2. keputusan

47 3 0
                                    

beberapa harinya kemudian dari kejadian semalam, fira terus menangis hingga kedalam rumah, abi dan umi pun juga tak berani menanyakan keadaan putri nya, Azzam juga tak tau apa yang terjadi. dirinya hanya mengasih tau jika fira pergi dan beringinan untuk menyusul sang pacar, ketika abi yang mendengar itu laki² paruh baya itu sedikit tersulut emosi namun bisa ditenangkan oleh umi karna keadaan fira benetan tak terkontrol.

fira mengurung diri dikamar, tak tau kapan gadis itu tertidur yang sudah pasti saat ini fira belum juga terbangun dari tidurnya, faktor kecapean nangis terus menerus. orang rumah pun juga tak mempermasalahkan hal itu. membiarkan fira memiliki ruang tersendiri dulu, cuman umi yang senang tiasa membawakan makanan untuk fira dan sesekali mengecek keadaan nya.

"halo halo anak gadis perawan!" pekik senja, ah iya! selama mengurung diri bukan hanya umi saja yang selalu menemani nya melainkan senja juga ikut.

"woy ra bangun! ayok jalan²" senja mendengus kesal, fira sama sekali tak ingin bangun. dirinya tau fira sengaja seperti ini agar tak ingin bertemu dengan manusia yang bernama Azzam. entah lah senja pun tak tahu dengan fira yang tidak ingin bertemu dengan laki² itu.

"pokoknya gue mau ngurung diri dikamar, jangan ajak gue keluar kemana mana!"

"kenapa? gue tau lo galau, tapi gimana lalo mau healing kalo lo ngurung diri"

"gue gamau ketemu Azzam."

"why?"

"udah! lo kepo banget pokoknya gue gamau"

itulah obrolan fira saat hari pertama mengurung diri, senja sebanarnya sudah tahu masalah fira dan itu dari perempuan itu sendiri. ia pun ikut geram dengan abian, fira juga ikut salah! bukan nya mengikuti saran darinya malah makin cari penyakit, senja tidak habis pikir dengan pola pikir fira yang beringinan meninggalkan negara ini demi menyusul abian.

"ayooo lahh ra, matahari udah nunggu buat lo keluar" ucap senja.

senja sudah kehabisan akal buat membangunkan kebo satu ini! kesal rasanya, fira yang terus menerus ingin berada dikamar yang sudah berantakan seperti kapal pecah.

senja menghembuskan nafas pelan "minimal bersihin kamar lo kebo!" senja berdiri kemudian sedikit membersihkan kamar sahabatnya itu, ini sudah menjadi kebiasaan senja. gadis dengan rambut sependek pundak itu memang tak suka berantakan ,semua harus bersih dan rapi jika ada kotoran maka dirinya lah orang pertama yang akan cepat membersihkan.

senja dengan lihai membersihkan semua sudut² kamar fira yang berantakan, kini kamar itu sudah terlihat rapi tak seperti kapal pecah lagi.

"gausah repo² buat bersihin sen, nanti juga gue bersihin" mendengar suara fira sontak senja menoleh kearah nya. fira mengerut kening, satu alis nya naik."kenapa?" tanya fira.

"astaghfirullah! fira muka lo!"

"kenapa muka gue??"

"kusam banget!!! ini gawat ra"

fira hampir saja ingin melempar bantal kemuka senja, dia urungkan niat itu saat ada umi berdiri didepan pintu kamar nya. fira tersenyum saat umi masuk kedalam kamarnya sembari membawa nampan brisi makanan. perempuan

"kakak makan dulu ya sayang, buat senja juga ada nanti makan sama sama oke?" ucap umi, menaruh nampan disamping kasur fira. kedua gadis tersenyum lalu mengangguk.

fira dan senja mulai dengan aktivitas makan bersama dengan ditemani oleh umi, fira merasa umi seperti ingin berbicara sesuatu tetapi ragu untuk menyatakan akhirnya fira memaskan fealing nya.

"umi pengen bilang sesutu ke fira?"

"umi mau ajak fira ke kajian mau tidak? senja juga ikut ya" tanya umi. lantas senja dan fira saling memandang, fira menaikan alis nya bertanya kepada senja lewat batin kemudian senja mengangguk setuju.

AZZFIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang