Setelah selesai membuat takjil berupa risol Mayo tadi, sasa segera bersiap-siap untuk pergi ke masjid ikut bukber. Dia jadi orang terakhir yang berada dirumah karena keluarga yang lainnya sudah berangkat termasuk Kristal yang ikut membantu-bantu sebagai pemuda komplek.
Saat sedang mengunci gerbang rumah tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya membuat sasa terkejut.
" Cil! "
" Ehh " Pekiknya, ia menolehkan kepalanya kebelakang dan melihat malik- sobat abangnya itu sedang nyengir sampai giginya kering
Canda
Ia memutar bola matanya malas " Ngangetin aja bang! " Ujarnya mendelik sebal.
" Sorry-sorry, oh iya.. Jayden mana? " Tanyanya setelah selesai nyengir.
" Udah ke masjid " Jawabnya singkat.
" Yah.. Yaudah deh minta tolong ya, ini punya jayden ketinggalan digue tadi. Sama bilangin malik minta ganti rugi, soalnya kuping gue jadi sakit karena teriakan mbak Kristal tadi. Martabak nggak papa " Ujarnya dengan wajah kesal.
Sasa tergelak mendengar ocehan malik " Lo tadi kenapa bisa diteriakin sama mbak Kristal? "
" Itu tadi kan jay ditelfon sama mbak Kristal pas kekosan gue, malah gue yang jadi kena omelan. Mana pas dikuping gue lagi" Adunya, sasa malah meledakan tawanya mendengar penuturan malik.
" Hahaha yaampun, tadi aja suara mbak Kristal waktu telfonan kedengaran dari lantai atas sampai lantai bawah. Apa kabar tuh kuping? " Tanyanya dengan nada ledekan.
" Gejala budeg mau menyerang sih kayaknya, soalnya kuping gue nGinggINgg gitu tadi " Ucap malik sambil mengusap kuping nya. " Yaudah nih, gue titip " Malik menyodorkan handphone jay, sasa meliriknya sekilas kemudian mengelengkan kepalanya.
" Anterin aja sendiri... " agaknya masih sebal karena tepukan malik tadi buat wudhu nya jadi batal. Kan niatnya nanti biar di masjid nggak usah wudhu lagi. " Ah elah, ayolah... Nanti lo juga minta aja sesuatu sama jayden. Kalau nggak mau nggak usah balikin " Bujuknya yang malah merugikan jayden itu.
" Sesat! Malah ngajarin gue morotin abang sendiri " Sebenarnya sih sasa tergiur juga mendengar saran dari malik, cuma nanti dulu ada yang harus diselesaikan.
" Omong gitu, dalam hati juga mau kan lo cil " Ucap malik dengan sedikit sewot.
" Hmmm emang nanti kalau udah gue balikin handphone bang jay, bang malik mau ngasih gue apa sebagai ucapan terimakasih sebagai jasa antar barang? " Tanyanya sambil menaikan sebelah alisnya. Malik menatap adik temannya itu sensi
" Jadi lo morotin gue? "
" Kan bang malik yang ngajarin tadi " Mendengar jawaban sasa malik langsung mencibir, nggak adik nggak kakak sama aja.
Ia juga sama aja sih.. eh- enggak deng, dia kan cuma mau ganti rugi.
" Ck, ribet bener "
" Mau kagak? Kalau kagak mau gue tinggal nih " Sasa hendak melangkah kakinya namun ditahan oleh malik.