"paman iroh! tunggu sebentar" ucap seorang gadis dengan tergesa gesa menyusul sang kakek tua yang siap menaiki kapal,tangannya menggenggam erat tas yang sudah dia bawa sejak berlarian tadi.
melihat itu iroh langsung berhenti dari langkahnya dan memilih merentangkan tangannya,siap menangkap tubuh mungil itu didekapannya "oh nak,kenapa kau menyusulku?" pluk dengan erat iroh mendekap tubuh itu,sedikit terdorong kebelakang karna tenaga larian anak itu cukup kencang tadi,tangan besarnya lembut mengelus surainya sambil tersenyum dan menghela nafas panjang melihat senyuman gadis itu lebih lebar darinya
"hehe,apa aku boleh ikut?lihat paman,aku sudah mempersiapkan semuanya kumohon kumohon aku ingin ikut paman aku juga ingin berpetualangan bersama zuko!"
penuh semangatnya dengan riang mengucapkan kata ingin berpetualangan bersama,tau betul kalau mereka ingin mencari sosok penting yang menghilang dan para kelompok api mengincarinya bertahun-tahun tapi tak ada tanda tanda sosok itu muncul.
tapi semangatnya langsung patah saat melihat 'orang' yang dia sebut dengan penuh semangat itu muncul dari belakang tubuh paman iroh,matanya memicing dengan ganas melepaskan tubuh anak itu dari pelukan iroh. "ini bukan permainan,dasar anak kecil. pergi atau kau kubakar" tangannya sudah berkobar api,memandangi gadis itu dengan nafas yang terengah-engah marah,tentu melihat itu iroh langsung memukul lengan zuko,lagi dan lagi dia tidak dapat mengontrol emosinya
"tenanglah zuko" raut wajah iroh penuh kecemasan langsung menyembunyikan anak itu dibelakang tubuhnya,tentu menyadari kemarahan zuko disebabkan olehnya membuatnya gemetar takut,ucapan zuko hampir menguasai pikirannya tapi untungnya iroh yang sadar akan ketakutan itu langsung menepuk kepalanya mencoba menenangkannya dengan senyuman
"tidak perlu takut,dia hanya tidak dapat mengontrol emosinya kau tau itu" ya bukan hanya kali ini dia dibentak oleh zuko tentunya sudah hal biasa tapi tetap saja itu menakutkan,mendengar ucapan iroh [name] hanya menundukkan pandangannya lalu mengangguk pelan mencoba untuk mengerti emosi zuko
menyadari moment itu zuko tak diam dia mendecih,meremehkan pemandangan yang dia liat dan langsung mengerutkan alisnya memandangi paman iroh "apa sekarang paman ku ini sedang membela gadis kecil yang tak tahu asalnya ini?siapa dia paman! aku bahkan tidak tau siapa dia dan kenapa dia harus ikut dan menganggap pencarian kita sebagai petualangan?memangnya ini semacam permainan kanak-kanak?tidak. usir dia cepat paman,aku tidak akan membiarkannya ikut"
suaranya meninggi lagi dan lagi membentak orang yang lebih tua darinya,dia menatap sinis kearah [name] dan memandangi nya atas sampai bawah lalu tertawa menyungging benar-benar sedang meremehkan [name]
"zuko,dia punya informasi tentang avatar dia sudah banyak mencari informasi informasi avatar sebelumnya,kita bisa memanfaatkannya,tolong pikirkan itu"
[name] mengangguk dengan cepat setuju akan ucapan paman iroh,menatap zuko dengan tatapan takut takut sebelum merogoh tasnya mencari sesuatu,setelah beberapa detik mencari perlahan mengeluarkan sebuah buku dan perlahan mendekat kearah zuko sambil sedikit menyodorkan buku itu kearahnya
"aku akan memberikan buku ini,buku ini isinya sudah kuberikan semua data data avatar dan aku juga menggambarkan wajah wajah mereka! tapi kumohon pangeran zuko,ajaklah aku,aku juga ingin mencari avatar yang hilang itu"
mata zuko lagi dan lagi memicing curiga dengan gadis sebatas dadanya ini,tapi cukup tertarik dengan tawarannya,dia menoleh kearah paman iroh seolah meminta keputusan dan tentu saja iroh langsung mengangguk mengisyaratkan bahwa zuko harus menerima tawaran itu. Melihat isyarat itu awalnya zuko mendengus kesal memalingkan wajahnya dari iroh dan [name] setelah itu dengan kasar merampas buku itu dari tangan [name] membuat sang gadis terlonjak kaget tapi tetap berusaha tenang memundurkan langkahnya untuk sedikit menjauh dari zuko
KAMU SEDANG MEMBACA
𒅒 𝗢𝗨𝗥 𝐅𝐈𝐑𝐄 𝗡𝗔𝗧𝗜𝗢𝗡
Fantasyzuko x reader 𝗶𝗻𝗶𝗹𝗮𝗵 𝗸𝗶𝘁𝗮,𝗷𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝘂𝗻𝗷𝘂𝗸𝗸𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗹𝗮𝘀 𝗸𝗮𝘀𝗶𝗵𝗮𝗻 𝗸𝗮𝗿𝗻𝗮 𝗶𝘁𝘂 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘀𝗲𝗯𝘂𝗮𝗵 𝗸𝗲𝗹𝗲𝗺𝗮𝗵𝗮𝗻.𝗠𝗲𝗺𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗮𝗸 𝗺𝘂𝗱𝗮𝗵 𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗸𝗶𝘁𝗮 𝗵𝗮𝗿𝘂𝘀 𝘀𝗲𝗽𝗲𝗿𝘁𝗶 𝗶𝘁𝘂! 𝗷𝗮�...