"Berarti kalau kakek-nenek itu enggak makan apel emas, mereka enggak bakal jadi muda lagi, dong?" tanya Christy sambil menggigit roti yang ada di genggamannya.
"Iya," jawab Flora. "Di dalam apel emas itu terkandung zat yang sangat langka dan kuat yang bisa memperbarui sel-sel tubuh, membuat mereka kembali seperti saat masih muda. Kalau mereka jual, kayaknya baru dua episode nyawanya udah terbang duluan, deh."
Christy mengunyah roti sambil mendengarkan, lalu menatap Flora dengan alis terangkat. "Masa? Kok lu bisa tau, Flo?" tanyanya, sedikit bingung karena setahu dia, di anime yang mereka tonton tadi tidak ada penjelasan detail tentang apel itu.
Flora tersenyum lebar dan menahan tawa. "Tau, soalnya aku ngarang!" jawabnya sambil tertawa.
Merasa kesal, Christy dengan cepat menjejalkan sisa roti yang ada di tangannya langsung ke mulut Flora. Flora, yang masih tertawa lepas, mendadak terdiam dengan mulut penuh roti. Matanya membelalak kaget, tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Sementara itu, Christy menatapnya dengan senyum puas, dan tertawa kecil.
Flora tak punya pilihan lain selain mengunyah dan menelan roti yang memenuhi mulutnya. Sambil mengunyah dengan susah payah, ia melirik ke arah Christy, yang masih tertawa kecil sambil menatapnya dengan pandangan gemas.
"Diliat-liat, ngunyah nya penuh perjuangan banget. Hahaha!!" ujar Christy sambil tertawa, tak bisa menahan rasa geli melihat Flora yang berusaha keras mengunyah roti dengan mulut yang penuh, mirip seperti tupai yang melahap tumpukan kacang.
Dengan sedikit senyuman, Flora melirik tajam ke arah Christy, pipinya menggembung penuh roti. "Ketawa?" tanyanya sambil mengunyah, suaranya agak terputus-putus karena mulutnya masih penuh.
"Enggak, lagi bikin motor," gurau Christy. Jawaban Christy mendapatkan tawa dari Flora.
Setelah selesai mengunyah roti, Flora akhirnya bisa berbicara dengan jelas. Dia menatap Christy dengan campuran kesal.
"Aduh, jadi serek tenggorokanku," keluhnya sambil menepuk-nepuk tenggorokannya.
"Ayo, cari minum. Gue juga serek," tawar Christy, sambil berdiri terlebih dahulu dan mengulurkan tangannya. Flora menerima uluran tangan Christy dan berdiri di sampingnya.
Christy mengedarkan pandangan, mencari toko terdekat. Setelah beberapa detik, dia melihat sebuah stan minuman yang sepi di ujung jalan. "Itu, ada yang jualan es teh, mau?" tanyanya sambil menunjuk ke arah stan tersebut. "Boleh,"
Tanpa berlama-lama, Christy menggandeng tangan Flora lalu berjalan menarik untuk mengikuti langkahnya.
Sampai di stan minuman, Christy memesan dua es teh dan menunggu di sana sampai minumannya jadi. Tidak ada obrolan yang keluar dari keduanya, mereka hanya berdiam diri sambil sesekali melihat ke sekitar.
Hingga tiba-tiba, terdengar suara salah satu pembeli yang baru datang, "Mas, es teh dua, ya," ucapnya dengan nada santai.
Christy dan Flora serentak menoleh ke arah pembeli tersebut, karena suara itu sangat familiar bagi mereka.
"Jessi?" panggil Christy, matanya melebar sedikit karena terkejut.
"Loh? Chris, lo ngapain di sini?" tanya Jessi dengan ekspresi yang tak kalah kaget.
"Menurut lo? Ya beli es teh, Jes," jawab Christy sambil mengangkat alisnya, nada suaranya penuh sarkasme.
Jessi tersenyum, mengangguk paham. "Sama siapa lo di sini? sendiri?" tanyanya sekali lagi. Christy menggeleng pelan.
"Enggak, gue sama Flo-" jawaban Christy berhenti seketika ketika melihat orang yang bersamanya tadi menghilang.
"Loh?! Flo!" teriak Christy, memanggil. Ia mengedarkan pandangan, mencari keberadaan Flora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accept My Love - Pionzzi
FanfictionChristy yang baru saja menginjak kelas 11 dalam suasana damai dan tentram, tanpa ada gangguan yang mengganggunya. Namun, segalanya berubah saat memasuki minggu keempat, ketika ia mulai sering diganggu oleh seorang gadis yang menyukainya. "Gengsi apa...