kedatangan sang detektif!

25 3 0
                                    


"Deckerd! Aku disini!" Ketukan pelan dikaca membangunkan pemuda yang berbaring di ruangan itu, perlahan-lahan dia bangun dan berjalan kearah jendela untuk membuka dan membantu anak yang memanggilnya masuk.

"Yuuta." Pemuda itu tersenyum lembut, menurunkan Yuuta dari jendela.

"Kali ini aku membawa buku cerita! Ini yang aku janjikan padamu. Sekarang aku bisa membawanya. Aku sudah izin pada kakakku untuk menghabiskan waktu pagi diluar." Yuuta membuka resleting tasnya dan mengeluarkan sebuah buku cerita bergambar.

Keseharian mereka kebanyakan dilakukan oleh Yuuta, sementara Deckerd akan mengikuti dan mempelajari apa saja yang Yuuta ajarkan padanya.

"Yuuta, kau ingin aku membacakannya untukmu?" Tanya Deckerd.

Yuuta menggelengkan kepalanya. " Tidak perlu, biarkan aku membacakannya untukmu."

Deckerd tersenyum kecil, menuruti keinginan Yuuta yang kini duduk dikursi dekat ranjang pasien. Entah berapa lama Yuuta bercerita, pemuda itu bahagia sekali dengan keberadaan si bocah yang berusia 10 tahun tersebut.

Senyum pemuda itu sedikit memudar dipertengahan cerita, "Yuuta."

" Ya, Deckerd?" Yuuta tersenyum, terkadang Deckerd memiliki pertanyaan ditengah cerita, dan dengan senang hati Yuuta menjawab pertanyaan polos itu.

Ekspresi Deckerd serius untuk beberapa saat sebelum dia tersenyum lembut. "Tidak ada, bisakah kau berkunjung nanti sore?"

Yuuta berkedip bingung. "Nanti sore?" Tanyanya.

"Ada hal yang ingin kuberitahukan padamu, tapi kurasa ini bukan saat yang tepat." Kemudian Deckerd menunjuk kesebuah bagian dicerita yang tidak dia pahami, Yuuta dengan ramah memberitahunya sampai Deckerd memahami makna cerita tersebut.

Yuuta mengangguk, kesehariannya untuk mengunjungi Deckerd setiap hari adalah rahasia diantara mereka. Anak muda itu akan dengan senang hati memanjat pohon untuk mencapai lantai tiga dimana ruang rawat Deckerd berada. Dan Deckerd akan membantunya masuk kedalam ruangan. Biasanya Yuuta akan datang pada pukul 7 pagi dan menetap selama tiga puluh menit, kemudian seusai pulang sekolah selama beberapa jam.

" Aku akan datang, Deckerd!"

Deckerd tersenyum, dia tak tahu bagaimana akan memberitahu anak manis itu sesuatu yang buruk besok.

Dia ingin menghabiskan waktunya sebaik mungkin.

.
.
.

Sepanjang sekolah Yuuta tidak bisa fokus, anak bungsu keluarga Tomonaga itu dengan senyum cerah matahari berjalan menuju rumah sakit dengan jalur rahasia yang tidak sengaja dia temukan. Kata Kurumi dia punya pacar, tidak. Azuki kakak perempuan tertuanya tau lebih baik.

Dia tersenyum lebar dengan bahagia ketika Deckerd menggendongnya lagi, membantu anak itu masuk ke ruangan dengan senyuman hangat yang menunggu Yuuta seperti anak anjing kecil. Pernyataan bodoh, kecuali untuk kata kecil-nya.

Ketika dia pertama kali bertemu Deckerd, dia penasaran dengan lelaki lemah yang terbaring diatas ranjang rumah sakit dengan banyak peralatan yang menopang hidup pemuda itu. Namun tampaknya pemuda itu bukan tak sadarkan diri, dia masih merespon kedatangan Yuuta dengan tatapan kosong dan kebingungan yang tersirat halus didalam sorot mata mati nya.

Sekarang Deckerd lebih ekspresif, matanya berkilau pada kehidupan dan jelas senyumannya sangat manis. Setelah peralatan dicabut, Deckerd berjalan kesana kemari untuk bermain dengan Yuuta, saat dia berusaha berjalan untuk pertama kalinya didalam seragam biru, Yuuta harus memastikan dia memegangi pemuda yang lebih besar.

Brave Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang