1.

401 26 0
                                    

"Rei, ada surat dari Earl Phantomhive. Sudah aku taruh di mejamu."

Reiji yang baru masuk ke mansion mengernyit keningnya. Dia menatap ke arah sang kakak, Shu yang tiduran si sofa.

"Kau anak tertua, Shu. Kenapa harus aku?"

Reiji mendecih sambil mengambil surat yang ada di mejanya. Dia membuka segel surat itu dan membaca isinya. Dirinya melirik ke arah Shu.

"Bilang pada yang lain untuk packing. Kita kemungkinan akan menginap beberapa hari di mansion Phantomhive."

Shu membuka matanya. Dia melirik ke arah Reiji yang mulai sibuk kembali dengan beberapa eksperimen miliknya.

"Kapan kita akan berangkat?"

"Besok. Pukul 3 sore."

Shu menghela napasnya. Dia mendudukkan dirinya dan meregangkan tubuhnya.

"Jangan kembali tidur sebelum memberitahukan pada mereka semua. Termasuk Yui."

Shu hanya mendecih mendengar itu. Dia langsung berteleportasi ke kamar Yui karena dia tau triplets ada di kamar itu untuk menggoda gadis itu.

Sesampainya Shu di kamar Yui, dia melihat triplets sedang mengerubungi gadis itu. Shu menyandarkan dirinya di dinding.

"Bisakah kalian berhenti mengganggunya?"

Ayato, Laito, Kanato dan Yui terkejut mendengar suara Shu. Mereka menoleh ke arah Shu dan Ayato mendecih pelan.

"Ada yang ingin aku beritahu pada kalian."

"Apa?"

Shu menyentil kening Ayato yang bertanya dengan nada sinis. Ayato hanya meringis sakit.

"Reiji meminta kalian semua untuk bersiap. Kita akan berangkat besok sore jam 3 ke mansion Phantomhive. Kita kemungkinan akan menginap beberapa hari di sana."

Shu berhenti sejenak. Dia menatap pada triplets yang mendengarkannya dengan pandangan berbeda.

"Subaru dimana?"

"Aku di sini, Shu."

Mereka semua menoleh ke arah asal suara dan melihat Subaru sedang duduk di salah satu kursi yang ada di sana.

"Kau sudah dengar kan?"

Subaru mengangguk mendengar pertanyaan Shu. Shu mengangguk dan mulai kembali ke kamarnya untuk tidur.

"Shu, bagaimana?"

Shu yang baru memejamkan matanya menoleh ke arah Reiji yang ada di pintu kamarnya.

"Sudah."

Reiji mengangguk sebelum menghilang kembali ke ruangannya.

.
.
.

Keesokan harinya, mereka sudah berangkat ke mansion Phantomhive. Seperti biasa dengan dua kereta kuda. Shu, Yui, Reiji dan Subaru di kereta pertama. Sedangkan triplets di kereta kedua.

Sesampainya mereka di mansion Phantomhive, mereka disambut dengan Ciel beserta para pelayannya. Para Sakamaki tersenyum. Reiji sudah mewanti-wanti pada triplets agar tidak membuat kegaduhan. Triplets terpaksa mengiyakan karena Reiji sangat menakutkan jika marah.

Setelah mereka masuk, mereka mulai mengobrol dengan beberapa tamu lain. Reiji diajak untuk mengobrol dengan Lau.

Setelah tamu spesial mereka, George Von Siemens datang. Sebastian mulai memanggil nama para tamu.

"Shu Sakamaki, Reiji Sakamaki, Ayato Sakamaki, Kanato Sakamaki, Laito Sakamaki, Subaru Sakamaki, Yui Komori."

Mereka bertujuh mengikuti para tamu lain untuk ke ruang jamuan. Sebastian sempat melirik ke arah Reiji. Saat mereka sudah melewati Sebastian, Reiji melirik ke arah Sebastian.

'Iblis. Kepala pelayan itu, iblis..' batin Reiji.

Tanpa Reiji sadari, semua saudaranya juga melirik ke arah Sebastian.

Sesampainya di ruang jamuan, mereka langsung menikmati makanan ringan yang ada di sana dan mengobrol.

Tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Tamu spesial mereka sudah tertidur akibat kebanyakan minum alkohol.

"Sebastian, antarkan tuan Siemens ke kamarnya. Aku juga pamit undur diri."

Semua tamu menatap ke arah Ciel, Earl Phantomhive.

"Ara? Earl, sudah mau tidur?"

"Ya, ini sudah masuk waktu istirahat anak kecil seperti ku."

Reiji mendengus pelan mendengar itu. Dia tersenyum kecil melihat kebohongan yang dilakukan sang Earl. Dia juga bisa melihat seringaian mengejek dari Sebastian kepada sang tuan muda.

Setelah mereka bertiga pergi, Reiji melirik ke arah Shu yang sedang melihat ke arah badai di luar sana. Dia menghampiri Shu dan berdiri di samping sang kakak.

"Apa kita juga harus beristirahat?"

Shu melirik ke arah Reiji. Namun tak ada jawaban dari sang adik.

"Terserah padamu, Shu. Kau anak tertua di Sakamaki."

Shu mengangguk. Dia menghampiri adik-adiknya dan Yui dan meminta mereka untuk beristirahat ke kamar mereka. Shu juga mengajak Reiji untuk ke kamar mereka. Shu dan Reiji sekamar. Laito dan Ayato sekamar. Subaru dan Kanato sekamar. Yui mempunyai kamar sendiri.

Tak lupa mereka berpamitan pada para tamu sebelum ke kamar mereka untuk beristirahat. Reiji mengernyitkan keningnya. Dia merasa ada yang tidak beres. Entah kenapa. Shu melirik ke arah sang adik.

"Kenapa?"

Reiji menggelengkan kepalanya. Dirinya langsung kembali fokus ke depan.

"Tidak. Tidak ada apa-apa."

Shu menganggukkan kepalanya. Ayato, Laito, Kanato, Yui dan Subaru melirik ke arah Reiji. Subaru yang lebih peka dari yang lain menatap tajam ke punggung sang kakak kedua.

"Subaru, berhentilah menatap tajam punggungku."

Subaru hanya mendecih pelan. Dirinya melanjutkan jalannya dengan menatap sekeliling koridor yang mereka lewati.

Sesampainya di pintu kamar masing-masing, mereka langsung masuk. Yui melihat ke arah Reiji, Shu dan Subaru sebelum masuk ke kamarnya.

Shu melirik ke arah Reiji yang kembali melihat ke arah jendela yang ada di kamar mereka. Reiji menghela napasnya sebelum mendudukkan dirinya di ranjang dan melepas jasnya.

"Apa ada yang mengganggu pikiranmu, Reiji?"

Reiji menggeleng pelan. Dia membaringkan tubuhnya di ranjang dan mulai memejamkan matanya.

"Tidak. Tidurlah, Shu."

Shu mengangguk dan segera membaringkan tubuhnya di ranjang menghadap ke langit-langit kamar mereka. Dirinya melirik ke arah punggung sang adik.

'Sebenarnya apa yang kau pikirkan, Reiji?' batin Shu sebelum dirinya memejamkan matanya untuk mengistirahatkan tubuhnya yang sedikit lelah.











TBC

Maaf dua cerita kemarin diapus karena gak ada ide ehehehe

Doain aja semoga book ini ada ide pas update

Jangan salah lapak dan jangan lupa buat vote serta komennyaa

[End] Demon x Vampire (SebasRei)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang