"Emang siapa yang nelpon mah ?" tanya afan
" mamah juga gak tau "jwab mama afan
" yaudah kalo gitu aku ke kamar dulu ya "
Afan pun berjalan ke kamarnya dan mengambil hp nya yang terletak di meja
betapa kagetnya afan saat melihat bosnya (rakha) menelponnya berkali kali
" duh, perasaan gue gk enak " ucap afan
afan pun kembali menelpon rakha
Telepon on
" ha halo bos kenapa ?" tanya afan gugup
" 𝒉𝒆𝒉, 𝒆𝒍𝒖 𝒅𝒊 𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒔𝒊𝒉 𝒇𝒂𝒏, 𝒊𝒏𝒊 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒏𝒕𝒂𝒓 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒆𝒕𝒊𝒏𝒈 𝒅𝒊 𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊, 𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒔 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒔 𝒈𝒖𝒆 𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒊 𝒆𝒍𝒐 " 𝒖𝒄𝒂𝒑 𝒓𝒂𝒌𝒉𝒂 𝒔𝒆𝒓𝒂𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒅𝒊𝒌𝒊𝒕 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒏𝒂𝒅𝒂 𝒃𝒊𝒄𝒂𝒓𝒂𝒏𝒚𝒂
" 𝒔𝒐 𝒔𝒐𝒓𝒓𝒚 𝒌𝒉𝒂, 𝒊𝒏𝒊 𝒃𝒆𝒏𝒕𝒂𝒓 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒈𝒖𝒆 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒕 "
" 𝒈𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒃𝒆𝒏𝒕𝒂𝒓 𝒍𝒂𝒈𝒊, 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒆𝒍𝒐 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒕 "
" 𝒊 " 𝒖𝒄𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒂𝒇𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒑𝒐𝒕𝒐𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒍𝒆𝒑𝒐𝒏 𝒅𝒊 𝒎𝒂𝒕𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒑𝒊𝒉𝒂𝒌 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒓𝒂𝒌𝒉𝒂
𝒕𝒖𝒕
𝒕𝒆𝒍𝒑𝒐𝒏 𝒐𝒇
" ih, ngeselin banget sumpah punya bos " ucap afan sembari berjalan menaiki tangganya dan bersiap siap
" ini kemana sih si afan lama banget, orang gua mau meeting " gumam rakha
Tidak lama datanglah mala
tok tok tok
" masuk " teriak rakha
mala pun memasuki ruangan rakha
" ngapin kamu ke sini ? Ada keperluan apa " tanya rakha dengan tatapan sinis
" ini, aku di suruh nganterin makanan sama bunda " ucap mala menyodorkan rantang
" ambil lagi, saya tidak miskin, saya bisa membeli makanan jadi tidak usah anterin makanan lagi " ucap rakha sembari menggeserkan makanan yang ada di hadapannya
" t tapi rakh itu dari bunda, bunda udah cape cape buat makanan itu " ucap mala menundukan kepalanya
" siapa jugaa yang suruh bunda kamu buat makanan untuk saya ? Gk ada kan ?" ucap rakha sedikit meninggikan nada bicaranya
" tapi kan rak " ucapan mala terpotong ketika melihat rakha mendekatinya
" saya bilang pergi ya pergi " bentak rakha sembari menunjuk nunjuk ke arah mala, sedangkan mala yanh merasa ketakutan hanya memeremkan matanya, hingga butiran bening keluar dari matanya
" gue bilang pergi ya pergi, bukan malahan nangis " kembali bentakan rakha menyambar mala
" tapi kan rak "
Plak
rakha menampar mala , sekarang di pipi mala terlihat bekas tamparan
" heh, elu apa apaan sih rakh " ucap afan datang secara tiba tiba ,afan pun langsung menghampiri mala dan memegang kedua bahu mala
" heyy, jangan nangis, gk usah takut " ucap afan kepada mala
Di ruangan itu sekarang hening, tidak ada orang yang berbicara, hanya ada tangisan mala yang terdengar
" yaudah, wekarang elu ikut gue ya la, obatin dulu pipi lo " ucap afan, dan afan pun langsung berbalik arah kepada rakha
" dan untuk lo, jangan berani beraninya sakitin pisik atau batin mala " ucap afan penuh penekanan sembari menunjuk ke arah rakha, rakha yang melikat afan menunjuk nunjuknya hanya tersenyum sinis
" yuk la " ucap afan membantu mala berjalan
" sebentar " ucap mala sembari mendekat ke arah meja rakha dan mengambil makanannya, mala pun kembali ke arah afan
" buat lo aja " ucap mala menyodorkan makanannya kepada afan
" makasih " ucap afan mengambil makanan. Yang mala sodorkan
Afan dan mala pun berjalan ke kantin kantor rakha
" ih rakhh, elu bego banget sih, elu kenapa juga harus maen tangan, aaahkk " ucap rakha ftustasi sembari mengacak acakan rambutnya
sementara itu di kantin tempat mala berada dengan afan
" elu duduk di sini dulu ya, gue mau ke lasir dulu " ucap afan meninggalkan mala
" mbak, boleh minjem p3k nya gk ?" tanya afan kepada mbak pelayan
" sebentar mas, saya ambil dulu ya " ucap pelayan dan meninggalkan afan
" nih mas p3knya " sembari menyodorkan kotak putih yang bertuliskan p3k itu
" makasih mbak " ucap afan dan kembali menghampiri mala
" sini la, menghadep ke arah gue " ucap afan
mala pun menoleh ke arah afan dan afan pun langsung mengolesi obat kepada pipi mala yang sudah di tampar rakha
" ssssh " rentih mala ketika afan mengobati pipinya
" duh, maaf ya la, gk sengaja ke teken " ucap afan
" ia, fan mending pipi gue di plester aja, takut nanti bunda sama ayah tau " ucap mala
" oh ia ia " ucap afan
Afan pun selesai mengobati mala
" oh ia fan, udah aja obatin gue nya, mendingan sekarang elu minta maaf sma rakha, emang elo mau di pecat ?" tanya mala
" yaudah kalo gitu gua tinggal dulu ya, bay "
" bayy "
𝕭𝖊𝖗𝖘𝖆𝖒𝖇𝖚𝖓𝖌
𝕧𝕠𝕥𝕖 𝕖𝕟𝕕 𝕜𝕠𝕞𝕖𝕟
KAMU SEDANG MEMBACA
Mala And The Story
RandomSeorang rakha yang sangat keras kepala di minta untuk menjadi pengganti rasya ? Apakah seorang mala yang sangat baik, lembut, penyayang bisa merubah sikap rakha ? 𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂𝒊 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒖𝒏𝒈𝒌𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏𝒍�...