Berbicara tentang cinta, bukankah cinta saja tidak akan cukup untuk sepasang insan yang mencinta untuk bisa memulai sebuah babak baru dalam kehidupan mereka? Seolah cinta hanya menjadi sebuah pelengkap saja dalam babak baru selanjutnya. Banyak tahapan yang akan dijalani hingga menjadi sebuah babak baru yang sempurna di dalam kehidupan sepasang ingsan yang mencinta.
Suara langkah kaki yang terdengar dengan jelas dari luar pintu ruang kerja ini membuat lelaki bertubuh tegap yang tengah terduduk di kursi kerjanya itu mengalihkan panangannya, melihat siapakah gerangan yang langkahnya terdengar melangkah ke arahnya.
Dengan senyumannya yang teramat manis itu, lelaki yang tengah berada di awal usia 30-an itu menyambut langkah kaki kecil yang datang kepadanya.
"Papa! Look! Ethan dapet nilai A hari ini," suara melengking khas anak berusia 5 tahun itu terdengar begitu jelas menggema di dalam ruangan ini.
Anak lelaki itu datang ke arahnya sembari membawa selembar kertas yang dia bawa dari sekolahnya untuk ditunjukan kepada sang papa betapa hebatnya dia hari ini.
Senyuman di wajah Jeffrey tidak kunjung hilang, dengan bangganya dia menepuk bahu putra semata wayangnya dan mengacak-acak rambut sang putra.
"Great job, Ethanio. Udah bilang ke mama?" tanya Jeffrey kepada putranya.
Belum bocah lelaki itu menjawab pertanyaan dari papa nya, suara langkah dari sepatu hak tinggi terdengar memasuki ruangan itu. Liliana, istri dari Jeffrey sekaligus mama dari Ethan kini berada di ruagan yang sama dengan anak dan suaminya. Wanita berambut panjang itu tersenyum melihat bagaimana bahagianya sang anak saat mengadu tentang nilainya kepada sang papa.
"Aku yang jemput dia, jadi aku jelas udah tahu tanpa dia ngasih tahu aku," ujar Liliana dengan ransel berwarna biru milik Ethanio di tangannya.
"Tadi mama jemput Ethan sendiri, gak sama pak supir atau sama suster. Kenapa papa gak nemenin mama? Padahal papa hari ini enggak ke kantor."
Ceriwis, kata yang bisa menggambarkan Ethanio yang banyak bicara dan ingin tahu banyak hal. Jika dia sudah penasaran dengan sesuatu, maka dia akan mencari tahunya hingga dirasa dirinya puas dengan jawaban atas rasa ingin tahunya. Hal-hal kecil seperti alasan sang papa tidak turut menjemputnya pun harus dia pastikan dan dia harus tahu.
Jeffrey sedikit bergumam sebelum menjawab pertanyaan dari sang putra, "Hmm.. soalnya papa hari ini ada rapat daring, papa gak ke kantor tapi tetap kerja."
"Are you sure, papa? Papa gak bohong, kan?"
Mata bocah itu memicing saat meragukan alasan yang diberikan oleh sang papa.
"No, papa gak bohong. Kalau papa bohong, bakal ada perempuan cantik yang marah-marah ke papa. Papa takut," dengan ekspresinya yang dibuat seolah ketakutan, Jeffrey berhasil membuat Ethan tertawa lepas tanpa sadar siapa yang dimaksud oleh Jeffrey.
"Dari pada kalian dimarahin sama perempuan cantik, mending sekarang kamu ganti baju dulu Ethanio. Bajunya udah bau keringet, kamu banyak lari-lari hari ini, kan?" ucap si Perempuan Cantik.
Mendengar ucapan sang mama, membuat Ethan seolah diingatkan dengan hal yang belum dia adukan pada sang papa. Dengan semangat Ethan mengulurkan kakinya dan mengangkat celana sekolahnya hingga memperlihatkan lututnya yang terluka.
"Papa, look. Tadi Ethan lari-lari di sekolah, terus jatuh," adunya dengan mimik wajah yang kesal.
"Jatuh di sekolah? Nangis gak?"
Ethan menggeleng, "No and never! Anak papa kan tough, Gak mungkin nangis," ucapnya dengan penuh percaya diri.
Kini pandangan Jeffrey justru terarah pada sang istri, Liliana. Sorot khawatir itu terlihat jelas dari mata Jeffrey. Liliana yang menyadari itupun tersenyum dan mengangguk seolah berkata, "Enggak apa-apa."
Dari senyuman itu, Jeffrey yakin jika memang tidak akan ada masalah baru yang hadir setelah ini hanya karena insiden kecil seperti ini.
"Sana ganti baju sama mama, nanti sore kita main ke luar," dengan tepukan pelan pada punggungnya, Ethan menurut dengan ucapan sang papa.
Sebelum melewati pintu ruangan itu, Ethan kembali berbalik memandang ke arah Jeffrey dan berkata, "Kita main sepeda ya nanti sore, keliling yang jauh. Mama juga harus ikut," ucapnya sebelum akhirnya menghilang di balik pintu, meninggalkan sang mama dan papa yang masih menertawakan prilakunya itu.
-oOo-
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR ETHAN - JEONG JAEHYUN
FanfictionJika mendengar tentang pewaris keluarga konglomerat, apa yang akan terpikirkan? anak-anak sombong dan angkuh yang hanya bisa memanfaatkan nama besar keluarga? Di sini tidak akan menemukan hal itu, jangankan untuk sombong dan angkuh, Ethanio hanyalah...