LISA POV
Apa kalian pernah merasakan cemas yang berlebihan? Semua orang pasti pernah merasakannya, aku yakin itu. Seperti sekarang, aku sedang merasa cemas yang bahkan tidak bisa kontrol, aku bahkan ketakutan sampai tanpa sadar mondar mandir di depan ruang dokter, lalu kembali duduk di ruang tunggu selama beberapa detik, lalu berdiri lagi dengan tanganku yang kini bahkan berkeringat dingin.
Aku bersumpah tidak akan memaafkan diriku sendiri jika sampai ada sesuatu buruk yang menimpa putraku yang tengah berjuang di dalam sana, karena kebodohannya dan mungkin kebodohanku juga, untuk pertama kalinya, Leo harus mendapatkan penanganan khusus dari dokter Hewan malam hari ini.
Jika kalian ingin tahu, aku bahkan masih menggunakan pakaian kerja ku dan langsung berlari kemari begitu melihat Leo tidak bergerak dan terkuai lemas di atas lantai unit apartemenku tadi, aku menggendong tubuh kecilnya untuk berlari ke klinik hewan yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal ku, untung saja masih ada dokter, jadi Leo langsung ditangani oleh orang yang tepat.
Jangan katakan aku berlebihan karena anak bulu ku adalah seekor kucing kecil manis dengan ras Scottish Fold dengan warna bulu putih keabuan, Leo sudah menjadi separuh nafasku sejak hari pertama aku membawanya ke rumah, meski tagihan klinik nantinya akan tinggi sekalipun, aku akan mengerahkan semua uang yang aku miliki untuk menyelamatkan nyawanya, aku bersumpah.
Aku sendiri belum mengetahui apa yang membuat Leo tidak bergerak dengan kedua matanya yang terbuka, aku menggoyangkan tubuhnya, bahkan mengusap perutnya dengan kasar tadi dan dia tidak memberikan respon, tapi aku tahu jika anak bulu ku masih bernafas, itu kenapa aku merasa jika memang masih ada harapan.
Kesalahan dan kebodohanku adalah karena selalu meninggalkan Leo di rumah sendirian karena sehari-harinya tentu aku memiliki kegiatan tersendiri, aku adalah mahasiswi kelas akhir yang menghabiskan waktu setidaknya tiga sampai empat jam di universitas, lalu setelah makan siang, aku juga tidak langsung pulang, melainkan bekerja paruh waktu di sebuah cafe sebagai kasir dan barista, kira-kira empat jam jadi aku baru pulang di pukul lima sampai enam sore.
Di malam hari lah aku baru akan bertemu dengan Leo setelah hariku yang sibuk, dia pasti kesepian, bukan? Sebenarnya aku juga sangat memikirkannya, aku merasa aku seperti kurang bertanggung jawab karena tidak memiliki banyak waktu untuknya, namun bagaimana lagi? Aku membutuhkannya agar memiliki teman saat aku pulang dan saat aku tidur.
Sudah hampir dua puluh menit aku menunggu dokter yang tengah memberikan penanganan pada Leo, padahal biasanya aku datang kemari untuk membeli makanan atau perlengkapan peliharaanku karena tidak hanya klinik, mereka juga berbentuk pet shop sekaligus menyediakan jasa untuk memandikan peliharaan, semacam salon untuk hewan, dan aku tidak pernah menyangka jika aku harus mengunjungi klinik nya malam ini.
Aku kembali duduk dan menghela nafas panjang, perutku bahkan belum di isi dan aku seolah melupakan rasa lapar ku karena keadaan Leo, apa yang membuatnya tak berdaya seperti tadi? Aku juga penasaran dengan keadaannya.
Asisten dokter atau lebih tepatnya perawat kemudian keluar dari ruangan dokter, "kau dipersilahkan masuk oleh dokter." Aku segera bangkit dan dengan cemas masuk ke dalam ruangan dokter, meski dokter hewan, namun aromanya tetap khas seperti ruang medis pada umumnya, penerangannya juga cukup baik.
Aku menatap bayi kecil ku yang masih berada di ranjang operasi, sepertinya dokter sudah selesai melakukan tugasnya, aku tidak tega melihat Leo yang sepertinya di bius, lidahnya terjulur keluar namun matanya tetap terbuka.
"Silahkan duduk." Aku baru ingin menghampiri putraku namun suara dokter perempuan ini menginterupsi, dua orang perawat juga langsung mengambil alih Leo, seharusnya, putraku masih hidup bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
SLOW MOTION - JENLISA [G×G]
FanfictionIni pertama kalinya bagi Lisa membawa hewan peliharaan kesayangannya ke klinik hewan, hampir saja dia kehilangan Leo, kucing dengan ras Scottish Fold kesayangannya. Di tengah kepanikannya karena Leo tidak bernafas, Lisa justru malah salah fokus deng...