4 - SILLY

3.3K 584 179
                                    

LISA POV

Aku harap, apa yang aku lakukan sekarang tidak terlihat konyol karena aku benar-benar mengikuti saran Roseanne Park untuk... Mencari hewan liar dan membawanya ke klinik hanya untuk bertemu dengan dokter Kim.

Tapi dengan berjalan kesana kemari untuk mencari hewan liar yang membutuhkan perawatan saja aku sudah terlihat aneh, pagi ini, aku tidak memiliki jadwal perkuliahan apapun, itu kenapa aku bisa melancarkan aksi ku pagi ini.

"Dimana aku harus mencari hewan liar." Gumamku, aku pikir mencari hewan yang berkeliaran di jalanan ku mudah, namun ternyata tidak, aku sampai pergi ke area yang lebih kumuh atau lebih tepatnya area pembuangan sampah, namun juga tidak menemukan kucing ataupun anjing yang berkeliaran di sana.

Padahal jika tidak melakukan hal konyol ini, aku seharusnya menikmati pagi ku di unit apartemen dan menghabiskan waktu bersama Leo sebelum aku pergi bekerja, namun aku malah harus meninggalkannya setelah sarapan, seharusnya putraku tidak marah karena aku mengijinkannya tidur di atas kasurku kemarin.

Aku membatasi Leo untuk tidak sering naik ke atas tempat tidurku karena dia memiliki kasur sendiri, dan aku juga tidak mau dia buang air sembarangan meski kucingku adalah kucing yang pintar, dia tahu dimana harus mengeluarkan kotorannya, namun tetap saja, aku tetap mengajarinya agar dia tahu jika aku adalah majikannya, bukan sebaliknya.

Aku yang menggunakan hoodie hitam dan celana panjang hitam kembali melangkahkan kaki karena belum juga menemukan apapun, rasanya aku hampir putus asa, apa cinta membutuhkan perjuangan sebesar ini? Cinta? Apa yang kau katakan, Lisa. Kau bahkan masih kecil.

Ayahku pernah mengatakan jika aku baru boleh berpacaran setelah aku dapat menghasilkan uang hasil kerja kerasku sendiri, dan sekarang aku sudah bekerja meski penghasilanku tidak banyak, itu artinya.. aku sudah boleh memiliki kekasih.

"Hey.." aku dengan hati-hati berjongkok begitu melihat seorang kucing dengan bulu berwarna oranye berhenti di hadapanku, ada jarak di antara kami dan aku mengulurkan tanganku, kucing dengan keadaan seperti ini yang aku butuhkan, dia tidak terlihat terlalu sehat, bahkan area matanya terlihat kotor.

"Kemari lah, ayo.. aku akan memberi makan dan mengobati mu." Ucapku, saat aku melangkah maju, dia malah terlihat ketakutan dan memundurkan langkahnya.

"Jangan takut, aku orang baik, aku bersumpah, aku membutuhkanmu agar rencana ku berjalan dengan lancar." Perlahan tapi pasti, aku berjalan mendekatinya dan dia tidak lagi terlihat takut, aku mencoba untuk menyentuh kepalanya terlebih dahulu namun kucing itu memberontak.

Seusia dugaan, aku malah mendapat cakaran di punggung tanganku, itu terasa perih namun bukan masalah, Leo juga dulu melakukan hal yang sama padaku namun jika sekarang dia berani mencakar tanganku, aku akan memarahinya.

Dengan tidak sabar, aku kemudian mengangkat tubuh kecilnya dan mencoba untuk menenangkannya, dia penyelamatku pagi ini, jadi kami harus bersahabat!

"Aku bukan orang jahat, tenanglah, sssttt." Ucapku lagi sambil mengusap perutnya, dia jadi tampak nyaman sekarang meski tubuhnya begitu kotor, dan gotcha! Aku hanya perlu pergi ke klinik sekarang.

"Aku akan mengobati lukamu, membuatmu menjadi tampan lagi.. tunggu, biar aku lihat, apakah kau jantan atau betina." Aku mengubah posisi untuk melihat kelaminnya, "ternyata kau betina, baiklah, aku akan membuatmu terlihat cantik meski mau adalah kucing oranye yang cukup nakal." Ucapku, untung saja jarakku sekarang menuju klinik juga sudah tidak terlalu jauh.

Tapi.. alasan apa yang bisa aku gunakan pada Jennie saat aku kembali dengan kucing yang sedikit kotor ini? Aku juga tidak mau mengatakan jika kucing ini adalah milikku, dan aku tidak mungkin mengadopsi kucing lagi karena Leo saja sudah seperti anak yang terlantar.

SLOW MOTION - JENLISA [G×G]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang