6.0

817 55 14
                                    


Suara riuhnya para murid yang memenuhi kelas perlahan-lahan mulai menghilang dan menyisakan beberapa orang saja disana menunggu jonin pembimbing mereka menjemput.

Hanya tersisa 4 tim yang tengah menunggu dengan bosan bahkan yang sampai tertidur saking lamanya menunggu.

SRETT! !

mereka serempak menoleh takala mendengar suara pintu kelas yang digeser lalu tampak lah dua orang jonin yang satu wanita dan satunya seorang pria dengan sebatang rokok yang bertengger dimulut nya.

"Aku Sarutobi Asuma, jonin pembimbing tim 10 , bagi yang merasa ikuti aku sekarang" ucapnya tampa basa basi lagi trio ino-shika-cho itu mengangkat tangannya lalu beranjak dari sana.

"Kami pergi dulu minna " pamit Choji pada mereka yang tersisa.

"Matane jidat " seru ino pada sakura yang dibalas anggukan oleh gadis musim semi itu .

"Aku duluan " Shikamaru berdiri menepuk bahu Naruto dan Menma sebelum pergi dari kelas.

"Aku Kurenai, jonin pembimbing tim 8 , bagi yang merasa tim itu kutunggu dilapangan latihan 8 , sampai jumpa " ucapnya setelah itu pergi dengan bersunshin .kiba, Hinata dan shino juga beranjak dari sana dan tak lupa berpamitan pada mereka yang masih tersisa didalam kelas yang kini hanya ada tim 6 dan tim 7.

Naruto menatap kearah pintu kelas lantas tersenyum tipis mengingat dulu ia pernah menjahili jonin mereka ,diwaktu pertama kali bertemu, ahh rasa itu cukup menyenangkan walaupun juga terasa menyebalkan karena membuat mereka menunggu lama. Ia merenggangkan tubuhnya , menghela kan napas sejenak mencoba untuk tetap santai karena ia tau ini bakalan lama, matanya menatap kearah langit biru nan indah seperti warna matanya namun tersirat sebuah kerinduan disana.

'Aku jadi merasakan Dejavu lagi, minna bagaimana kabar kalian disana, kuharap kalian baik baik saja, aku jadi merindukan kalian '

Menma sedari tadi memperhatikan apa yang dilakukan Naruto seketika menatap pemuda itu dengan sendu, ia melihat bagaimana arti tatapan Naruto saat ini, anak itu pasti sedang merindukan dunianya mengingat Naruto pernah menceritakan masa lalu nya , ia jadi tahu.

Meskipun sering tersenyum dan terlihat bahagia kadang-kadang Menma sering menemukan nya melamun dan tak terkadang mata sebiru langitnya menatap kosong , ia akui Naruto memang pandai dalam menutupi hal itu seolah-olah ia memang sudah terlatih bagaimana ia tersenyum terlihat begitu alami tampa mereka ketahui bahwa anak itu sedang menutupi kesedihan nya.

Naruto menghela kan napas, kejadian itu kembali terulang, masa -masa yang membuat nya begitu kesal dengan joninnya sendiri, bagaimana tidak hampir tiga jam mereka menunggu tapi tidak ada satu pun yang muncul bahkan Suigetsu, karin, dan sakura sedari tadi menggerutu tiada henti karena jonin mereka juga tidak datang.

"Astaga yang benar saja ini hampir tiga jam dan mereka belum ada satupun yang datang " kesal Menma juga lelah sedari tadi menunggu namun tidak ada siapa pun dari jonin nya yang datang.

Naruto beranjak dari tempat duduknya mengambil penghapus papan tulis lalu menyelipkan nya diantara pintu geser, merasa kurang ia memanggil Suigetsu untuk membuat jebakan yang lainnya tak lupa meminta tolong pada Sai yang dengan polosnya juga menuruti hal itu lantaran terlalu lelah juga.

Meski ia telah berada di dimensi bedapun sifat jahilnya tidak akan pernah hilang, Naruto tetap lah Naruto si bocah tukang buat onar yang selalu membuat siapa pun kesal akan tindakan nya itu.

Setelah menyelesaikan jebakan mereka, keduanya kembali duduk dengan santai nya menghiraukan gelengan dari Sasuke dan Menma akan hal itu namun juga mendukung rencana Naruto juga, setidaknya sedikit berbalas dendam akan keterlambatan jonin mereka tidak papa kan?.

NARUTO:DIMENSIONS TRAVELLER    Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang