"Makin suka, deh."
*
*
*
*
*"Flo, yang tadi ngelempar batu ke arah lo siapa? Sakit banget tuh, kayaknya. Ishh ...." Oniel sedikit meringis melihat memar yang lumayan besar di dahi Flora.
Flora memegang dahinya."Ga tau, gue ga liat. Dan ini, sakit banget, Niel. Sumpah," jawab Flora, sambil meremas bahu Oniel untuk menahan rasa sakitnya. "Flora, sakit!" keluh Oniel, wajahnya menunjukkan rasa sakit yang mendalam.
Orang yang melempar batu itu tidak lain adalah Jessi, yang sengaja melempar batu hingga menyebabkan memar di dahi Flora.
"Flora!!!" Panggilan itu terdengar dari arah belakang mereka, dengan suara yang sedikit berat dan mendesak.
Flora dan Oniel, yang mendengar teriakan tersebut, secara refleks memutar badan mereka. Di kejauhan, terlihat Christy sedang berlari ke arah mereka.
"Flo! Aduh ... sebentar," kata Christy terengah-engah saat dia mendekat. Dia membungkukkan tubuhnya dan memegang dadanya, berusaha mengatur napas setelah berlari begitu cepat.
"Dahimu, Flo ... maaf ya," ucap Christy saat napasnya mulai kembali teratur.
"Oh, jadi, lo? Christy. Lo yang lempar batu itu ke arah Flora?" Oniel dengan sigap berdiri di depan Christy, matanya menatap tajam, seolah menusuk masuk ke bola mata Christy.
"B-bukan! Bukan gue! Tapi temen gue, Jessi. Dia yang lempar, karena dia lihat Flora natap gue terus," Christy menjelaskan dengan panik, berusaha menghindari kesalahpahaman dari Oniel. "Eh? ketahuan ternyata?"
"Niel, udah, Niel," Flora kali ini angkat bicara. Dia lalu memundurkan badan Oniel menggunakan tangannya. "Kamu ngapain ke sini, Christy? Ngekhawatirin aku, ya?" lanjut Flora, sedikit menggoda, sambil tersenyum miring.
Oniel melongokkan kepala, membiarkan Flora berbicara. Christy tersenyum lega mendengar suara Flora yang cukup kuat, namun dibuat kesal saat melihat senyuman miringnya.
Enggak. Gue cuma mau mastiin aja, sih. Dan minta maaf, karena kelakuan si Jessi-Jessi itu," jawab Christy, nadanya agak ditekan saat menyebutkan nama Jessi.
Bola mata Oniel dan Flora membesar, Oniel bahkan sampai membuang mukanya ke arah lain. "O-oh, Jessi ... iya, enggak apa-apa kok," jawab Flora terbata-bata.
Christy tersenyum kikuk, merasakan ketegangan di antara mereka. "Oke ... kalau gitu gue duluan, ya?" pamit Christy. "Oh, iya. Oniel, jangan lupa bawa Flora ke UKS," tambahnya, sebelum melenggang pergi meninggalkan Flora dan Oniel dalam suasana yang tak mengenakkan.
Oniel menatap Flora sejenak, lalu menghela napas. "Ayo, Flo, kita ke UKS sekarang," ajak Oniel lembut, berusaha memecahkan ketegangan antara mereka berdua.
|••••|
"Berani-beraninya ngelempar batu ke Nona Flora ini," kata Lulu dengan nada kesal.
"Belum tahu aja dia, caplokannya Flora gimana," sahut Oniel menambahkan, dengan nada bercanda.
"Maksud lo?!" Flora menatap tajam Lulu dan Oniel secara bergantian. Mereka sekarang berada di dalam UKS, dan alasan mengapa Lulu ada di sana adalah karena dia yang sedang bertugas.
"Lulu, mending lo ambilin es, deh. Buat gue." Pinta Flora dengan nada kesal.Lulu mengangguk lalu segera mengambil es, dan menyerahkannya kepada Flora. "Ini, Flo."
"Thanks," balas Flora sambil mengompres dahinya.
"Lu ngapain lagi sih, Flo? Sampai dilempar batu gitu?" tanya Lulu penasaran.Flora menghela napas sebelum menjawab. "Perasaan gue diem aja, deh. Enggak-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Accept My Love - Pionzzi
FanfictionChristy yang baru saja menginjak kelas 11 dalam suasana damai dan tentram, tanpa ada gangguan yang mengganggunya. Namun, segalanya berubah saat memasuki minggu keempat, ketika ia mulai sering diganggu oleh seorang gadis yang menyukainya. "Gengsi apa...