"Saat hari cerah seperti biasanya, canda ria tak ada resah. Kami melihat benda Ajaib melayang, namun seketika... dor! balonku tinggal empat kupegang erat-erat."
Seorang gadis yang tengah berjalan bersenandung menyanyikan lagu tema salah satu kartun hari minggu yang tayang di salah satu stasiun televisi dengan disambung lagu anak-anak bertema balon. Ia melangkah dengan ringannya karena hari ini ia akan belajar salah satu mata kuliah favoritnya di program studi yang ia tempuh. Sampai di ruang kelas, ia melihat teman sekelasnya yang memang biasanya datang awal berada di luar dan bukan berada di dalam seperti biasanya.
"Kenapa pada di luar? Kelasnya masih di bersihin?" tanyanya pada mereka.
"Kamu liat sendiri aja deh," jawab salah satu dari mereka.
Gila. Rasanya jantung gadis itu pengen lompat turun ke lutut. Di dalam kelas tepatnya di bawah papan tulis, terbaring tubuh berlumuran darah. Dilihat dari pakaian sepertinya mayat itu seorang dosen, tapi kapan dan mengapa beliau di bunuh? Pasalnya sekarang baru jam enam lebih empat puluh menit, jika dosen itu di bunuh tadi malam siapa yang bunuh? Semua kegiatan di gedung bersama ini setahunya berakhir pukul lima sore, selepas jam itu semua orang dilarang berada di dalam gedung termasuk para pegawai entah satpam atau petugas kebersihan.
"Kok bisa dibunuh," ujarnya sembari berjalan menghampiri tubuh tak bernyawa itu.
Tak lama setelahnya, sekelompok mahasiswa yang ia ketahui merupakan anggota BEM dan PMR masuk ke dalam ruang kelas. Sebenarnya ia tidak tahu sih, hanya asal nebak karena mereka langsung masuk dan ada yang memakai seragam PMR.
"Kamu pembunuhnya?" tuduh salah satu anggota BEM.
"Astagfirullah, mbak mulutnya. Saya aja baru datang kok dituduh bunuh orang."
"Ya kamu ngapain di sini?"
"Saya penghuni kelas ini."
"Setan?"
Sumpah demi celana kotaknya Spongebob, ini anggota BEM satu mulutnya isi suudzon sama fitnahkah? Kok kayak pengen banget gitu disumpal pakai kaos kaki. Lagian mana ada pembunuh yang malah bareng sama korbannya di lokasi, yang ada langsung ketangkep dong, nggak seru banget.
"Ya bukanlah, orang nampak gini kok dibilang setan. Saya tuh di sini mau lihat mayatnya, kan siapa tau saya jadi punya inspirasi buat bunuh orang juga."
"Terus kamu dapat inspirasinya?" tanya salah seorang lain yang ia yakini ketua BEM. Yakin banget ini soalnya udah pernah lihat mukanya pas pemilihan dulu.
"Enggak sih kak. Tapi aku nemu petunjuk. Duluan ya, kelasku kayaknya pindah tempat karena penemuan menggemparkan ini." Gadis itu kemudian berlalu, menyusul teman-temannya yang berada di lantai bawah.
ØØØ
Aurora Odelia Odysseus hanyalah gadis biasa dengan ketertarikan aneh. Dibandingkan berdandan, Aurora lebih suka membaca buku sejarah, terutama sejarah perang dunia. Jika diberi pilihan gendre film, dengan semangat ia akan memilih misteri dan thriller. Aurora juga tidak suka berbelanja atau jalan-jalan di mall, ia lebih suka menyendiri di pantai yang sepi atau tidur seharian.
"Ngeri banget nggak sih kalo ternyata di kampus kita ada pembunuh? Kek bayangin aja gitu, nyawa kita bisa melayang kapan aja." Teman sekelas Aurora, Nadin berujar.
"Iya astaga, gimana kalo pembunuh itu temen sekelas kita. Ih ngeri banget." Kali ini temannya yang lain berujar, Sarah namanya.
"Menurut lo gimana Au?" tanya Nadin pada Aurora yang sibuk melamun.
"Gue nggak paham deh motif pembunuhnya apa, tapi tadi gue nemu petunjuk tentang pelakunya."
"Apa tuh Au petunjuknya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Odyseus
Mystery / ThrillerRangkaian kematian yang menyisakan tanda tanya. Menarik perhatian seorang gadis dengan obsesi aneh, mendirikan Neo nazi katanya. Segala jenis kisah ia jalani mulai dari kematian seorang dosen akibat penghianatan hingga pertemuan dengan seseorang yan...