𝟑𝟎 : 𝐇𝐮𝐧𝐜𝐡

540 44 16
                                    

"Happy anniversary!."

Hening, suasana berubah sunyi dalam sekejap. Seungmin dan Changbin yang berhenti saling bertatap-tatapan tajam, juga Jeongin dan Hyunjin yang berhenti saling mengunggulkan diri.

"W-wae?." Han menatap orang-orang yang berada di sana dengan kening berkerut, sedang mereka yang ditatap terdiam dengan raut wajah yang tampak tengah mencoba mengingat.

"Ini hari anniversary Kita, Kalian tidak mengingatnya? Jahat sekali." Melengkungkan bibirnya ke bawah, Han menatap empat pria yang berada di sana dengan sedih.

Handle koper dari koper berwarna merah dengan sticker Quokka itu Han pegang, ia kemudian membalikkan tubuhnya seraya menarik koper itu perlahan.

Wajahnya memang menunjukkan gurat kesedihan, tapi ia menyeringai dalam hati. Meski tak dapat dipungkiri jika ia memang merasa sakit hati saat mereka tak mengingat hari anniversary itu, tapi tak apa, ia sudah terbiasa.

Grepp-

"Happy anniversary, Sayang."

Cup!

Hyunjin mencium pipi gembil Han, pelukannya pada pinggang ramping itu kian mengerat. Bisa ia rasakan tubuh pemuda itu menegang, membuat senyumnya langsung tersungging semakin lebar.

Ia benar-benar merindukan pemuda ini, sungguh. Hampir tiga minggu ia berjauhan, dan ia merasa frustasi karena tak bisa melihat rumah dan kesayangannya setelah pulang bekerja seperti biasanya.

Hari ini ia memang memutuskan untuk tidak bekerja, karena ia tahu jika ini adalah hari anniversary pernikahannya. Jelas ia tahu, karena notifikasi peringatan dari kalender ponselnya sudah berbunyi sejak malam tadi.

Ia ingin menikmati waktu. Namun, belum sempat itu terlaksana, orang yang menjadi alasan sudah berdiri di depan pintu mansion, membuatnya merasa terkejut karena tak menyangka jika sang Istri akan pulang hari ini.

Jika ia tahu sang Istri akan pulang hari ini, ia pasti akan menyiapkan kejutan untuk merayakan anniversary mereka. Sayangnya ia tidak mengetahui, membuatnya hanya bisa mengucapkan selamat sekarang.

Meski begitu, ia tetap merasa senang karena sang Istri baik-baik saja. Namun, kesenangannya harus berakhir karena kedatangan tiga Suami dari Istrinya yang lain, jelas mereka memperebutkan sang Istri untuk melepas rindu.

Hingga akhirnya, mereka berdamai dan membiarkan Han masuk. Dan kini, mereka semua berada di ruang tamu.

"I love you, my wife. I hope our relationship will get better in the future until we die. Thank you and sorry for everything. Still the Han Ji-Sung I know, Hwang Ji-Sung."

"H-Hyun..." Han tidak bisa berkata-kata, ia mengepalkan tangannya. Air matanya kini menggenang, membuat pandangannya mengabur. Tidak, ini tidak boleh. Mereka sudah bercerai, dan ia tidak boleh jatuh pada mereka lagi.

Melepaskan pelukan, Han kemudian menjauhkan diri dan menghapus air matanya yang baru saja menetes.

"Han? Kau kenapa?." Hyunjin membalikkan tubuh Han, matanya langsung tertuju pada mata sang Istri yang memerah. Apakah Han menangis? Kenapa?

"Kenapa Kau menangis? Apa Aku menyakitimu? Atau Aku memeluk-."

"Ak-Aku akan pergi." Han membalikkan tubuhnya, tangannya kembali menggenggam Handle koper dan hendak menariknya, namun Hyunjin dengan cepat menghentikannya.

"Kau mau kemana? Kau baru saja sampai, Han." Si pria bertanya bingung.

"Ayo beristirahat sembari menunggu yang lain pulang." Hyunjin kembali bersuara saat pemuda itu tak menjawab.

𝗛𝗮𝗽𝗽𝗶𝗻𝗲𝘀𝘀 | Han Ji-Sung HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang