ଳ. lost

79 15 1
                                    

𖣠; rabbit

tiga hari berlalu, dan dalam jangka waktu itu juga erisha dan rayne tak saling berhubungan meskipun melalui via whatsapp ataupun bertegur sapa disekolah. erisha pun dalam beberapa hari ini juga selalu mengurung diri didalam kamarnya, ia masih kalut dan merasa bersalah atas kehilangam kelinci rayne.

dan untuk pertama kalinya rayne marah padanya, dalam hubungannya yang hampir berjalan 2 tahun ini ia tak pernah melihat rayne semarah ini pada dirinya sampai tak mau berbicara padanya.

"udah sha, lo mau nangis sampai kapan?" tanya yocella khawatir.

"rayne gak pernah semarah ini sama gue cel..."

erisha mengusap air matanya yang tak berhenti keluar, ia bisa merasakan matanya perih karena terlalu banyak menangis. yocella hanya bisa diam sembari menenangkan sahabatnya itu.

dilain sisi rayne masih sibuk mencari keberadaan kelincinya, ia benar-benar khawatir akan keadaan dari kelincinya. namun ia juga mengkhawatirkan erisha tiga hari terakhir ini, pemuda itu merasa bersalah karena meninggalkan kekasihnya seorang diri karena egosentrisnya.

hal tersebut membuat ia tak berani menemui erisha, ia memilih untuk mendiamkannya agar nantinya tak memunculkan masalah baru.

disela rayne tengah tenggelam dipikirannya sendiri, ada seseorang yang menepuk pelan bahunya membuat pemuda itu mau tak mau membalikkan badannya.

"hai, kamu rayne kan? kamu yang nyari kelinci hilang di komunitas pecinta kelinci"

rayne hanya mengangguk pelan, seseorang itu lalu tersenyum pelan.

"sebelumnya kenalin aku zelda anak 12 mipa 5, aku juga salah satu anggota komunitas pecinta kelinci. kelinci kamu aman sama aku, aku gak sengaja ketemu dia ditaman yang gak jauh dari tempat lomba kejuaraan anggar" ujarnya.

mendengar itu rayne langsung bernapas lega, "sebelumnya makasih banyak, bisa ntar sore kita ketemuan di kafe xxxx"

gadis itu hanya mengangguk dan tersenyum tak lama kemudian ia pamit kepada rayne karena ia juga harus bergegas kembali ke kelas. rayne juga demikian ia tak sabar mengabari erisha dan bertemu dengan gadis itu.

hanya saja satu masalah lagi, bagaimana caranya ia menghubungi gadis itu dan mengajaknya bertemu ditengah perang dingin antara mereka berdua?

***

sore harinya, untuk menghilangkan rasa sumpek yang mulai menggerogoti dirinya. erisha memutuskan untuk berjalan keluar menuju kafe langganannya yang tak jauh dari rumahnya, tak lupa ia mengajak sahabat karibnya itu agar ia tak sendirian disana.

"lo ngajak kesini, lo yang traktir ya" ucap yocella.

"iya, iya bawel"

keduanya terlihat sibuk berbincang dan melepas tawa sembari menyantap dessert yang telah dipesan tadi, untuk sekejap erisha melupakan masalahnya dengan rayne. rasanya lebih baik daripada ia terus saja mengurung diri dengan diselimuti banyak perasaan kalut.

lalu yocella tiba-tiba menyenggol sikunya gadis itu memberikan kode melalui matanya seolah menunjuk ke suatu arah. mata erisha membulat dan seketika pandangannya terpaku saat ia melihat rayne tengah mengobrol dengan seorang gadis.

sesaat kemudian hatinya dipenuhi rasa sesak, ia baru melihat rayne seantusias itu berbicara dengan gadis lain selain dirinya. erisha dapat melihat betapa lebar senyum dari pemuda itu, ia kemudian bangkit dari tempat duduknya.

"sha, yakin gak mau samperin dulu?"

"enggak cel, gue mau pulang"

yocella hanya menghela pelan dan mengikuti langkah erisha yang berjalan jauh didepannya, ia menahan langkah gadis itu setelah keluar dari pintu kafe.

"sha, mending lo samperin deh"

"gak cel, sakit tahu liatnya"

"bisa jadi lo salah paham sha"

"salah paham? lo gak liat tadi dia seneng banget ngobrol sama tuh cewek"

erisha memilih untuk tidak lagi membahasnya yang ada dipikirannya ia ingin cepat-cepat pergi dari tempat itu. ia bisa merasakan matanya panas, jangankan untuk menghampiri rayne melihatnya saja ia benar-benar sudah tak sanggup.

"lo terlalu cepat ambil kesimpulan sha..."

"cukup cel, lo bisa balik sekarang"

mendengar itu yocella sedikit kecewa atas tindakan erisha, ia memilih untuk meninggalkan sahabatnya itu. mungkin erisha memang butuh waktu untuk menyendiri dan menenangkan segala amarah yang bergejolak dihatinya.

erisha hanya bisa terisak pelan, meskipun apa yang ia lihat bukanlah yang sebenarnya yang terjadi. tetap saja ia tak bisa membayangkan hal yang positif, melihat rayne tersenyum lebar dengan gadis lain selain dirinya itu benar-benar menyakitkan.



↷ ⋯ ♡ᵎ

ꊥꊥ. 𝗥𝗔𝗕𝗕𝗜𝗧 ꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang