Nama nya Anantha Grizellyn, ia biasa di panggil Ana, seorang gadis yang duduk di bangku kelas 10-IPA, cukup terkenal diantara teman-teman nya, hidup di tengah keluarga yang Cemara membuat beberapa orang iri pada nya.
"Na, bangun." Rossa mencoba menggerakkan tubuh putri sulungnya dengan lembut.
"Lima menit lagi bun," Anantha menarik selimutnya dengan kencang. "Udah jam delapan loh, kamu mau sekolah jam berapa lagi?" Anantha yang baru saja ingin melanjutkan mimpi indah nya kini bangkit dari tempat tidur nya. "Kok bunda gak bangunin Nana sih?" Tanpa pikir panjang Anantha langsung berlari menuju kamar mandi dengan sangat cepat. Rossa yang melihat perilaku Anantha hanya tersenyum tipis.
Nama nya Anantha Grizellyn ia biasa dipanggil dengan sebutan Ana seorang gadis yang baru saja lulus dari sekolah menengah pertama, hari ini adalah kali kedua nya menginjakkan kaki di SMA negeri. Begitu banyak ekspetasi Ana di saat masuk SMA, tetapi ekpektasi itu seakan pecah berkeping-keping ketika menyadari bahwa ia telah melakukan kesalahan di hari pertama masuk sekolah.
"Nana sarapan dulu!" Teriak Rossa kepada Ana yang sedang sibuk memasang sepatu hitam nya.
"Nanti Ana sarapan di sekolah aja Bun, Sekarang yang penting ayah dimana? Ana udah telat ini." Ia mengambil tas ransel yang sudah di siapkan sejak tadi malam, "kan ayah kerja, kamu sih katanya gamau di anterin." Menatap wajah anak perempuan nya yang sekarang tumbuh besar adalah kebahagiaan tersendiri bagi Rossa.
Rossa membenarkan rambut Ana yang bahkan masih kusut, "Nana jangan lupa makan ya." Pesan Rossa mengecup kening Ana dengan hangatnya.
"Iya Bunda, tenang aja." Senyuman yang keluar dari mulut Ana terlihat sangat cantik dengan gigi gingsul nya.
bayangan Ana pergi berlalu begitu cepat, Rossa masih saja tersenyum menatap pergi nya Ana.
--
Ana sedang berlarian menuju sekolah, dengan napas yang terengah-engah, degup jantung yang berdetak kencang. "Kalau tau bakalan terlambat gini, gak bakalan begadang malam tadi." Keluh Ana dengan suara yang pelan,
Ana terhenti ketika melihat gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat, "misi pak, boleh bukain gerbang?" Ucap Ana mengetuk pintu pos satpam.
"Kamu perhatikan ini sudah jam berapa? Berapa banyak mapel pelajaran yang kamu lewatkan. Tunggu ... Kamu murid baru?" Satpam itu menarik keningnya, hingga membuat kerutan diwajahnya terlihat sempurna, "saya murid baru, maaf pak saya berjanji tidak mengulangi kecerobohan saya," tutur kata Ana seakan memelan, ia menundukkan kepalanya, raut wajah Ana sangat murung.
"yasudah, cepat masuk." Satpam itu membukakan gerbang, Ana masih saja menunduk, ia menyesali perbuatannya.
Ana bergegas mencari kelas X MIPA 1, dia mengetuk pintu dengan pelan berharap tidak dimarahi, "permisi Bu ... Maaf saya terlam—"
"Kenapa kamu terlambat, kamu ketinggalan banyak mapel di hari pertama sekolah." Lidah Ana seakan kaku, tidak bisa berkata apapun. "Pergi hormat pada tiang bendera hingga istirahat." Perintah Bu Ririn dengan keras, semua orang menatap tidak suka terhadap Ana, perasaan nya campur aduk, ingin menangis, tetapi sangat tidak mungkin jika menangis di tengah banyak orang seperti ini.
Matahari tepat di atas Ana, yang membuat Kepala Ana seakan berputar-putar tidak karuan, penglihatan nya mulai buram, badan nya sudah tidak sanggup untuk berdiri lebih lama, hingga pada akhirnya ia roboh di tengah lapangan sekolah, tidak ada yang membantu nya sama sekali. Semua terlihat acuh dengan Ana.
Tidak lama dari itu, ada seorang laki-laki yang berjalan menuju perpustakaan sekolah sambil menenteng buku kesukaan nya. Melihat Ana yang sedang tergeletak di tanah, ia langsung menghampiri kearah Ana. Menggendong Ana menuju UKS, semua orang menatap laki-laki bernama Geo itu dengan tatapan tidak suka. "Kenapa sih Geo mau gendong
tu murid baru." Cibir siswi-siswi yang memperhatikan Geo."Permisi Bu. ada yang pingsan," lontar Geo yang membuat penjaga UKS langsung mengambil peralatan, walaupun sekolah nya jarang terkenal, tetapi peralatan di sekolah ini sangat tercukupi kebutuhannya.
"Dari kelas berapa ini Geo?" Tanya Bu Henny dengan spontan.
"Saya gak tau Bu, saya lihat dia pingsan di tengah lapangan, jadi langsung saya gotong ke UKS." Bu Henny mengangguk paham dengan ucapan Geo, "kalau kamu tidak keberatan, mohon tunggu dia sampai sadar, ibu ada kesibukan lain, ibu minta tolong ya Geo," cakap penjaga UKS, dengan cepat ia keluar dari ruangan penuh obat itu.
25 menit kemudian
"Lo siapa!" Teriak Ana menatap asing dengan Geo.
Geo yang masih memegangi buku fiksi karya Tere Liye itu tersenyum tipis saat mendengar suara dari Ana, "gue Geo, Geovano Jendra Andromeda dari kelas sebelas, Lo?" Ana masih saja menatap Geo, "Anantha Grizellyn, dari kelas sepuluh."
"Gila ni cowo cakep banget anjir!" Teriak ana dalam hati.Ternyata Anantha yang diomongin murid-murid itu Lo.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARASHKA.
Teen FictionNama nya Anantha Grizellyn, seorang gadis yang baru saja lulus dari sekolah menengah pertama, sialnya disaat pertama kali masuk sekolah menengah atas, ia terlambat sehingga Ana harus dihukum berdiri menghadap tiang bendera. --- "Jadi dia Anantha yan...