"Gapapa aku cegil, aku rela ko jadi cegilnya Arion hihihi" walaupun mereka berada diruangan gelap tanpa penerangan tapi entah kenapa suasana didalamnya tidak terasa gelap karena keceriaan [name] yang terasa begitu bersinar.
"Kenapa harus sampai seperti ini?" Tanya Arion, dari sekian banyaknya cara kenapa harus menculiknya, banyak cara yang bisa digunakan untuk mendekati Arion.
"Awalnya aku ga mau gini, tapi karena ada kesempatan jadinya aku gini hihihi, lagi pula aku udh muak ngeliat banyak lalat yang berkeliaran di sekitar Rion"
'Bisa jadi dia berbohong' Arion merasa bahwa,, jikalau [name] mencintainya, kenapa harus sampai menculiknya, ini pasti penipuan, apa dia menginginkan uang?.
"Apa ini karena uang?" Wajah [name] menjauh, lalu terdengar suara langkah kaki [Name] yang entah pergi kemana,,, namun ia masih berada diruangan ini.
"Ga. ini karena pure cinta" [name] ucapannya terasa begitu tulus namun Arion tidak dapat mempercayai nya begitu saja. Walau begitu,, semua orang tau bahwa ini bukan cinta.
"Ini bukan cinta. ini obsesi"
"INI CINTA." Suaranya penuh dengan penekanan dan suasana ruangan langsung berubah menjadi sangat intens.
Namun seketika berubah ketika wangi makanan masuk kedalam ruangan ini.
"Ah! Iya sekarang sudah malam dan aku udh nyiapin makan malam gimana kalo kita makan dulu??"
"Saya ga bisa makan kalau kaki dan tangan saya diikat seperti ini"
[name] berjalan mendekat ke arah Ario sambil membawa makanan yang ia bawa.
"Jangan baku banget dong Rion~, aku ngerasa jauh banget kalo kamu gitu huhuhuuu"
"Emang kita pernah dekat?"
Sopankah seperti itu???, Rion??. [Name] merasakan sakit yang begitu dalam didadanya.
"Jahat!, padahal dulu kamu yang ngelindungin aku!!, hmph!"
"Dulu?"
Name menaruh makanannya di meja dekat tempat tidur Arion lalu pergi kembali.
"Iya!, itupun dari ayahku sendiri, yah mungkin kamu udah lupa karena itu udah lama banget tapi gapapa karena kita bisa bikin banyak moment lainnya, yg ga bisa kamu lupain dan harus selalu kamu ingat"
Ctek
Lampu diruangan menyala dan mata Arion kaget karena sinar yang tiba tiba muncul dan menerangi seluruh ruangan atau bisa kusebut,, kamar?.
"Sekarang udah terang, look at my face, jangan lupain wajah ini ya~"
Arion mengedipkan mata beberapa kali untuk menjernihkan penglihatan nya, [name] pergi kembali mendekat kearah Arion dan berusaha untuk membuat Arion duduk.
Saat sudah selesai name berjongkok didepan Arion sambil menaruh kepalanya dipaha Arion.
"Arion,,," penglihatan Arion kini sudah jernih dan dapat melihat wajah name dengan jelas, rambut berwarna raven dengan matanya yang berwarna merah pekat. Mata Arion sempat terbelalak karena kaget dengan warnanya.
"Ahh,, mata ini ya?, apa kamu membenci nya?, aku bisa ko operasi mata kalo kamu ga suka sama mataku"
Sebaliknya, warnanya sangat cantik Dimata Arion, warnanya seperti Ruby. Dan saat terkena cahaya lampu warna merahnya berubah menjadi Crimson.
"Enggak."
'Pupil matanya membesar' Arion melihat [name] dengan mata yang sendu.
"IONN ga benci warna mataku!??"
Arion mengangguk, dan sejak kapan namanya berubah menjadi ion. Yah terserah lah.
"ahh,,, senangnya~, karena semua orang banyak yang bilang kalau mataku seperti mata iblis" name tersenyum dengan begitu hangat, entah mengapa itu membuat hatinya terasa aneh. Apa yang sebenarnya yang terjadi padanya sampai melakukan hal gila seperti ini.
"Nyaman banget dipangkuan Rion, tapi Rion harus makan dulu" name beranjak untuk mengambil makanan lalu menarik kursi dan duduk dengan tangan memegang sandwich.
"Nih aku udah nyoba masak sandwich toast, buka mulutnya~~"
Arion memalingkan mukanya.
"Arion."
"Kamu harus makan"
Arion tidak melihat ke arah [name], ia tetap memalingkan mukanya, dan itu membuat [name] naik darah.
"Ayoo pesawat datang~~ wiuu wiuuu wiuuu"
Arion masih terdiam, dia tidak mengatakan sepatah katapun dan hanya melihat ke arah tembok dengan muka yang datar.
"Rion kamu pilih sendiri, kamu mau aku pakai cara yang sulit atau cara yang mudah"
Arion tidak bergerak atau bahkan membuka mulutnya hanya untuk membalas ucapan [name]. Emosi [name] sudah sampai dipuncaknya.
Plakk, suara tamparan itu menggema di seluruh ruangan.
"Huh, baiklah kamu ya yang bikin aku harus sampai kayak gini. Jadi,, hadapi resikonya"
Tangan [name] terangkat kembali bersiap untuk menampar Arion, namun belum sempat tangan [name] menyentuh kulit Arion, Arion sudah lebih dulu menahan tangan [name].
Arion memegang pundaknya dan membantingnya kekasur dan setelah itu tali tambang yang sebelumnya terikat di tangan Arion kini terikat ditangan [name].
"Hei!" [Name] memberontak dan memukul Arion asal asalan. Lalu kepalan Arion melayang mengenai hati [name]. Dengan sedikit waktu yg ia ulur dia pun dapat melepaskan ikatan yang ada di kakinya.
Rasa sakit dan linu menjalar diseluruh badan [name], bahkan penglihatan nya mulai mengabur. Kini tangannya terikat dan badannya dililit dengan selimut oleh Arion.
"RION JANGAN KIRA KAMU BISA LEPA-"
Plakk
tamparan itu terasa sangat perih, bagaimana bisa orang yang sebelum kakinya terikat tak berdaya, Sekarang dapat bergerak dengan begitu lincah. Warna merah bekas tamparan itu tercetak dipipi [name] sangat jelas.
"Masih mau kayak gini?"
[Name] menatapnya dengan intens, walaupun [name] sangat mencintai Arion tapi ia masih manusia yang memiliki ego. egonya terasa tercoreng, karena awalnya Arion lah yang berada dibawah genggamannya kini menggigit balik majikannya.
Tapi bagi Arion tidak ada yang akan bisa menjadi majikannya. Dialah majikan itu sendiri.
Plakk
"Masih mau kayak gini?"
To be continue....