Dari kapan lo berdiri disitu?"

Yang ditanya hanya diam saja.

"Ayo pulang woy" Ucap Rasya kepada Lia.

"Gue duluan, babay." Pamit Lia ke Angkasa.

Lia pun berlari kecil menghampiri Rasya, lalu naik ke motor.

"Ck.. apa yang gue pikirin seharusnya gue gak kesini, sepertinya memang ada hubungan diantara mereka."

Begitulah ucapan-ucapan yang keluar dari mulut Angkasa.

Angkasa memakai helm dan menaiki motornya lalu pergi dengan kecepatan di atas rata-rata.

-----

Setelah kejadian itu, sekarang Rasya dan Lia sedang perjalanan untuk pulang.

"Rumah lo dimana?" Tanya Rasya dengan suara yang sedikit kencang.

"Di gang melati hijau, komplek slebew." Jawab Lia.

"Ohh" Rasya menganggukkan kepalanya.

"Lumayan jauh dong sama rumah gue." Ucapnya lagi.

"Kenapa?"

"Ga, kali-kali aja gitu berangkat bareng." Ucap Rasya pelan.

"HAH? Lo ngomong apa? Ga kedengeran anjirr." Ucap Lia yang emang ga kedengeran.

"Ga, ga jadi"

"Rumah Lo yang mana?" Tanya Rasya.

"Itu tuh, yang warna putih." Jawabnya.

"Yang mana? Rumah warna putih banyak."

"Ehh iya. Hehehe..."

Rasya menggeleng-geleng kan kepalanya.

"Maksud gue itu tuh, yang nomer 43"

Mereka pun berhenti di salah satu rumah yang katanya itu rumah Lia.

"Makasih ya udah nganterin gue." Ucap Lia.

"Iya, santai aja."

"Mau mampir dulu ga?" Tanya Lia.

"Ga dulu deh, ga enak sama ortu lo. Lagipula gue juga udah ada janji sama temen." Jawab Rasya.

"Oh gitu ya, yaudah thanks ya."

Rasya mengangguk dan melajukan motornya keluar dari pekarangan rumah Lia.






thanks ya babayyy

musuh ku adalah sahabat masa kecil kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang