Hari sabtu, dimana Linn bisa beristirahat dengan tenang tanpa gangguan tugas. Tapi nyatanya hari ini dia harus pergi ke luar rumah untuk latihan bersama teman-temannya.
Bangunan tua yang berusaha berdiri kokoh walau sebagian dari tubuhnya tela hancur berada tepat di depan Linn. Linn tidak yakin mereka akan latihan bersama di sini. Tempat ini lumayan jauh dari keramaian kota Lulorim, Linn tidak menyangka bahwa di kotanya ada tempat sepi dan menyeramkan seperti ini.
Untungnya saja mereka tidak latihan pada malam hari. Sepertinya Linn adalah orang pertama yang datang ke tempat itu.
"Udah telat sepuluh menit dari jam kumpul, kenapa belum ada yang datang. Jangan-jangan aku salah tempat lagi," ucap Linn pada dirinya sendiri dengan panik.
Setelah melihat beberapa kali pun, tempat yang Linn datangi tidak salah. Hingga akhirnya Linn sudah tidak merasa panik lagi, sebab Zev datang.
"Buset, sepi bener." Zev menatap bangunan yang terlihat tua itu.
Selanjutnya tak ada yang mengucapkan sepatah kata pun, Linn yang pemalu dan takut untuk berbicara dengan Zev, Zev yang tidak tertarik untuk berbicara. Benar-benar canggung.
Zev lebih memilih menemani kucingnya yang sedari tadi mengikutinya. Tunggu, Linn baru sadar jika Zev membawa kucing.
"Kucingnya lucu! Punya Kak Zev?" tanya Linn yang entah kenapa tiba-tiba berani untuk berbicara. Linn mendekat ke arah Zev dan mulai mengelus kucing dengan bulu berwarna oranye itu.
Zev sedikit kaget namun dia tidak menunjukkan raut kaget, "Iya, namanya Gendut."
"Namanya aneh," ucap Linn memberi komentar.
"Kucingnya juga aneh," jawab Zev dengan mudah.
Kucing dengan bulu berwarna oranye itu selalu ingin makan terus menerus. Bukan hanya itu saja, kucingnya itu selalu manja membuat Zev ingin membuang kucing itu. Tapi Zev tidak setega itu. Maka dari sifat kucing itu dan Zev yang malas mencari nama, muncullah ide nama kucing yang tak lain adalah Gendut.
"Halo!" sapa Ola yang baru saja datang bersama Noe.
"Hai," jawab Linn.
"Wah! Gendut!" Ola mendekat ke arah kucing oranye. Kucing oranye itu seolah tak terganggu dengan elusan Ola dan Linn.
Noe merasa selalu menjadi supir pribadi Ola, tapi Noe tidak pernah menolak perintah Ola.
Mereka berempat menunggu, lima menit kemudian Gion muncul dengan kekuatannya, lalu Ralu datang yang paling terakhir.
"Maaf ya, saya tadi sempet kesasar," jelas Gion pada mereka.
Cara kerja kekuatan Gion lumayan sulit, dimana dia harus membayangkan tempat dia akan muncul dengan benar. Jika salah, maka hasil paling normal adalah tersesat entah di mana.
Ralu beralasan bahwa meminta izin dari kedua orang tuanya cukup sulit. Maka dari itu dia datang sedikit terlambat.
Sinar matahari cukup panas di luar. Mereka memutuskan untuk berkumpul di dalam bangunan tua itu, bangunan yang cukup kotor dengan debu yang ada.
"Jadi, latihan hari ini adalah mengendalikan kekuatan mana kalian," ucap Gion dengan serius.
"Mana?" ucap Noe dengan nada bingungnya.
"Sumber kekuatan kita seperti energi, itulah mana. Rata-rata orang dari wilayah kerajaan Krystallo memiliki mana lebih banyak daripada orang normal. Dari tahun ke tahun, semakin tipis mana yang ada pada setiap orang. Maka dari itu, permata yang ada dalam tubuh kita membantu meningkatkan mana kita," jelas Gion dengan panjang lebar.
![](https://img.wattpad.com/cover/358083689-288-k490767.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
EDELSTENEN [End]
FantasíaMenggunakan sihir hitam dan melakukan perjanjian dengan iblis adalah hal yang salah. Seorang penyihir berhasil melakukan perjanjian terkutuk dan membuat masalah di masa depan. Linn dan teman-temannya bertugas menggagalkan rencara penyihir itu *** Ma...