𝟎𝟔 : 𝐃𝐢𝐚𝐠𝐧𝐨𝐬𝐢𝐬

1.6K 133 18
                                    

Cklek-

Han membuka pintu kamarnya dan keluar, langkah kakinya ia bawa menuju tangga untuk pergi ke dapur. Entah kenapa ia sangat menginginkan cheesecake sekarang, padahal jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari.

Semoga di dapur ada, itulah harapan yang ia rapalkan dalam hati.

Sesampainya di ambang pintu dapur, Han menghentikan langkahnya. Keningnya menyerngit, siapa orang yang tengah minum di dapurnya itu?

Baru saja hendak menegur, Han kembali mengatupkan bibirnya saat orang itu berbalik. Hah? Apa yang Felix lakukan di sini? Itulah yang kini ada dalam benak Han.

"Han?."

Felix, pria berkaos putih itu berjalan cepat menghampiri Han yang masih terdiam di ambang pintu dapur.

"Akhirnya Kau keluar."

Han tersadar saat Felix memeluknya, ia terdiam tak merespon apapun. Demi apapun, Han tidak tahu jika salah satu member dari grupnya masih berada di sini, ia pikir mereka sudah pulang karena ia tak kunjung turun.

"Jangan terlalu dipikirkan. Everything will be fine."

Felix mengeratkan pelukannya pada pemuda yang lahir berbeda satu hari dengannya itu. Jujur saja, ia merindukan pemuda dalam pelukannya ini, karena mereka tidak pernah bertegur sapa lagi setelah kejadian itu.

"Don't miss me?."

Grepp-

Han segera membalas pelukan Felix. Bohong jika ia berkata tidak merindukan pria Aussie ini. Sedari dulu terbiasa bersama hingga disebut kembar, membuatnya merasa aneh jika jauh-jauh dari pria ber-freckles itu.

"Hiks..."

"Don't cry, I'm here."

Dengan lembut, Felix mengusap punggung berbalut pakaian berwarna hitam itu. Sebelah tangannya yang memeluk pinggang ramping itu bergerak memberikan usapan.

Han semakin terisak. Bisa dirasakan oleh Felix jika bahu kirinya kini basah. Ia semakin mengeratkan pelukan, berharap dengan seperti itu pemuda dalam pelukannya akan tenang.

"Appa Han, Felix, Appa Han..."

"Aku mengerti. Relakan Appa Seung, hm? Jika Appa melihatmu seperti ini, Appa akan mengkhawatirkanmu, dan itu akan membuatnya tidak tenang. Appa sudah bertemu dengan Eomma di sana, jadi seharusnya Kau senang. Bukankah Kau ingin Appa bersama lagi dengan Eomma?."

"Tapi Appa ninggalin Han, Felix, Appa ninggalin Han. Harusnya Appa ngajak Han, biar Han bisa ketemu sama Eomma juga."

"Husst, tidak boleh berbicara seperti itu. Di sini masih ada Bibi, Paman, member, Stay, dan semua orang yang menyayangimu. Ingat, Kau tidak sendiri, banyak orang yang mencintaimu di sini."

"Siapa? Siapa orang yang akan mencintai Han seperti Appa? Tid-."

"Kami. Kami yang akan mencintaimu seperti Appa Seung, bahkan lebih."

Han melepaskan pelukannya dan menoleh ke belakang, di sana, para member menatapnya hangat dengan senyum hangat di bibir masing-masing.

"Chan Hyung benar. Kami yang akan mencintaimu lebih dari Appa Seung mencintaimu."

"Jadi jangan terpaku pada Appamu, Bocah."

"Bin." Teguran pelan dari Minho itu membuat suasana berubah, Changbin sendiri hanya mengerutkan keningnya pertanda tak mengerti.

𝗛𝗮𝗽𝗽𝗶𝗻𝗲𝘀𝘀 | Han Ji-Sung HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang