"yandere girl" [ver souta] (2)

653 49 5
                                    


"kenapa kamu kayak gini ke souta?" Ucap souta dengan berani, walaupun sebenarnya perempuan ini tahu bahwa tangan souta sedang bergetar hebat.

"kenapa kamu kayak gini ke souta?" Ucap souta dengan berani, walaupun sebenarnya perempuan ini tahu bahwa tangan souta sedang bergetar hebat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠)

"Salah souta, kamu tau pertanyaan apa yang kumaksud" tangan perempuan itu menghampiri pipi souta. bau amis darah menyeruak kuat di hidung souta.

Kini pipi souta memiliki tapak tangan dengan warna merah darah dipipinya. Ia pun mulai mengerti apa yang dimaksud oleh perempuan gila ini.

"K-kamu gapapa?" Binggo, wajah perempuan itu melembut dan tersenyum kecil. Ia mendekat dan mengecup dahi souta.

Sialnya, wajah itu benar benar sebuah kelemahan bagi souta.
'cantik banget,,, tapi sayang psikopat gila'

"Ha... Iya sayang aku gapapa"

"Tanyalah, namaku" lanjut perempuan itu, souta sempat membeku karena tak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi saat ini.

"S-siapa namamu?"

"[Name],, ingatlah namaku" ucap name. Ia pun pergi keluar dari kamar tersebut.

Shouta masih shock dan kebingungan, bau amis darah mengelilingi indra penciumannya. Membuatnya ingin muntah dan keluar dari kamar tersebut.

Pada akhirnya ia bangun dan mengecek tubuhnya juga borgol Yang ada di kakinya, dan borgol itu ternyata terhubung dengan sebuah pegangan dinding, tentu saja dengan rantai yang terlilit di pegangan tersebut.

Saat mendengar ada suara langkah kaki yang mendekat, Souta kembali keposisinya semula. Ketika [name] sudah masuk kembali dengan sapu pel dan ember, luka yang ada di tangan dan kaki [name] pun sudah terobati.

[Name] mulai mengepel lantai yang terdapat bercak darah, juga membuang pecahan pecahan kaca yang sudah ia kumpulkan sebelumnya. Warna air didalam ember itu berubah menjadi warna merah, apakah darahnya keluar sebanyak itu?. Tidak bukan itu yang penting.

"[name]" saat souta memanggilnya perempuan itu tiba tiba berhenti bergerak dan berjongkok, entah apa yang dipikirkannya, dia terlalu gila untuk Souta berusaha pahami. lalu ia melirik ke arah souta.

"Iya sayang?" Souta dapat melihatnya, tatapan yang penuh cinta itu dan senyuman yang begitu tak tertahankan terpatri di wajah [name]

"Kenapa kamu kayak gini ke souta?"

"Karena aku cinta, aku sayang, aku sangat tergila gila kepadamu" ucap [name], souta tak mengerti kenapa [name] harus sampai melakukan sejauh ini.

Saat souta hendak bertanya lagi, name sudah berdiri dan pergi keluar dari kamar. Namun entah secepat apa dia, dia langsung kembali lagi dengan ember lainnya namun kali ini lebih kecil dengan handuk juga didalamnya, [name] menaruhnya dilantai dan mulai mengelap darah yang ada diwajah souta.

"[name] gak cinta sama souta, bukan gini caranya mencintai seseorang."

Seakan tak mendengar apa yang souta katakan [name] hanya fokus mengelap darah dipipi souta.
"Duh padahal aku suka banget ngeliat wajah kamu yang ada darahku gini.."

Souta sempat terdiam, tak menyangka apa yang dikatakan [name].

"[name], ini namanya obsesi bukan cinta" ucap souta, souta berusaha untuk menyadarkan name bahwa caranya salah, menculik seseorang pun dapat memasukkannya kepenjara.

"Shouta~, setiap orng memiliki caranya masing masing dalam mencintai seseorang dan inilah caraku, inilah cara yang kupilih" ucap [name] dengan suara yang begitu lembut dan senyuman yang terukir diwajahnya.

"Tapi [name], ga gini juga caranya, kenapa ha-" tiba tiba kepala name jatuh kepundak souta. Souta yang panikpun bingung apa yang terjadi.

"[N-name?]" Souta sempat menahan pundak name dan berencana untuk membangunkannya. Namun [name] sudah lebih dulu bersuara

"ohh,,,, god. how I'd love you calling my name"

"Kamu udh gila [name]" [name] hanya mengangguk dipundak souta.

"Iya sayang, aku tau. ini semua salahmu, dan kamu harus bertanggung jawab akan hal itu" ucap [name] lalu mengecup pipi souta, tidak. Dia mengecup seluruh wajah souta.

Souta kaget dengan aksi [name], masalah terbesarnya adalah bibir [name] yang begitu lembut, sial Wajah Souta terasa panas.

'hmm??, lucunya~~, aku emg paling ga bisa buat marah sama souta!!' [name] melihat wajah souta yang perlahan mulai memerah itupun merasa gemas.

"U-udh, cukup!" Ucap souta sembari menghalangi wajah [name] dengan telapak tangannya. [Name] bukannya menjauh malah ia naik ke atas kasurnya souta, memposisikan nya diatas souta.

"Belum. aku belum puas" name mengambil kedua pergelangan tangannya dengan tangan kanan dan mengaitkannya diatas kepala souta lalu mengecupnya dengan membabi buta. Souta sempat menggeleng geleng namun itu tak menghentikan aksi [name]. Setelah itu dia terdiam pasrah, mungkin souta sudah lelah.

"Ini yang terakhir" tangan kiri name memegang wajah souta dan mengecupnya di bibir souta.

"Muahh, hihihi ahh,, bahagianyaa" [name] melepaskan tangan souta lalu memeluknya dengan erat, walaupun [name] kuat tapi bentuk tubuh souta lebih besar dibanding [name].

Dengan jarak sedekat itu, Souta dapat merasakan kehangatan tubuh [name] dengan jelas. Detak jantung [name] sangat cepat. Ingin rasanya souta memberontak namun disisi lain souta dapat merasakan rasa Kesepian yang mengalir didalam pelukan ini.

"Souta~, jangan pernah kabur ataupun lari ya,, aku ga mau kehilangan kamu,," -tapi kalau kamu mau lari kemanapun, aku akan tetap menemukanmu walaupun kamu ada di lubang hitam sekalipun" lanjut [name] dalam hatinya. [name] berbicara dengan penuh kasih sayang dan juga kelembutan agar tidak menakuti lelaki imut ini.

perkataan [name] barusan, terdengar begitu menyedihkan ditelinga souta.

Seperti,,, seseorang yang sudah begitu lama sendirian.

[name] mengangkat wajahnya lalu tersenyum lembut kearahnya. Setelah itu terdengar bunyi alarm dari luar ruangan "ah!, Cookies nya udh Mateng, kau tahu souta aku udh belajar masak cookies dan udh lama juga aku mau kamu cobain cookiesku" setelah itu [name] pergi keluar kamar dengan tergesa gesa.

'Souta takut,,, tapi sikapnya gentle banget ke souta!!,, dan lihat lah wajahnya itu!, APALAH DIA APALAH!!' Souta kini sedang frustasi dengan pikirannya. Apa yang harus ia lakukan Sekarang?, kabur?, tidak akan mungkin karena kakinya Sanja sampai diborgol begini.

'DUUHHH SOUTA BINGUNG,,, liat aja dulu kedepannya deh'

To be continue......

Sepertinya yang souta cukup sampe part 2, karena pada akhirnya mereka berdua akan menerima satu sama lain dan souta akan menjadi clingy seperti biasa ygy.

yang mau part 3 ketik 1

Dah segitu dulu Jan lupa bintang dan komen nyaa

𝗪𝗛𝗔𝗧 𝗜𝗙!? 𝗪𝗶𝘁𝗵 𝗦𝗢𝗟.𝟰𝗖𝗘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang