5. Hilangnya Zena

14 2 0
                                    

Zena sampai di toko buku dan segera mencari buku yang ia ingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zena sampai di toko buku dan segera mencari buku yang ia ingin. Setelah ketemu, ia pun langsung membayarnya.

"Ini ya," ucap Zena, memberi uangnya.

Lalu, ia pun keluar dari toko tersebut. Tiba-tiba, mulutnya di tutup oleh kain dari belakang. Zena berusaha memberontak, namun, tangannya di pegang erat.

Akhirnya, mereka pun membawa Zena menuju basecamp nya.

🏍️🏍️

"Kalian mau nya apa sih?" tanya Zena, dengan tangan dan kakinya yang terikat.

El tertawa licik, ia pun segera keluar dari ruangan itu dan mengunci pintu tersebut.

"Gue harus telfon Bang Jordan, tapi handphone gue ada di tas." Ucap Zena dalam hatinya. Ia pun melihat sekitar, hingga pandangannya ada pada tangan kanannya.

"Jam, gue bisa telfon Bang Jordan lewat jam ini. Untung aja tangan gue diikat di depan, jadi gue lebih mudah buat bukanya." Ucapnya.

Ia pun berusaha mendekatkan mulutnya pada jam nya, hingga ia pun berhasil menekan telfon. Telfon itu tersambung, namun, tiba-tiba saja jam nya mati.

"Agh, kenapa harus mati sih?" tanyanya kesal.

🏍️🏍️

"Zena? Kenapa telfon lewat jam nya?" tanya Jordan, heran.

Ia pun menelfon Zena kembali di handphonenya, namun, tak ada jawaban apapun dari nya. Jordan melihat jam dinding di kamarnya, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam.

"Kok Zena belum pulang? Dia nggak mungkin selama ini kan ke toko buku? Jangan-jangan terjadi sesuatu sama Zena?" ujarnya panik. Dengan cepat, ia mengambil jaket dan kunci motornya, ia pun keluar dari kamar dan akan pergi ke luar.

Kini, Jordan sudah berada di depan toko buku langganan Zena. Tak ada Zena di sana, namun, Jordan melihat ada motor ninja hitam terparkir di sana. "Itu kan motor Zena, tapi Zena nya ke mana?" tanyanya dalam hati.

Ia pun masuk ke dalam toko buku itu, ia mencari ke semua sudut toko, tetap saja Zena tidak ada.

"Mbak, tadi lihat ada anak SMA rambutnya di kuncir satu trus tingginya se pundak saya, nggak?" tanya Jordan pada pegawai di sana.

Pegawai itu menggeleng, menandakan tidak. Namun, ada salah satu dari mereka yang mengangguk. "Pakai jaket hitam ya, Mas?" tanyanya.

Jordan mengangguk. "Oh tadi memang ke sini, tapi udah keluar dari satu jam yang lalu kok." Ucapnya.

Jordan tambah panik mendengarnya, "Mbak, saya boleh lihat CCTV? Adik saya sampai sekarang belum pulang, tapi motornya masih terparkir di depan." Ucap Jordan, meminta izin.

"Maaf banget, kebetulan CCTV kami lagi bermasalah." Ucapnya.

Jordan berdecak kesal, ia pun bergegas keluar dari toko. "Makasih,"

Jordan berdiri tepat di samping motor Zena, ternyata, tas Zena ada di atas motornya. Jordan segera membuka tas tersebut, ia melihat ada handphone Zena di dalam. Ia pun mengeluarkan handphone itu dan membukanya, ia mencari nomor teman-teman Zena.

Sampai ia pun menemukan nomor milik Agnes, dengan cepat ia menelfonnya.

"Halo," sapa Jordan.

"Eh, Bang Jordan, ada apa?" tanya Agnes.

"Zena lagi sama lo nggak?" tanya Jordan.

"Zena? Enggak, tadi kan dia udah pulang duluan, emangnya nggak ada?" balas Agnes.

"Sebentar deh, aku tanya sama yang lain." Sambungnya.

"Kalian ada yang lihat Zena nggak? Ini Abang nya telfon gue, katanya Zena nggak ada."

"Sini coba telfonnya,"

"Halo Bang, ini gue Gevran, Zena kenapa?" tanya Gevran, mengambil alih telfonnya.

"Zena nggak ada, cuma motor dan tasnya aja yang ada di depan toko buku, sayangnya CCTV nya bermasalah jadi gue nggak bisa lihat Zena kemana." Jelas Jordan.

"Kalau nggak gini aja, lo sekarang ke rumah Jayden, kita cari bareng bareng. Nanti gue sharelock," ucapnya.

🏍️🏍️

"Ceritanya gimana?" tanya Jayden kepada Jordan yang kini berada di rumahnya.

"Gue tiba-tiba di telfon sama Zena lewat jamnya, di situ gue baru sadar kalau Zena belum pulang-pulang. Ya udah gue samperi ke toko bukunya, tapi dia nggak ada." Jawab Jordan.

Handphone Gevran pun berdering, ternyata itu dari El.

"Kenapa lo?" tanya Gevran, ia menyalakan speaker pada handphonenya.

"Lo pasti lagi nyariin cewek baru di geng lo itu, kan?" tanya El.

"Bangsat, lo kemanain dia?" tanya Gevran, emosi.

El tertawa, "kalau lo mau dia selamat, lo harus ngaku kalah dari Revlas."

Gevran pun menutup telfonnya. "Siapa?" tanya Jordan.

"El, wakil ketua Revlas." Jawabnya.

"Gimana ini, Gev?" tanya Kenzo.

"Suruh anak-anak siap-siap," perintah Gevran.

🏍️🏍️

Setelah Gevran menutup telfonnya, tak berapa lama Albert pun menelfon nya.

"Lo sekap siapa? Siapa yang suruh lo sekap orang?" tanya Albert.

"Anak baru di Ravloska, kenapa?" tanya El.

"Masih nanya lagi kenapa? Gue nggak pernah suruh lo sekap orang ya, lo kalau mau kalahi Ravloska pakai cara yang fair." Ucap Albert.

"Kembaliin dia, nggak usah pakai cara kayak gini." Perintahnya.

El membuang napas kesal. "Iya-iya,"

El pun menutup telfon itu dan berjalan masuk ke ruangan tempat Zena. Ia menghampirinya dan melepas ikatannya tanpa berbicara apa pun. "Beruntung lo kali ini," ucapnya.

🏍️🏍️

Jangan lupa vote dan komen yaa!

nanaa.nrnr on instagram

gevenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang