ଳ. fear

57 9 1
                                    

𖣠; rabbit

erisha menarik napasnya dalam-dalam, pada akhirnya dia lebih memilih untuk melarikan diri daripada memberikan kesempatan kepada rayne untuk berbicara. bukannya apa, ia benar-benar masih belum bisa menghadapi anak adam itu secara langsung.

rasanya lidahnya kelu, bahkan untuk sekedar membalas ucapan rayne tadi. rasanya ia tak pantas untuk berharap lebih lagi dengan hubungan yang sudah berakhir sejak lama.

empat tahun bukanlah waktu sebentar, harusnya rayne bisa melupakannya. dan biarkan dia yang terjebak dengan kisahnya bersama rayne, tapi membayangkan hal itu saja sangat sakit baginya.

"aku juga kangen banget sama kamu ray..."

andai, dia bisa lebih memberanikan dirinya mungkin sekarang pun ia bisa berbicara pada rayne. namun tak semudah itu baginya, benar-benar layaknya seorang pengecut.

ia hanya bisa menangisi hal yang sudah-sudah, memegangi dadanya yang dipenuhi rasa rindu yang teramat dalam pada rayne.

"erisha..."

mendengar suara lembut dari sang ibu membuat erisha dengan cepat mengusap air matanya, ia berbalik menatap sang ibu yang kini tengah berdiri di pintu kamarnya.

"sudah ketemu sama rayne?"

"mama kok tiba-tiba tanya gitu? rayne orang sibuk dia gak sempet buat ke acara reuni" tuturnya dusta.

"terus kenapa kamu kemarin pulang nangis-nangis?" risau sang ibu.

kegelisahan nampak tergambar jelas diwajah wanita paruh baya itu, pasalnya semenjak ia tahu bahwa erisha tak berhubungan lagi rayne. perangai anaknya itu jelas terlihat berbeda dari sebelumnya.

hal itu ia sadari setelah satu tahun kepindahan mereka di kota lain, wanita paruh baya itu sering mendapati anaknya menangis diam-diam.

"kalau kamu cuman diam begini, gimana rayne bisa tahu?"

"gak penting ma, aku gak berharap apapun..."

"yakin?"

erisha tertunduk membisu, sang ibu hanya menggeleng pelan. ternyata kisah cinta anaknya serumit itu, atau memang kisah cinta anak muda zaman sekarang terlalu berlika-liku? ibunya hanya menghela pelan dan kemudian beranjak dari kasur erisha.

"awas nanti nyesal loh... kalau ada kesempatan jangan di sia-siain... padahal mama pengen banget kalau rayne jadi mantunya mama"

"MAMA NGACO AH!"

***

erisha memijitnya pelipisnya pelan, ia sedikit pusing dengan sketsa permintaan dari klien. ternyata tak semudah yang ia bayangkan, permintaan tersebut terlalu rumit. namun ia masih berusaha semampunya, mungkin mengambil rehat sejenak bisa membuatnya mendapat sebuah ide.

ia izin kepada atasannya untuk mengunjungi kafe yang berada diseberang butik milik atasannya tersebut. erisha sangat bersyukur yang mempunyai atasan yang pengertian dan tak menekan karyawannya, padahak erisha terbilang karyawan baru.

erisha memutuskan memesan sebuah minuman dan kembali lagi ke tempat kerjanya, namun kehadiran yocella yang tak disangka-sangka membuat ia harus mengurungkan niatnya.

pasalnya sahabat karibnya itu ingin berbicara empat mata dengannya. ia masih punya banyak waktu jadi ia bisa menyisihkan sedikit demi berbicara dengan yocella.

"sha, gue gak habis pikir deh sama lo"

erisha tahu arah pembicaraan yocella, ia hanya menghela pelan dan terdiam sembari menatapi orang-orang yang berlalu lalang.

"kan gue udah bilang cel..."

"tapi sha, seenggaknya kasih rayne ruang. lo gak bisa terus-terusan lari"

"karena rasanya gue gak pantes buat ngarepin rayne lagi cel"

"terus kapan lo ngerasa pantas? sampai nanti rayne nyerah sama lo"

"ya baguslah, ngapain juga dia susah-susah buat cewek kayak gue"

"apasih sha, lo kenapa deh?"

"lo yang kenapa cel? ini hubungan gue sama rayne kenapa lo yang repot?"

"ya karena gue peduli sama lo, gue tahu mau itu lo atau rayne kalian berdua masih saling sayangkan"

"lo salah cel, gue gak pernah ngarep rayne buat balik ke gue"

"lo bohong sha..."

"ucapan lo sekarang gak sinkron dengan ucapan yang lo bilang tadi. ayolah sha, bicara sama rayne, perbaiki hubungan lo sama dia. jangan sembunyi mulu" lanjut yocella.

erisha hanya menggeleng pelan, ia benar-benar tak bisa melakukan hal itu. rasa bersalah selalu saja mengerubungi hati kecilnya. ia memilih kembali ke tempat kerjanya, namun sebelum itu yocella berpesan padanya.

"jangan sampai lo ngerasain sakit lebih dari yang lo rasain empat tahun yang lalu sha... karena kali ke dua gak akan pernah datang lagi"



↷ ⋯ ♡ᵎ

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ꊥꊥ. 𝗥𝗔𝗕𝗕𝗜𝗧 ꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang