4. do'a sepertiga malam

43 4 0
                                    

siapa yang tak meyangka jika orang yang sudah lama tak bertemu tiba tiba saja datang dan lansung melamar? fira pun juga tak meyangka bakal segercep ini. bahkan lamaran gus abizar saja belum ia selesaikan

walaupun tadi malam Azzam sudah lebih dulu mengabari dirinya jika akan datang besok malam untuk melamar, tapi kenapa seperti buru buru sekali?tapi tidak juga, disini Azzam telah menepati ucapan nya untuk menunggu fira untuk kembali dari pesantren. walaupun padahal fira saja baru lulus pesantren tiga hari lalu. ah ayolah yang fira maksud untuk cepat nikah bukan secepat ini juga. buktinya keluarga Azzam sudah dihadapan nya menanti jawaban dari mulut kecil fira.

"bismillah... berikan fira waktu untuk meminta petunjuk dari Allah, gapapa?" fira sudah terlanjur pusing jika keluarga Azzam meminta jawaban saat ini juga, untung saja tidak.

"tidak papa nak, kami mengerti apapun jawaban kamu nanti ya kami insyaAllah menerima ya" ujar abah

fira melirik Azzam, ternyata laki² itu masih sama. Azzam masih enggan menatap ya, fira juga bisa melihat Azzam yang sedikit tambah tinggi, tambah tampan menurut fira.

fira lansung istighfar menghilangkan pikiran ya, menatap sekeliling mencoba mengalihkan perhatian agar bisa menstabilkan detak jantung yang sudah seperti berdisko disko.

"abi, mohon maaf saya izin bicara sama fira boleh? minta tolong dek keenan dampingin." celetuk Azzam, seketika fira melotot detak jantung nya semakin tak karuan bisa bisa dirinya mati muda!

"boleh silahkan, keenan tolong dampingi" keenan mengangguk, lalu ikut mengokori Azzam dan fira. belum juga nikah keenan juga merasa seperti nyamuk

kini bertiga sudah berada dihalaman rumah yang terdapat kursi² santai. Azzam duduk didepan fira sedangkan keenan sedikit menjauh dari keduanya, hanya memerhatikan dari kejauhan.

"fira?" merasa nama nya dipanggil fira lansung mendongak menatap Azzam yang masih tertunduk, dirinya seperti dejavu saat seperti ini.

"apa saya terkesan terlalu memaksa kamu? atau terlihat buru buru?" tanya Azzam sedikit khawatir

"tidak juga, aku ngerti kok kak Azzam udah nunggu lebih daru 3 tahun lebih. itu tidak terburu buru kak malah aku berpikir ini terlalu lama buat kak Azzam, apalagi aku suruh nunggu lagi."

Azzam tersenyum diam dalam tundukan ya, fira sudah benar² berubah bahkan cara bicarapun lebih lembut sekarang, dan untuk penggilan kak Azzam ia menyukai panggilan itu.
"saya ingin bertanya"

"silahkan" balas fira

"apa sudah cukup waktu yang saya berikan? apa kamu masih mau saya menunggu lagi?"

"Alhamdulillah kak, sudah cukup. tidak usah menunggu lagi, tapi kakak juga harus bersiap dengan jawaban aku nanti ya?"

"saya siap fira, saat saya memilih jatuh maka disitu pun saya harus menerima luka"

hening, tak ada lagi pembicaraan lagi. Azzam maupun fira sudah bingung ingin berbicara apa? hingga ketika keenan bersuara menyuruh mereka berdua cepat.

"kak Azzam, aku sebenarnya mau cerita sesuatu maaf kalo misal kakak kecewa"

"tidak papa ceritalah"

fira menghela nafas, mengatur kegugupan ya lalu mulai bicara"aku sudah dilamar dengan gus dipsantren Al - Fatih, saat ini aku juga belum ngasih kepastian yang pasti."

entah apa yang dirasakan Azzam saat ini fira hanya bisa melihat Azzam raut wajah kecewa?sedih? fira tidak bisa memastikan.

"saya tidak kecewa maupun sedih fira, jawaban kamu nanti ya saya akan siap menerima, tak perlu takut untuk mengungkapkan jawaban."

AZZFIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang