.
.
.
.
.
Hari ini menjadi hari pertama Dr,Gama ardinata berkerja di Rs jiwa ini.selamat datang Dr gama, saya harap kita bisa kerja sama dalam merawat dan menyembuhkan semua pasien kita disini- ucap Dr mark bersalaman dengan gama.
iya Dr mark- balas gama.
mari saya akan mengajak anda keliling di disini dan memperlihatkan beberapa pasien kita hari ini.
mereka akhirnya berjalan menyusuri rumah sakit ini dengan mark yg menceritakan beberapa masalah yg di hadapi oleh pasien disini.
sampai mereka di taman yg cukup luas ada begitu banyak pasien sedang bermain baik yg tua maupun muda dan anak anak.
gama melihat kesana kemari melihat bagaimana orang dengan gangguan mentalnya ini tersenyum bicara dan main sendirian.
tapi pandangannya terfokus kan pada salah satu pasien yg duduk sendiri di bangku taman.
pasien yg itu namanya adalah Fero- ucap mark yg melihat ke arah gama.
fero, kenapa dia sendiri saja di sana? tidak seperti pasien yg lainnya? - tanya gama.
di memang seperti itu, dia selalu mengasingkan diri dari pasien lainnya.
tidak pernah berbicara sepatah katapun.
sudah 3 tahun dia disini aku tidak pernah melihat nya tersenyum sedikit pun.benarkah? kalo boleh tau apa masalahnya? - gama penasaran.
dia masuk kesini saat umur 17 tahun, katanya dia membunuh ibunya sendiri, tetapi dia sendiri juga yg melaporkan pada polisi dia telah membunuh ibunya sesaat setelah dia membunuh ibunya.
semua polisi heran tidak mungkin anak seumur itu membunuh ibunya apalagi dia sendiri yg melaporkan diri ke kantor polisi, akhirnya polisi membawa nya ke psikolog ternyata sedari saat dia masih kecil dia tidak pernah merasakan kasih sayang selalu di pukul ibunya, sampai dia berumur 17 tahun, jadi dia mengalami gangguan mental- jelas panjang mark pada gama.gama prihatin melihat nasib anak berusia umur 20 thn itu saat ini.
saya ingin mencoba berbicara padanya.
mark membiarkan gama pergi ke arah fero.
hai feroo... - sapa gama dengan riang.
tidak ada respon fero masih terjebak dalam lamunan nya.
gama memutuskan duduk di samping fero. gama menghadap ke arah fero memperhatikan wajah fero secara lekat.
lekuk wajah yg indah, hidung mancung tahi lalat di hidung dan di pipi nya menambah kesan manis pada wajah fero, dan bibir yg terlihat pucat.
feroo.....
gama meletakkan tangannya di atas paham fero. itu berhasil mengalihkan atensi fero.
haii- sapa gama saat fero telah menoleh ke arahnya.
fero sedikit menjauhkan duduknya dari gama. gama mengerti bahwa fero terlihat tidak nyaman.
kenalkan aku Gama teman barumu- ucap gama menyodorkan tangannya.
fero tidak menjabat melainkan hanya menatap ke arah tangan gama.
aku tau dari Dr mark namanu fero ya, nama yg indah- ucap gama sambil tersenyum.
fero melihat senyum di wajah gama, membuat nya mengangguk kan kepala nya.
apa yg kau lakukan disini sendirian hm, kenapa tidak ikut bermain sama yg lainnya? - tanya gama lembut.
fero tidak juga menjawab, tapi dia melihat ke arah pasien lainnya yg tengah bermain.
baikalah karna hari ini sudah mulai gelap, ayo aku akan mengantarmu ke kamarmu- ajak gama yg sudah berdiri.