𝟏𝟕 : 𝐑𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧

705 78 8
                                    

"Sebenarnya...berapa banyak pria yang sudah merasakan tubuhmu?."

Prangg!

Piring yang semula berada di tangan Han kini pecah di atas lantai, membuat serpihannya berserakan dan sebagian mengenai kakinya.

Tidak, Han tidak akan meringis, karena itu tidak ada apa-apanya dibanding dengan rasa sakit di hatinya.

Sebenarnya, apa kesalahannya hingga Minho selalu melontarkan kata-kata yang selalu membuatnya merasa rendah?

Berapa banyak pria yang sudah merasakan tubuhnya? Apakah dirinya terlalu seperti jalang hingga ditanya seperti itu oleh orang yang menjadi penyebab tubuhnya rusak?

"Lain kali berhati-hati, karena tidak akan ada lagi yang peduli saat Kau mencari perhatian sekarang."

Mereka sudah dewasa, seharusnya pemikiran pun ikut dewasa. Tapi, tampaknya Minho pengecualian. Pria itu bahkan lebih kekanakkan dari Jeeyeon yang notabenenya masih kecil tapi sudah bisa mengolah kata-kata.

"Ini...sudah berapa banyak yang memasukinya?."

PLAKK!

Suasana di dapur kini sunyi, hingga suara tarikan nafas pun terdengar jelas. Han memandang marah Minho yang tadi menyentuh bagian belakangnya.

"Jangan menyentuhku dengan tangan kotormu." Menahan emosinya, Han menggeram pelan. Siapa Minho hingga bisa menyentuh privasi nya?

"Bukankah Kau yang kotor?."

Deg-

Mengepalkan kedua tangannya, Han menundukkan kepalanya. Kalimat itu terlalu tajam, hingga langsung menusuk bagian terdalam pertahanannya.

"Dulu Aku bebas menyentuhmu di manapun dan kapanpun, mengapa sekarang tidak?." Belum puas, Minho menatap mengejek pemuda di depannya. Rasa perih karena tamparan dari Han tidak diindahkannya.

"Kau sudah berubah."

Kalimat itu keluar dari celah bibir Han setelah beberapa saat hening, pemuda itu tetap mempertahankan tundukkan kepalanya, tangannya terkepal di kedua sisi tubuhnya.

"Kau bukan lagi Minho yang ku kenal, ah, Aku memang tidak pernah mengenalmu bukan?."

Terdengar kekehan pelan, membuat suasana di dapur sedikit berubah. Han mengangkat wajahnya, menatap Minho yang hanya terdiam.

Tak pernah Han sangka, Minho yang dulu selalu dekat dan paling menjaganya, kini menjadi orang yang paling menyakitinya.

Meski bukan dengan kekerasan, tapi perkataan lebih menyakitkan bukan? Setiap kata yang keluar dari celah bibir Minho, selalu berhasil membuatnya merasa tertohok.

Tramp

Tramp-

Tramp!

Mendengar suara langkah kaki yang mendekat, Han menolehkan wajahnya. Di sana, para member yang baru datang berjalan menghampirinya dengan wajah bingung.

"Bertahun-tahun bersama sepertinya Kalian memang tidak memahami ku. Mulai sekarang, Kalian ingin mengatakan apa pun, Aku tidak peduli. Kalian ingin mengataiku jalang, murahan, kotor, menjijikkan, atau apapun itu, Aku tidak akan menanggapi dan menganggapnya, karena memang Aku seperti itu bukan?."

Tampak para member tertegun, mereka berhenti dengan sorot mata bingung. Han yang melihatnya hanya tersenyum sinis.

"Aku sudah lelah menghadapi Kalian, dan kali ini Aku menyerah. Silahkan pergi sejauh-jauhnya, dan jangan perlihatkan wajah Kalian lagi. Kalian yang suci dan kaya, tidak pantas berada di dekat ku yang miskin dan kotor. Jangan anggap jika Kita pernah saling mengenal, Kalian tentu tidak sudi mengenalku yang seorang jalang bukan?."

𝗛𝗮𝗽𝗽𝗶𝗻𝗲𝘀𝘀 | Han Ji-Sung HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang