3. menjauh untuk menjaga

46 4 0
                                    

happy reading ^^

*
*
*

malam itu menjadi saksi perjanjian mereka berdua, berjalan nya waktu seperti semestinya, hingga tibalah diwaktu perpisahan itu tiba. orang tua fira maupun Azzam menyerahkan kedua anak nya memilik jalan sendiri, bagaimanapun ini demi kebaikan juga.

"jaga diri baik baik ya nak" fira tersenyum kemudian mengangguk, memeluk umi yang sedikit menangis.

fira melepaskan pelukan nya lalu mencium kening umi lembut cukup lama, kembali menatap mata indah milik umi alimah "iya umi, fira disini kan nuntut ilmu. do'a in fira terus ya umi? fira butuh do'a"

"iya sayang umi selalu do'a in kamu"

"anak abi, semangat terus ya? abi tunggu dirumah"

fira mengangguk seraya tersenyum, memeluk abi dan lansung berpamitan untuk masuk kedalam pesantren.

perasan Al - fatih, inilah pesantren dimana fira akan menuntut ilmu untuk tahun² kedapan, gadis itu berdiri tepat didepan gerbang pesantren, sedikit mendongak menatap tulisan perasan Al - fatih. ia tersenyum singkat, inilah pilihan ya, menjauhi Azzam dengan cara yang terbaik.

"jika memang berjodoh, kita akan disatukan lagi. walaupun itu dengan cara yang mustahil"

kata hati fira, melangkahkan kakinya memasuki kawasan pesantren. ceritanya sudah dimulai, cukup dengan bermain² diluar sana sekarang ia akan merubah dirinya menjadi baik, dan akan kembali lagi. entah lah jika Azzam masih menunggu nya atau tdk, saat ini fira hanya ingin mengfokuskan untuk hijrah.

______

siang bolong yang harusnya tenang tetapi malah di isi oleh tangisan anak kecil perempuan, Azzam sangat berusaha untuk menenangkan cila yang terus menangis. ya benar! cila lah anak kecil perempuan yang menangis itu.

cila terus meraung raung meminta ikut kepada Azzam yang ingin pergi keluar negri lebih tepat nya di arab saudi. laki² itu sudah menerima tawaran sahabat ya yang berada disana, abah dan uma pun mengizinkan. cuman kali ini masalah ya hanya pada cila yang ingin ikut bersama nya.

Azzam menghela nafas berat, mulai duduk di bawah tepat didepan kursi tempat tunggu dan berhadapan dengan cila. anak kecil itu masih saja menangis, hati Azzam juga tak tega melihat ya. "mas harus pergi, kan disini masih ada uma sama abah. mas bakal balik kok cila, jangan nangis."

cila menggeleng kuat " mas Azzam kan baru balik dari kairo! kok mau pergi lagi sih!"

"mas Azzam ada kerjaan, cila. mas janji bakal tidak lama"

"janji ya?"  cila menghentikan tangis nya, menyodorkan jari keliking kecik milik nya. memberikan sebuah ikatan janji.

Azzam menarik sudat bibir ya menampilkan senyuman , mengaitkan keliking nya dijari  cila "mas Janji"

"ya sudah, jadi boleh ya mas pergi? pesawat mas udah dikit lagi mau terbang. cila jangan nangis kalo mau sesuatu bilang ke abah, kalo rindu chat mas insyaAllah mas balas cepat"

"iyaa mas Azzam!"

Azzam tersenyum lalu mengecup singkat pipi gembul cila, kemabali berdiri lalu beralih menatap keberadaan orang tua nya.

"Azzam pergi dulu ya, abah uma."

"berikan ilmu sebanyak banyak ya, Azzam" ucap abah menepuk pelan pundak putra ya

"kabarin uma terus, kamu makan yang teratur jaga kesehatan, jangan sering begadang karna kerjaan! pokoknya uma ga mau denger kamu sakit disana. minum vitamin kalo perlu" Azzam terkekeh pelan, kenapa seakan akan dirinya seperti anak kecil yang tak bisa merawat diri? tapi dirinya senang.

AZZFIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang