Zena datang dengan motor ninja hitam miliknya, di sana pun ada inti Ravloska dengan teman-teman Zena. Mereka saling melirik, terkecuali Gevran. Ia bergegas menghampiri Zena tanpa melirik teman-temannya.
"Lo ngaku aja deh, ada hubungan apa lo sama Albert?" tanya Gevran tiba-tiba.
Zena terkejut, begitu pun teman-temannya yang lain. "Gue kira lo mau minta maaf karena masalah kemarin, eh malah nuduh lagi." Ucapnya.
Jayden memperhatikan motor Zena, "ini kan motor Albert,"
"Apaan sih? Lo kira yang punya motor kayak gini cuma si Albert doang? Aneh semua cowok lo pada." Ketus Zena, menatap teman-temannya.
Zena pun pergi begitu saja dari hadapan mereka, sedangkan Jayden dan yang lainnya masih memperhatikan motor milik Zena. "Tapi Gev, motor mereka nggak persis banget loh. Ini si Zena nggak ada stiker apa-apa di motornya, kalau pun di copot kan pasti ada bekasnya, ini nggak ada." Jelas Jayden, si paling mengerti motor.
"Udah lah, gue mau kejar Zena dulu, jangan cuma karena ini pertemanan kita renggang." Ucap Irene, berjalan meninggalkan mereka.
"Eh, tunggu," ujar Agnes, menyusul Irene dengan teman-temannya.
"Keterlaluan nggak sih kita? Terus-terusan nuduh Zena, padahal apa yang di bilang Zena benar loh, emang cuma Albert doang yang punya barang-barang kayak gini." Ucap Arvino, si paling dewasa.
"Nanti istirahat kita minta maaf ya," tutur Arthur. Mereka pun berjalan masuk ke dalam sekolah.
🏍️🏍️
"Zen, gue minta maaf ya atas perlakuan mereka, mereka khawatir kalau ada mata-mata di sekolah ini karena bisa membahayakan mereka juga kan." Ucap Irene, yang kini duduk di sebelah Zena.
"Gue baru aja mau percaya sama mereka Ren, ini salah satu alasan gue nggak pernah mau gabung sama mereka." Balas Zena, fokus dengan handphonenya.
"Gue minta maaf ya," tutur Irene.
"Bukan salah lo Ren, yang harusnya minta maaf kan mereka." Jawabnya.
Agnes, Clara dan Alea pun sampai di kelasnya dan menghampiri Zena juga Irene. "Zen, sorry ya," ucap Alea.
"Selamat pagi anak-anak," sapa perempuan setengah paruh baya, ia adalah Ibu Sisi.
"Kalian nggak dengar bel?" tanyanya kepada Zena dan teman-temannya.
Mereka semua pun terkekeh, "maaf bu,"
🏍️🏍️
"Zena mana?" tanya Arvino. Mereka kini sedang di kantin, begitupun Agnes, Irene, Clara dan Alea.
"Tadi di panggil ke ruang OSIS sama Pak Milky," jawab Agnes.
"Gue udah minta maaf tadi, yang gue lihat sih dia kecewa sama kalian. Dia baru aja mau percaya sama kalian, malah ada masalah kayak gini." Ucap Irene.
"Nanti pulangnya kita minta maaf ke dia," ujar Gevran.
"Sayang, nanti pulangnya mau ikut ke basjok?" tanya Kenzo kepada Agnes.
Agnes mengangguk. "Boleh,"
"Eh, gue dengar si Albert lagi nggak ada di sini," ucap Arthur.
"Kata siapa? Ke mana dia?" tanya Jayden.
"Itu dari anak-anak, katanya si Albert lagi ikut bokapnya ke luar negeri." Jawab Arthur.
"Aman dong?" tanya Clara.
"Belum tentu, bisa aja si Albert suruh wakilnya itu si El buat nyerang kita, tetap harus waspada." Balas Arvino.
Tak lama, bel masuk pun berbunyi. Mereka pun kembali ke kelasnya masing-masing.
🏍️🏍️
Kini, Zena sedang berada di parkiran dekat motornya, ia duduk di atas motornya sambil melihat sekelilingnya.
Seseorang mengulurkan tangannya. "Gue minta maaf,"
Saat Zena menengok, ternyata itu adalah Gevran dan teman-temannya di sebelahnya. "Sorry Zen," tutur Regan.
"Tunggu bentar," balas Zena. Tiba-tiba, seseorang datang dengan motornya, ia memakai jaket hitam persis dengan yang di foto waktu itu.
Ia turun dari motornya dan melepas helm di kepalanya. "Kenapa dek?" tanyanya kepada Zena.
"Kenalin ini Jordan, Abang gue." Ucap Zena memperkenalkan.
"Gue Jordan," ucap Jordan, mengangguk.
Semuanya memperhatikan Jordan dari atas sampai bawah, mereka juga memperhatikan jaket yang di pakai Jordan.
"Sama kan sama yang kalian curigai? Jaket yang di pakai di foto itu bukan jaget Revlas kan? Udah jelas kan kalau gue nggak ada hubungan apa-apa sama Albert?" tanya Zena.
"Ada apa sih?" tanya Jordan, heran.
"Mereka curigai gue, katanya gue mata-mata geng motor Revlas, karena katanya lo mirip sama ketuanya." Jawab Zena.
"Gue dan yang lainnya minta maaf Zen, Bang, kita salah." Ujar Gevran.
"Sorry Zen, kita udah nuduh lo. Sorry juga Bang, udah ganggu waktu lo." Tutur Kenzo.
Jordan mengangguk. "Santai aja, Adek gue baik kok, nggak mungkin dia gabung sama geng motor itu." Ucap Jordan.
"Lo mau balik dek?" tanyanya.
Zena mengangguk. "Gue mau ke toko buku dulu, lo duluan aja."
"Ya udah gue pulang duluan ya, lo hati hati." Tuturnya.
"Gue duluan ya," sambungnya.
"Makasih ya Bang," tutur Regan.
"Gue juga duluan ya, bye." Ucap Zena, menaiki motornya.
Mereka pun pergi dari area sekolah.
"Emang benar-benar mirip sih sama si Albert," ucap Arthur.
"Udah yuk ke Basjok," ajak Jayden.
🏍️🏍️
Jordan dan Zena keluar dari area sekolah, namun mereka berbeda arah.
Dari ke jauhan ada 3 orang yang memakai jaket Revlas, salah satunya adalah El.
El melirik Zena, mengkode teman-temannya. Mereka bertiga pun menaiki motornya dan berjalan di belakang Zena.
🏍️🏍️
Akhirnya ke salah pahaman antara Zena dan inti Ravloska sudah selesai.
Tapi, sepertinya akan ada masalah baru.Jangan lupa vote+komen yaa!
nanaa.nrnr on instagram
KAMU SEDANG MEMBACA
gevena
Teen Fiction🏍️🏍️ Gevran Nathaniel, atau yang biasa di sapa Gevran. Cowok berandalan di SMA ANGKASA yang juga ketua geng motor ternama di Jakarta, RAVLOSKA. Baginya ravloska adalah rumah kedua. Walaupun sifatnya keras, Gevran memiliki jiwa solidaritas yang ti...