bab 1 - ipad baru

487 20 1
                                    

"mommy masih gak bisa pulang nak, maaf ya? kamu tolong jagain adik adik kamu selama mommy gak ada ya sayang. nanti kalau mommy pulang, mommy bakal bawain hadiah hadiah bagus buat kamu dan adik adik"

"iya mom"

tut...

telepon ditutup oleh Mahesa. ia menghela nafas lelah, 'tidak bisa lagi?' ucapnya dalam batin.

sebab, ini bukan yang pertama kali mommynya itu tidak bisa pulang. ini sudah tahun ketiga setelah terakhir kali mommy pulang pada tahun 2021 yang lalu.

Mahesa menaruh ponselnya di nakas lalu bergegas berjalan menuju lantai 1 guna memasak sarapan untuk ketiga adiknya.

"Devan! balikin ipad gua woy!"

"apasih, pinjem bentar aja pelit banget"

"bentar apanya? lo udah pinjem ipad gua dari kemarin ya!"

"yaudah tunggu bentar lagi, nanti gua balikin"

"gak! balikin ipad gua sekarang!"

Mahesa menghentikan langkahnya tepat didepan pintu kamar yang sedikit terbuka, dengan suara dua anak laki laki yang terdengar gaduh di pagi hari.

itu kamar Devan, adik bungsunya.

"kenapa sih? pagi pagi udah berantem aja" ucap Mahesa setelah memasuki kamar

Rafa dan Devan yang sedari tadi terus beradu bicara pun sontak menoleh kepada kakak tertuanya.

"Devan nih bang! ipad gua gak dibalikin dari kemarin, gua kan mau pake ipad nya!" ucap Rafa sembari menunjuk Devan yang masih memegang ipad sambil menatap malas kepada kakaknya yang hanya berbeda 1 tahun itu.

"gua kan udah bilang bentar lagi, gak sabaran banget sih"

"tapi gua kan mau pake ipadnya sekarang Devannnn, lo bisa paham gak sih?"

"gua-"

"udah udah! Devan, kasih ipadnya ke Rafa. emang ipad kamu kemana sampe kamu minjem ipadnya Rafa?" ucap Mahesa menengahi dua adiknya yang sudah mau adu bicara lagi.

Devan menghela nafasnya kasar "ipad gua mati bang"

"kok bisa mati? kenapa? jatuh?" tanya Mahesa dengan kening yang mengkerut bingung.

"bukan jatuh, tapi kecemplung di kolam renang bang" Devan memelankan suaranya di akhir, sebenarnya ia lumayan takut dimarahi kakaknya saat mengatakan satu hal itu.

"Astaga.."
"yaudah, kamu ambil ipad abang aja kalau emang masih ada kebutuhan" final Mahesa

"abang.. gak marah?"

"marah buat apa? lagian semuanya udah kejadian, kalau abang marah pun percuma" ucap Mahesa yang setelahnya berjalan keluar dari kamar Devan.

••••••••••

piring piring berisi nasi goreng sudah tertata di meja makan, Mahesa melepas kain bertali yang sedari tadi ia pakai selama memasak sarapan.

"AKSA, RAFA, DEVAN. SINI SARAPAN" panggilnya dengan sedikit berteriak.

tidak lama, yang dipanggil pun terlihat menuruni tangga dan berjalan menuju meja makan. namun, hanya ada dua orang saja.

"bang Aksa kemana?" tanya Mahesa

belum sempat Rafa ataupun Devan menjawab, terdengar suara langkah kaki yang terburu buru menuruni tangga.

"bang, gua telat!" ucapnya setelah sampai di meja makan.

"sarapan dulu sa" ucap Mahesa kepada adik pertamanya sembari menarik kursi yang akan ia duduki.

iya, pemilik langkah kaki yang terburu buru itu adalah Aksa.

"duh bang, gua makan dikit aja ya. sorry banget, gua beneran telat dan kelas gua bakal dimulai 30 menit lagi" ucap Aksa sambil menyuap nasi goreng yang dibuat Mahesa dengan cepat hingga ia tersedak..

uhuk uhuk!

Aksa langsung mengambil segelas air yang diberi oleh devan, lalu meneguknya dengan tidak santai.

"Astaga, telat banget kayanya? sampe semuanya serba buru buru. yaudah kamu langsung jalan aja, tapi jangan lupa makan sehabis kelas" ucap Mahesa

"oke bang! sorry ya bang" Aksa pun langsung berlari setelah mengelap basah di mulutnya, karna air yang tadi ia teguk dengan tidak santai.

Mahesa yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya sambil kembali memakan nasi gorengnya.

"abang gwak ada kelas? kok sanhai buanget, gak kaya bwang aksa" tanya Rafa sambil mengunyah

"makanannya telan dulu Rafa. kelas abang nanti siang, jadi abang masih punya banyak waktu dirumah"

"kalian berdua? gak sekolah atau gimana? ini udah setengah 8 ternyata, maaf ya abang masaknya lama" lanjutnya.

setelah menelan kunyahannya tadi, Rafa menjawab "gak lama kok bang, dan gua sama Devan emang sekolahnya lagi ada acara, jadi gak harus dateng pagi kaya biasanya" jawab Rafa, sedangkan Devan hanya diam saja.


jika Mahesa adalah orang yang pendiam, maka Devan adalah orang yang irit bicara. kecuali saat di situasi yang mengharuskan ia membela dirinya didepan Rafa. seperti yang terjadi tadi.

Mahesa menganggukkan kepalanya setelah mendengar jawaban dari Rafa, lalu mereka bertiga pun melanjutkan sarapannya.

••••••••••

20.00 wib

Mahesa memasuki mobilnya setelah berjam-jam berada di perpustakaan kampusnya. kelasnya selesai pada jam 16.00 sore, dan ia memilih untuk pergi ke perpustakaan dari pada pulang ke rumah. Mahesa mengerjakan skripsinya disana.

saat mobilnya baru keluar dari parkiran kampusnya, Mahesa teringat dengan ipad Devan yang katanya rusak itu.

lalu ia memutarkan mobilnya ke arah yang berlawanan dari arah rumahnya.



dan ternyata..

Mahesa pergi ke suatu mall dan langsung mendatangi store ibox. ya, dia berniat membelikan ipad baru untuk adik bungsunya.

kasihan, daripada Devan harus terus meminjam, lebih baik ia belikan yang baru saja kan? toh kalau meminjam waktunya tidak sebebas milik sendiri.

setelah memilih ipad yang menurutnya cocok untuk Devan, Mahesa langsung membayar dan bergegas pulang karna waktu pun sudah semakin malam.

"terimakasih" ucapnya setelah membayar ipadnya.


















To be continued..



Rumah untuk adik adik - Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang