saat ini Mahesa sudah berada di dalam mobil, namun ia belum menjalankan mobilnya.
kepalanya tertunduk, dan disitulah Mahesa menangis. ia mengeluarkan segala rasa sesak yang ia tahan sedari tadi. Mahesa menangis dengan tangannya yang terus memukul dadanya untuk menghentikan rasa sesaknya.
karna nyatanya, Mahesa yang telah tumbuh dewasa pun akan tetap rapuh jika harus berhadapan dan berbicara dengan seseorang yang dulu ia anggap sebagai pahlawan dan panutannya.
pikirannya kembali melayang kepada 8 tahun yang lalu, tahun yang dimana ia dan adik adiknya melihat dengan mata kepala sendiri mommy nya yang menangis dan papinya yang terus meminta maaf.
Mahesa yang saat itu berumur 15 tahun lumayan mengerti dengan kata "selingkuh" yang terus terus diucapkan oleh mommynya.
saat itu, Mahesa menarik ketiga adiknya ke kamar. dan saat adiknya bertanya "mommy dan papi kenapa bertengkar bang?" Mahesa menjawab "abang juga gak tau, udah ya gak usah dipikirin, lebih baik kalian tidur aja karna ini udah malam, nanti kalian dimarahi kalau belum tidur juga"
Flashback On.
"kamu jahat mas! kamu udah selingkuhin aku selama ini!"
Tama berusaha keras untuk menenangkan istrinya yang sedang murka kepadanya.
"sayang, tenang dulu ya? mas bisa jelasin"
Tama hendak memegang tangan Celline, namun dengan segera Celline menghempaskan tangan Tama yang baru saja ingin memegang tangannya.
"gak usah panggil aku sayang! aku gak sudi dipanggil sayang sama orang pengkhianat kaya kamu! aku kurangnya dimana sih mas? sampai kamu cari orang lain untuk jadi selingkuhan kamu, APA KURANGNYA AKU MAS?"
Tama menghela nafasnya, ia tahu jika pada akhirnya perselingkuhannya akan diketahui oleh istrinya, namun ia tidak menyangka bahwa akan secepat ini.
"Celline, mas benar benar minta maaf. mas terbawa suasana saat Rania menggoda mas pada saat kamu sedang bekerja diluar negeri. mas sungguh tidak bermaksud"
mendengar itu, Celline kembali emosi dan tangannya terangkat untuk menampar pria bajingan dihadapannya.
PLAKK
"alasan kamu itu gak masuk akal! kalau kamu cuma terbawa suasana, kalian gak akan pergi ke suatu tempat untuk melakukan hubungan layaknya suami istri! aku yang istri kamu mas, aku yang seharusnya kamu bawa jalan jalan buat menghilangkan stress ku, bukan sekretaris jalang mu itu!!" Celline mengucapkan kalimat itu dengan air mata yang telah berjatuhan tanpa bisa ia tahan.
hatinya benar benar sakit saat mengetahui bahwa selama ini suaminya telah berselingkuh dengan sekretaris di kantornya.
Celline dan Tama terus bertengkar seperti itu tanpa menyadari ada empat anaknya yang memperhatikan mereka dari depan tangga.
Flashback Off.
Mahesa mengangkat kepalanya, ia menghapus sisa air matanya dengan kedua tangannya.
Mahesa menghela nafas panjang, setidaknya dengan menangis tadi, rasa sesak didadanya bisa dengan perlahan menghilang.
ia segera menyalakan mesin mobil, dan langsung menjalankan mobilnya meninggalkan tempat yang membuatnya seperti ingin mati saja, karena saking sesaknya.
••••••••••
saat Mahesa membuka pintu utama rumahnya, orang yang pertama ia lihat adalah Rafa dan Devan yang sedang bermain game online di ruang tamu.
Mahesa tersenyum tipis, melihat keberadaan adik adiknya bisa membuat hatinya tenang.
"Rafa, Devan. ini abang bawain makanan buat kalian dan bang Aksa"
yang dipanggilpun menoleh dan langsung beranjak mendekati Mahesa untuk mengambil paper bag berisi makanan yang Mahesa bawa.
"makasih bang" ucap Rafa dan Devan serentak.
Mahesa hanya membalas dengan anggukan dan kembali berjalan menuju lantai 2. sepertinya Aksa berada di kamarnya, jadi ia berniat untuk mendatangi kamar Aksa terlebih dahulu sebelum ke kamarnya sendiri.
Mahesa mengetuk pintu kamar Aksa 2 kali, sampai akhirnya sang pemilik kamar membukakan pintunya.
"nih, makanan buat kamu"
Aksa menerima paper bag itu dengan senyuman tipis "makasih ya bang. abang dari luar? dari mana?"
Mahesa terdiam sejenak "abang habis ketemu sama orang yang ada perlu sama abang"
Aksa mengangguk mengerti sambil mulutnya berkata "oh"
kini Mahesa telah berada di dalam kamarnya. ia masih terpikirkan pertemuannya dengan papinya tadi. lalu ia mengambil ponselnya, Mahesa berniat menelepon mommy nya.
namun Mahesa sedikit ragu, ia takut menganggu waktu mommy nya yang mungkin saja sedang sibuk di sana. namun pada akhirnya ia memantapkan niatnya untuk menelepon mommynya.
tidak butuh waktu lama, panggilannya diangkat oleh mommy nya.
"halo nak, ada apa sayang? malam malam menelepon mommy"
"ada yang mau Hesa kasih tahu ke mommy, tapi mommy jangan marah ya.."
"iyaa, mommy gak akan marah, emangnya ada apa sih? kayanya serius banget nih"
Mahesa terdiam sejenak untuk mengumpulkan keberaniannya, ia sedikit takut mommynya akan langsung memarahinya karena bertemu dengan seseorang yang membuat hidup mereka tidak lagi seperti dulu.
"mommy.. beneran gak bakal marah ya?"
terdengar suara kekehan mommynya di seberang sana.
"iya sayang, kenapa sih??"
"Hesa.. habis ketemu sama papi"
tidak ada jawaban, mommynya terdiam setelah Mahesa mengatakan hal itu kepadanya.
"mom.. tolong jangan marah"
terdengar suara helaan nafas mommynya.
"mommy gak marah, tapi bisa gak Hesa kasih tau mommy kenapa kalian bisa ketemu? dan apa yang kalian bicarakan selama bertemu tadi?"
Mahesa menceritakan semuanya kepada mommynya, dari papinya menelepon hingga kalimat terakhir yang ia ucapkan sebelum meninggalkan cafe tempat ia dan papinya bertemu.
"Hesa.. kamu gak apa apa sayang? gimana rasanya?"
"dada Hesa sesak sekali mom, rasa sesak itu selalu ada saat Hesa dihadapkan dengan papi"
"Hesa sayang.. anakku yang paling hebat. mommy kaget banget pas kamu bilang kalau kamu habis bertemu dengan Tama, tapi mommy juga bangga karna kamu bisa sekuat itu buat bertemu sama orang yang membuat hidup kamu gak sebahagia dulu. bahkan mommy pun gak akan sekuat kamu kalau harus bertemu dengan Tama. terimakasih ya sayang, terimakasih sudah jadi anak mommy yang paling hebat. mommy sayang kamu"
air mata kembali jatuh dari matanya, namun segera ia hapus dengan tangannya.
"Hesa juga sayang mommy, sayang sekali. cepat pulang ya mom, Hesa dan adik adik rindu mommy"
To be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah untuk adik adik - Lee Heeseung
Fanfictionini tentang mahesa aditama, anak laki-laki pertama yang menggantikan peran 'ayah' sekaligus 'ibu' untuk ketiga adiknya. ini tentang mahesa aditama, lelaki pendiam yang hanya memiliki 2 teman sedari sma hingga kuliah. ini tentang mahesa aditama, yang...