Disini, disebuah halte bus yang tampak sepi duduk seorang ibu muda yang sedang menyusui anaknya yang berusia sekitar satu tahun itu.
Sepertinya ibu muda itu sudah tidak punya tenaga lagi untuk mencari nursery room karena dia sangat kelelahan, terlihat dari rambut indigo nya yang sedikit basah karena keringat.
Mata lavendernya sedikit tertutup sambil tangannya memukul-mukul pelan paha nya, sepertinya untuk memberi efek pijitan dikakinya yang sedari tadi sudah lelah berjalan kesana kemari.
Sesekali dia mengintip dengan membuka sedikit bedong yang melindungi dadanya dan dia akan tersenyum melihat anaknya yang sangat menggemaskan dengan mata tertutup namun bibir tetap semangat menyusu. Untung saja saat ini halte sepi dan hampir tidak ada orang yang berlalu lalang juga disana, sehingga dia tidak perlu merasa khawatir akan membuat orang lain tidak nyaman karena dia menyusui ditempat umum. Wajar saja, ini jam 2 siang, jam kerja dan jam anak sekolah masih disekolah menunggu pulang jam 3.
Hinata kini menengadah keatas, terlihat kesedihan diwajahnya. Ia, ibu muda itu adalah Hinata, waktu begitu cepat berlalu bukan? Hinata gadis kecil berumur 8 tahun itu kini sudah menjadi seorang ibu muda berusia 28 tahun.
Tanpa Hinata sadari airmatanya mengalir begitu saja dari sudut matanya.
"Kami-sama... harus kemana lagi aku mencari pekerjaan? Sudah seminggu ini aku kesana kemari mencari pekerjaan, darimulai penjaga toko, pelayan cafe, tukang bersih-bersih rumah sakit, tukang masak di sekolah, aku sudah mencoba melamar, tapi tidak ada yang mau menerima ku, alasannya karena aku membawa bayi. Kami-sama, boruto masih kecil, belum ada day care yang menerima batita ditempat mereka. Kalaupun ada, aku tidak punya cukup uang untuk membayar mereka. Hiksss. Kami-sama, tabunganku sudah sangat menipis, hanya cukup untuk makan sebulan ini. Tolong bantu aku Kami-sama."
Hinata memohon dalam hati. Tidak ada lagi yang dia punya, sudah 18 bulan lebih dia dalam pelarian, dia bahkan masih mengandung boruto saat itu. Saat melarikan diri dia hanya membawa pakaian seadanya dan perhiasan yang melekat ditubuhnya. Tanpa ada uang, tanpa ada tabungan.
Dia sudah menjual semua perhiasannya dan menyisahkan uang cash yang tinggal sedikit.
Setelah memastikan boruto sudah tertidur dengan nyaman dan kenyang, kini giliran hinata mengisi perutnya dengan sepotong roti dan air putih di botol yang dia bawa dari rumah tadi.
Setelah itu dia melangkah kembali, kali ini dia tidak ada tujuan pasti mau nyari kerjaan dimana lagi. Semua yang terpikirkan olehnya sudah dia coba dan tidak ada yang mau menerimanya.
Satu-satunya harapannya adalah mungkin akan ada pengumuman di gerbang rumah orang kaya yang sedang mencari pembantu atau pengasuh.
Dan benar saja setelah berjalan beberapa lama matanya langsung berbinar melihat pengumuman di gerbang rumah yang paling mewah yang dia lalui dari tadi. Tapi tidak lama wajahnya langsung khawatir dia tidak akan diterima juga karena adanya boruto.
"Yoshhhhhh.. aku harus semangat, dan tidak berhenti mencoba." Ucap hinata menyemangati dirinya sendiri setelah dia melihat wajah damai anaknya yang selalu ingin dia berikan yang terbaik.
Hinata berdiri didepan gerbang yang menjulang tinggi itu, dengan ragu-ragu dia menekan tombol yang ada disana.
"Siapa." Untung saja ditengah keragu-raguannya terdengar suara dari interkom yang ada digerbang itu.
"Ano...saya datang untuk mencari pekerjaan." Kini suara hinata sudah penuh dengan keyakinan.
"Masuklah" terdengar kembali suara dari interkom bertepatan dengan gerbang itu terbuka dengan otomatis.
Hinata terpesona dan terkagum-kagum dengan kemewahan dan kemegahan rumah itu. Jarak dari gerbang ke pintu rumah saja lumayan jauh, dia harus melewati taman bunga yang terlihat sangat terawat.

KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Its You
Fanfictionhanya tentang hyuga hinata dan nara shikamaru yang bertemu saat mereka sama-sama takut untuk mencintai lagi @credit pada semua pemilik picture yang aku gunakan di book ini tanpa izin.