part 1

1.4K 43 2
                                    

Dijalanan bersalju, seorang anak perempuan yang masih berusia kira-kira 8 tahun terlihat berjalan dengan wajah sumringah dari halte kearah sekolahnya.

Walaupun terkadang kaki mungilnya susah ditarik karena terperosok agak dalam kegenangan salju tapi bibir plum nya yang merah dan kecil tetap tersenyum sangat manjs.

Dan hei lihat lah senyuman itu, senyuman malu-malu yang membuat kulit putih bersih wajahnya menjadi merona.

"Mudah-mudahan naruto kun sudah di kelas." Bisiknya sambil memeluk didadanya sebuah bungkusan. Tunggu apakah itu bento? Dan dia bilang apa tadi? Natuto kun?

Hihihi sepertinya anak kecil ini sedang membayangkan bagaimana dia akan memberikan bento yang dia bawa kepada crush nya. Ya begitulah, anak jaman sekarang memang cepat dewasanya. Hehe

Gadis kecil yang berambut pendek dengan mata almetys nya itu semakin merona saat dia sudah tiba digerbang sekolahnya dan kini dia memejamkan mata berdoa. "Kami sama semoga hari ini naruto kun kesurupan roh rajin hingga datang pagi kesekolah." Doanya, namun tidak lama dia terkekeh sendiri dengan doa nya yang ngaco.

"Hinata chan.." Hinata yang sedang mengganti sepatunya menjadi sepatu putih yang wajib dikenakan selama di area sekolah kaget melihat salah satu sensei mereka di sekolah ini.

"Se.. sensei..." Entah kemana hilangnya kebahagiaan yang tadi ada diwajah gadis kecil bernama Hinata itu setelah melihat senseinya itu.

"Ikut sensei.."

Hinata yang tubuh mungilnya sudah bergetar mencoba melepaskan tarikan senseinya ditangannya, namun tubuh mungilnya itu tentu saja tidak mampu melakukan penolakan apapun, tenaga mereka sangat jauh berbeda.

Kabuto, nama senseinya yang menariknya kini mengunci pintu kelas hinata saat mereka berdua sudah ada didalam. Tentu saja belum ada orang disana, karena ini masih sangat pagi untuk anak sekolah datang kesekolah. Masih jam 6.30 pagi.

"Jangan sensei, dingin"

Hinata yang sudah akan menangis menahan tangan Kabuto yang dengan tak sabaran sedang memaksa melepaskan jaket hinata.

"Titak apa-apa, sensei akan menghangatkanmu." Kabuto menyeringai.

Apa-apaan ini? Sialan mesum bangat si Kabuto ini, ucapannya membuat ingin muntah saja, ini dia bukan mau ngelecehin hinata kan? Kalau ia, fix kabuto ini jelmaan setan mesum yang bahkan neraka pun tidak sudi menerimanya. Bagaimana bisa dia mengatakan kata tidak senonoh seperti itu pada gadis berusia 8 tahun?

Hinata kini makin berontak saat jaketnya berhasil dilepas paksa oleh kabuto, dan dengan kurang ajarnya Kabuto kini meletakkan kedua tangannya di dada Hinata yang astaga Tuhan tentu saja madih rata belum berbentuk. Benar-benar gila memang si Kabuto ini.

"Jangan sensei.. lepaskan Hinata." Hinata menangis seluruh tubuhnya dirasakan lemas. Dia memang belum mengerti sepenuhnya apa yang dilakukan kabuto padanya, namun baginya ini terasa sangat menyeramkan dan dia sangat tidak suka.

"Kita telanjang yuk..trus sensei bakalan meluk kamu supaya hangat" Definisi orang gila mesum kurang ajar memang si kabuto ini, ketemu gw, gw kebiri dah lu.

Kabuto makin nyengir, sedangkan hinata makin menangis histeris dan berontak, apalagi tangan kabuto sudah dipinggang hinata bersiap menarik celana hinata kebawah.

"Prak..." Terdengar suara bangku bertubrukan dengan meja dari arah sudut paling belakang kelasnya hinata.

"Urusssai naaaa" saat hinata menoleh kesumber suara, terlihat seorang anak laki-laki dengan rambut hitamnya dikepang keatas. Mata nya yang masih terlihat mengantuk melayangkan tatapan mematikan kearah hinata dan Kabuto seolah mengancam untuk tidak pernah lagi mengganggu tidurnya.

[End] Its YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang