BAB | 04

4.7K 418 12
                                    

Sore harinya, sesuai janji, Aleena mengajak Alexander dan Axel pergi ke taman bermain.  Suasana awalnya canggung, namun perlahan cair saat Axel mengajak kakaknya bermain basket.

Melihat kedua anaknya tertawa bersama, hati Aleena terasa hangat. Ini adalah pemandangan langka yang selama ini dia rindukan.

Namun, ketenangan itu terusik saat seorang wanita berpakaian glamor mendekati mereka.  "Axel?" panggil wanita itu dengan nada manja.

Axel berbalik dan matanya melebar.  "Tante?" serunya berlari menghampiri wanita itu.

Alexander terpaku melihat wanita tersebut. Dia mengenalinya sebagai wanita yang sering dikunjungi ayahnya secara diam-diam.

Aleena bangkit berdiri, dadanya berdebar kencang. Wanita di depannya ini adalah wanita yang selama ini dibencinya,  wanita yang menjadi penyebab perceraiannya dengan ayah Alexander dan Axel.

Kenangan pahit masa lalu kembali membanjiri pikirannya. Dulu, Elena begitu mencintai suaminya. Namun, sang suami tega berselingkuh dengan wanita lain, yang tak lain adalah rekan bisnisnya sendiri.

Elena saat itu tengah mengandung Axel. Perselingkuhan suaminya membuatnya hancur dan depresi. Dia melampiaskan kemarahannya pada Alexander, anak pertamanya.

Inilah yang selama ini disembunyikan Elena dalam buku hariannya. Aleena akhirnya mengerti alasan di balik sikap dingin dan manipulatif Elena terhadap Alexander.

Axel memeluk wanita itu dengan erat."Tante, aku kangen banget sama Tante Clara."

Wanita itu, yang bernama Clara Robert, menatap Axel dengan senyum penuh kasih sayang. "Tante juga kangen sama kamu, Sayang."

Aleena diam menatap kedua nya dengan sendu, Aleena tau jika Axel sangat ingin merasakan kasih sayang yang tidak pernah ia dapatkan dari Elena.

Tiba-tiba, Alexander berjalan mendekati Axel. "Siapa dia, Axel?" tanyanya dengan nada dingin.

Axel ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Ini Tante Clara, Kak. Istri Daddy."

Alexander terdiam.Dia menatap Clara dengan tatapan penuh kebencian. Dia paham sekarang kenapa ayahnya sering meninggalkan mereka.

Suasana menjadi tegang. Aleena bingung harus bagaimana menghadapi situasi ini. Dia tidak ingin masa lalunya yang kelam terbongkar di depan anak-anaknya.

Clara melangkah mendekati Alexander.  "Axel sudah cerita tentang kamu, Alexander. Maafkan Tante dan Daddy yang selama ini tidak bisa menjenguk mu dengan baik."

Alexander tetap diam, wajahnya tanpa ekspresi.

Aleena melangkah maju. "Axel,Alex sebaiknya kita pulang dulu," katanya dengan suara tegas namun lembut.

Axel mengangguk patuh,lalu berpamitan dengan Clara dan mengikuti Aleena menuju parkiran.  Sepanjang perjalanan pulang, tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulut mereka berdua.

Kembali ke rumah, Aleena mengurung diri di kamarnya. Pikirannya kacau. Dia harus memikirkan cara untuk menghadapi situasi ini. 

Dia membuka kembali buku harian Elena. Mungkinkah ada petunjuk yang bisa membantunya memperbaiki hubungan antara anak-anaknya dengan ayah dan Clara?

Saat membalik-balik halaman, Aleena menemukan secarik kertas yang terselip di antara halaman. Di atasnya tertulis alamat sebuah apartemen. 

Curiosity¹ Aleena memuncak. Mungkinkah ini ada hubungannya dengan masa lalu Elena?

Bersambung...

¹Keingintahuan

ALEENA | Being The Mother Of Two Important Characters Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang