2. Lomba Terakhir

103 12 14
                                    

Author notes :

Tinggalkan jejak temen-temen sebagai readers dengan tekan bintang dan berikan komentar baik dan santun!! terima kasih!!

(Del Luna)

***

Happy reading

.·:*¨༺ ༻¨*:·.

Matahari mulai timbul dari arah timur, pagi mulai bekerja. Kehidupan pun sudah di sibukkan dengan aktivitas masing-masing sejak dini hari tadi.

Ujian sekolah akhirnya tiba.

Hari senin, hari pertama ujian sekolah. Pagi ini diruang ujian 09, suasana ruangan di sibukkan dengan kegiatan masing-masing, ada yang sibuk bermain game bersama temannya, sibuk bercanda saling menjahili satu sama lain, adapula yang tekun melanjutkan belajar.

Nadin yang juga frustasi dengan ujian hari ini tapi tetap belajar di ruang ujian dengan raut muka stress.

Aku? Aku membuka kembali buku catatan sekedar kembali mengingat point point penting yang mungkin akan keluar di soal ujian nanti.

Pukul tujuh pas bell masuk berbunyi nyaring, menandakan ujian akan segera dimulai.

"Semua sudah di dalam? Atau masih ada yang diluar?." Tanya Guru pengawas membuat ruangan hening sejenak.

"Tidak ada Bu, semua sudah di dalam."Jawab Vanila, ketua kelas.

"Kalau begitu kita mulai saja ujian mata pelajaran pertama, matematika bukan." Seraya membagikan kertas ujian ke setiap bangku.

"Waktu pengerjaan cukup lama, dua jam. Jadi kerjakan dengan baik tidak tergesa-gesa, setelah selesai periksa kembali sebelum dikumpulkan, selamat mengerjakan." Lanjut guru pengawas setelah selesai membagikan kertas ujian dan kembali duduk di mejanya.

"Siap Bu, terima kasih".

Semua siswa mulai larut dengan kertas-kertas ujian dan kertas kotretan masing-masing, suasana kelas hening hanya terdengar samar-samar helaian kertas yang dibalikan.

Posisi tempatku duduk berada paling depan pojok paling kiri, aku hanya perlu menengok ke arah kanan, aku bisa melihat hampir seluruh teman-temanku.

Aku pun bisa melihat Vanila yang mencontek di barisan ke empat di belakangku. Dia pintar, patut diakui dia memang pintar, pula pintar dalam mencontek.

Banyak sekali akalnya agar bisa mencontek, seperti sekarang, seluruh tas dan ponsel di kumpulkan di depan tapi dia menyimpan satu buku catatan di sela-sela pahanya. Pintar bukan?

Vanila sungguh menyebalkan.

Baiklah aku sudah lelah melaporkan tindakan dari Vanila yang senang menyontek, dia tidak pernah jera dengan teguran dari siapa pun. Bahkan sudah aku sampaikan pada wakil kepala sekolah.

'Fokus saja pada dirimu Jihan, raih nilai terbaik.'

Aku berusaha meyakinkan pada diri sendiri.

Satu jam setengah suasana kelas mulai samar-samar terdengar perbincangan dari pojok kanan paling belakang.

Tanpa menunggu lama lagi ruangan mulai di penuhi oleh canda tawa dari teman-teman lainnya yang mungkin sudah selesai.

"Sudah selesai semua?." Tanya Guru pengawas yang sadar keadaan ruangan tak lagi hening.

Serempak menjawab "Sudah Bu." lalu ada yang bersuara berbeda "Kapan istirahatnya Bu?." itu Rafa. Si mood boster kelas.

Memeluk Rasa SakitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang