𖣠; rabbit
sedari tadi erisha tak henti-hentinya bersenandung kecil sembari mempersiapkan sesuatu, tentu saja itu menandakan suasana hatinya sedang bagus. bagaimana tidak? kencan minggu kemarin yang sempat tertunda akhirnya bisa terealisasikan sekarang.
sebenarnya banyak waktu yang hampir mereka habiskan berdua, seperti belajar bersama atau menemani rayne berlatih anggar. namun kadang kala juga erisha ingin menghabiskan waktu akhir pekannya seperti pasangan pada umumnya, maka dari itu ia meminta kepada rayne untuk berkencan setiap akhir pekan.
terdengar suara deru knalpot motor rayne dari arah pekarangan rumahnya, gadis itu dengan segera menuju pintu utama rumahnya tak lupa ia membawa sebuah keranjang piknik.
"tumben ngepangin rambut" celetuk rayne.
"biar lebih feminim aja"
"emang biasanya gak feminim?"
"ishhh, tapi lebih beda aja!"
rayne hanya ber 'oh' ria, ia segera menyuruh erisha untuk naik ke motor dan beberapa saat kemudian motornya telah meninggalkan pelataran rumah gadis itu.
pemuda itu tersenyum kecil saat melirik sekilas erisha dari kaca spionnya, nampaknya kekasihnya itu begitu menikmati sepoi angin yang menyapa lembut wajah ayu nya itu.
"cantik banget"
"hah? kamu ngomong apa?"
"enggak"
setelah melewati perjalanan yang cukup jauh keduanya memutuskan untuk menikmati waktu berdua ditempat sekitaran tepi danau. semacam lake picnic keduanya meletakkan karpet diatas hamparan rumput hijau itu dan menaruh bekal yang tadi telah dibawa oleh erisha.
[kira-kira seperti itu gambarannya]
"tumben gak ada seblak" celetuk rayne.
mendengar itu erisha mendengus pelan, ia kemudian ikut duduk disamping rayne seraya berkata "ya kali, aku gak mau nanti mules tiba-tiba"
"tuh tahu, mending juga gado-gado"
"ya gak juga kali..."
keduanya terdiam sesaat, sama-sama hanya menikmati pemandangan danau sore itu. tangan rayne perlahan demi perlahan memegang lalu mengenggam tangan erisha, saat gadis itu menghadap ke arah rayne pemuda itu memalingkan pandangannya. melihat itu erisha hanya terkekeh kecil, "gak romantis banget, ngadep kesini dong"
"gak ah"
"mau boboan dipahaku gak?" tawa erisha sembari menepuk pahanya.
"gak, kayak bocah"
"yaudah, kalo gitu aku aja yang boboan dipaha kamu" ucapnya lalu menidurkan dirinya di atas paha rayne.
pemuda itu langsung menatap wajah erisha yang kini juga menatapnya sembari tertawa kecil, tangannya masih menggenggam jemari mungil milik gadis itu. lalu satu kecupan mendarat pada kening erisha membuat gadis itu sedikit terkejut.
namun kemudian dengan isengnya erisha seolah menghapus bekas ciuman yang diberikan rayne. tak tinggal diam pemuda itu kembali mendaratkan ciumannya pada gadis itu. kembali lagi erisha melakukan hal yang sama berkali-kali membuat rayne gemas dan langsung menciumi seluruh wajahnya.
"hapus lagi, aku cium lagi"
erisha hanya tertawa pelan, ia lalu bangkit dari tidurnya dan kemudian mencium pipi rayne. pemuda itu langsung terdiam seolah membeku, melihat reaksi itu erisha kembali terkekeh kecil.
wajar saja pemuda itu nampak terkejut pasalnya mereka pun jarang melakukan skinship seperti ciuman maupun pelukan, hanya sebatas mengenggam tangan. tentu saja itu karena sikap dari rayne yang terlalu kaku.
"kayaknya baru hari ini deh kita banyak ciuman hahaha"
"mau lagi, tapi dibibir" pinta rayne.
"HAH?!"
***
sebelum rayne benar-benar mengantar erisha pulang, pemuda itu memilih untuk singgah disebuah restoran untuk mengisi perut mereka berdua. sedangkan erisha masih enggan untuk memulai pembicaraan karena teringat permintaan rayne saat mereka ada di tepi danau.
masalahnya ialah erisha belum mempersiapkan hal yang seperti itu, berciuman biasa seperti saja butuh keberanian untuknya apalagi berciuman dibibir yang tak pernah terbayangkan oleh dirinya.
first kiss itu seperti apa?
tiba-tiba satu pertanyaan itu muncul dipikirannya, erisha akui ia memang pernah membayangkan hal tersebut. akankah ia juga berciuman layaknya pasangan yang ia sering baca pada komik favoritnya?
"kamu mau parfait?"
"eh— boleh deh..."
setelah itu rayne memanggil pelayan dan memesan sebuah parfait untuk erisha sebagai hidangan penutup. tak lama setelah itu parfait yang telah rayne pesan tadi pun datang, langsung saja erisha menyantapinya sedangkan rayne hanya diam sembari menatap erisha yang tengah melahap parfait.
"kamu kenapa liatin aku kayak gitu?" tanya erisha.
"kenapa emangnya?" rayne bertanya balik.
"enggak, aku cuman nanya aja"
"harusnya aku yang nanya, kamu daritadi diem mulu, gak enak badan?" tanya rayne memastikan dan hanya dijawab gelengan kecil oleh erisha.
"terus kenapa?"
kesal sebab rayne bertanya seperti itu erisha kemudian menyuapi rayne dengan parfait, pasalnya gadis itu tak mau harus salah tingkah didepan umum oleh sebab itu ia menutup mulut rayne dengan menyuapinya.
"aku kenyang, ayok pulang"
keduanya pun meninggalkan resto dan kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah erisha, tak ada percakapan antara keduanya erisha hanya diam tenggelam ditengah kecanggungan itu.
tak terasa motor rayne pun telah terparkir rapi di pekarangan rumah erisha, gadis itu langsung saja turun dari motor kemudian diikuti oleh rayne. pemuda itu berdiri disamping motor miliknya, ia menahan tangan erisha lalu menarik gadis itu lebih dekat dengannya.
ia memiringkan kepalanya dan mulai melumati bibir ranum erisha tanpa aba-aba, gadis itu hanya terdiam sembari menutup matanya ia hanya bisa merasakan lumatan demi lumatan yang dilakukan rayne terhadap bibirnya.
lembut... dan penuh kasih. setidaknya itu yang dirasakan oleh erisha, gadis itu kembali membuka matanya saat rayne menyudahi ciumannya. ia melihat pemuda itu tersenyum kecil, kemudia membelai lembut pipinya.
"manis..."
tersadar akan hal tersebut, erisha bisa merasakan wajahnya yang mulai memerah bak kepiting rebus kakinya juga mulai terasa lemas.
"ughh... GAK USAH JEMPUT AKU BESOK" ucapnya sembari mendorong kecil punggung rayne untuk segera pergi, ia hanya tak mau rayne melihat dirinya yang sudah hampir mau 'meleleh' akibat perlakuan pemuda itu.
"eeehhh..."
↷ ⋯ ♡ᵎ
KAMU SEDANG MEMBACA
ꊥꊥ. 𝗥𝗔𝗕𝗕𝗜𝗧 ꒱
Fanfictionㅤㅤ⭑๋܂෨ㅤ𝗥𝗔𝗬𝗡𝗘 𝗔𝗠𝗘𝗦 ❝𝘵𝘦𝘳𝘬𝘢𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘦𝘳𝘪𝘴𝘩𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘬𝘦𝘴𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘤𝘦𝘮𝘣𝘶𝘳𝘶 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘳𝘢𝘺𝘯𝘦 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘳𝘪𝘰𝘳𝘪𝘵𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘭𝘪𝘯𝘤𝘪𝘯𝘺𝘢, 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘴𝘢𝘩 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘦𝘯𝘤...