"Sial," umpat Cio kecil.
"Oww, cukup disayangkan dia tidak bisa mengungguli babak kali ini dengan skor sempurna seperti di babak awal. Tapi hal itu tidak merubah apapun, Gracio Raveno adalah peserta pertama yang melaju ke babak selanjutnya!"
"Benar sekali bung, blablabla–"
Suara komentator teredam begitu saja oleh isi kepala Cio yang berkecamuk. Ia berusaha menghilangkan pikiran negatif dari kepalanya.
"Gak, yang lo liat itu bukan apa-apa."
Cio berjalan keluar dari lapangan panahan dengan langkah berat.
"Itu gak ngerubah apapun," rapalnya terus menerus dalam hati.
...
Tidak, dia salah.
Setelah hari itu, segalanya berubah.
Hal yang paling ia takuti terjadi.
Deral menemukan seseorang untuk menempuh kehidupan percintaannya, dan orang itu bukan dia.
Cio harus memupuskan harapannya, walaupun sejak awal memang tidak ada harapan yang bisa ia gunakan untuk bertahan.
**
"Wah gue gak nyangka hari ini bakal dateng juga," gumam Cio.
Bertahun-tahun Cio menghindari keberadaan Bella, tidak dia sangka mereka akan bertemu di sini.
"Hm, itu..?" tanya Bella pada Deral sembari mengarahkan tatapannya pada Andryan.
Paham, Deral pun segera mengenalkan Bella pada Andryan.
"Ini Bella, pacar gue."
"Ini Bella, pacar gue."
Kedua rahang Cio mengeras mendengar itu.
Sama, cara Deral memperkenalkan Bella masih seperti dulu. Status mereka tidak berubah tentu saja.
Berapa kali lagi sang Raveno harus merasa muak dengan semua ingatan masa lalunya yang menyakitkan?
"Oh?" Satu alis Andryan terangkat. Ia melirik Althan dulu sebelum akhirnya ikut memperkenalkan diri. "Andryan."
Bella tersenyum lebar. "Salam kenal kak Andryan," sapanya.
"Halo kak Althan, kak Gery.." pandangan Bella berpaling pada Cio yang masih duduk di sebelah Gery. "Ah, kak Cio. Udah lama gak ketemu."
Cio sedikit terkejut dengan sapaan Bella. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. "He'eh."
Kedua alis Andryan berkerut karena dia dengan jelas melihat raut tidak suka dari Cio sebelum anak akuntansi itu memalingkan wajahnya.
"Kebetulan banget ya," ujar si bungsu Dawson dengan senyum canggung, berusaha mengalihkan wajah kusut Cio yang terlihat sangat jelas itu.
"Hehe, sebenarnya aku ke sini bareng temen-temenku." Bella menunjuk teman-temannya yang berdiri tidak jauh dari mereka.
Terpikir sesuatu, Bella tiba-tiba berbalik ke arah Deral. "Kita boleh gabung gak?"
Deral menunduk sedikit untuk melihat wajah Bella.
"Boleh ya? Ya, ya?" tanya Bella sembari mengatupkan kedua tangannya di depan dada.
Terdengar dengusan dari si pemilik wajah lempeng. "Ya, oke."
"Yeyy," seru Bella sambil memeluk lengan Deral senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keep You Secretly [slwup]
RomanceWARNING! BL, UNREQUITED LOVE. Gak suka? Gak usah baca. ** [Book 3rd of Prince School SEX with Bad Boy School] Cio sudah menaruh perhatian kepada anak sulung keluarga Darker sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar. Hingga mereka beranjak dewasa...