Pelakor?

1 1 0
                                    


"Mas Evan ini amunisinya," Lyra meletakkan nasi kotak beserta minumannya di depan Evan setelah memberi lima box Pizza dan sebelas minuman kopi untuk para tim marketing.

Persiapan begadang karena kali ini mereka semua benar-benar kejar target. Semua staf mulai mengikuti arahannya dan bersedia berbelok dari sisi Gemy.

Entah karena ancamannya atau tali kekang Gemy yang mulai mengendor Lyra tak peduli, yang jelas semua sudah kembali ke jalurnya.

Wanita itu juga tak mempermasalahkan soal kecupan yang Gemy berikan padanya. Ia sudah terbiasa hidup di luar negeri selama lima tahun dengan tradisi seperti itu.

Jika Gemy pikir ia akan luluh dengan hal seperti itu maka kemungkinan besar Gemy lah yang gagal melupakan dirinya. Tsk! Lyra menggeleng kembali fokus pada beberapa dokumen di depannya.

Namun Lyra tak memungkiri jika itu adalah kabar baik untuk dirinya karena ia bisa memanfaatkan emosi pria itu demi kelancaran pekerjaannya.

"Kapan kita pergi ke IPM?"

Lyra berpikir sebentar kemudian menyodorkan laptop miliknya pada Evan.

Di sana ada beberapa ide yang ia rancang untuk mempromosikan barang mereka. Pupil Evan bergerak mengikuti beberapa tulisan Lyra hingga mata itu kembali menatap Lyra dengan pandangan tak percaya.

"Kamu udah sampai tahap ini?"

Lyra mengangguk sembari menikmati potongan Pizzanya, "gimana Mas? Ada yang kurang cocok nggak?"

"Bagus ini, jadi kita pake Faris and Team aja yah buat promosiin barang kita."

"Betul! Kalau masalah iklan di televisi kita juga bisa bayar selegram buat promosiin barang kita. Toh sekarang serba medsos Mas. Masyarakat itu udah jarang nonton televisi, kita mending ke Faris and Team aja."

Faris and Team adalah, perusahaan yang bergerak di bidang out-of-home (OOH) media advertising atau iklan media luar ruangan, melakukan inovasi dengan memberikan sentuhan ambience lighting yang mampu menciptakan nuansa lebih dramatis pada papan billboard.

"Jadi kapan ini mau diajuin ke Pak Hanggara?"

"Tadi aku udah ke atas buat bicarain ini Mas?" sahut Lyra, "dan beliau setuju. Tinggal ajukan ke Pak Gemy biar di acc, gimana pun juga kita bakal ngeluarin duit di sini. Pasti agak sensitif kalau masalah pengeluaran. Lain lagi kalau ada pemasukan," sambung Lyra diakhiri tawa renyah wanita itu.

"Nanti biar Mas aja yang ke ruangan Pak Gemy, Kamu tenang aja."

"Kita bareng-bareng aja, nanti dia tantrum lagi kek balita."

Ganti Evan yang terbahak, bicara dengan Lyra yang begitu lepas membuat Evan nyaman. Wanita yang idenya selalu out of the box, memberi arahan dengan cara yang begitu simple hingga semua rekan yang lain gampang memahami maksud yang disampaikan Lyra.

Wanita itu juga nyaman untuk diajak diskusi, tak pernah meremehkan ide lawan, malah sebaliknya. Lyra memberi perhatian penuh tanpa menyela.

Pantas saja Pak Andri begitu kekeh ingin mengontrak Lyra agar bekerja di bawah naungan Mega Jaya selama beberapa bulan ke depan.

"Beberapa nama selebgram udah di list, ambil yang memenuhi kriteria aja." beritahu Lyra.

Evan kembali mengangguk melihat beberapa selebgram yang masuk list Lyra, ia juga meneriksa satu persatu akun mereka.

"Aku tuh sebenernya pengen ngajak Gendis, tapi sayang udah keluar dari dunia keartisannya." Lyra kembali berbicara dengan nada lesu.

Ia sangat menyayangkan mengapa artis kesayangannya harus keluar dan mengikuti perintah suaminya. Memang sih dapat pahala besar.

Gemy Vs LyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang