Extra Chap 1.

197 15 0
                                    

Malam hari setelah pesta, Reiji membantu para pelayan Phantomhive membereskan mansion yang berantakan. Walau sebenarnya dia lelah, tapi dia tidak akan bisa langsung tidur jika meninggalkan ketiga pelayan Phantomhive yang membereskan semua ini. Bukannya bersih, nanti malah makin berantakan. Reiji memijat pelipisnya mengingat kelakuan ketiga pelayan Phantomhive selama dirinya menginap di sana.

"Reiji-san, anda tidak perlu repot-repot."

Reiji menoleh ke arah Finny. Dia tersenyum kecil.

"Tak apa. Aku memang ingin membantu kalian agar pekerjaan kalian cepat selesai."

"T-tapi..."

Reiji menggeleng ke arah Meyrin.

"Sebaiknya kalian segera selesaikan pekerjaan kalian. Sebelum Sebastian-san melihat kalian mengobrol denganku dan kalian kena marah."

Mereka bertiga langsung bergidik dan menyelesaikan pekerjaan mereka. Reiji terkekeh kecil melihat itu. Dia juga menyelesaikan pekerjaannya yang tinggal sedikit.

Sebastian melihat semua itu dan menghampiri Reiji yang sudah menyelesaikan pekerjaannya. Reiji hanya melirik Sebastian dan mulai membereskan alat-alatnya.

"Kau pasti repot mengurus mereka, Reiji-san."

Reiji menoleh ke arah para pelayan yang sedang mengerjakan pekerjaan mereka. Dia tersenyum kecil sambil meletakkan alat yang dia gunakan tadi di bahu Sebastian sebelum berjalan meninggalkan Sebastian. Reiji berhenti di ambang pintu dan menoleh ke arah Sebastian.

"Tidak repot. Karena saya bahkan mengurus yang lebih merepotkan daripada mereka."

Reiji melambaikan tangannya sebelum menghilang ke kiri. Sebastian hanya tersenyum melihat itu. Dia melirik ke arah para pelayan yang baru menyelesaikan pekerjaan mereka.

"Bersihkan diri kalian dan segera beristirahat."

"Ha'i!"

Mereka bertiga segera keluar dari ruangan itu dan berjalan menuju kamar masing-masing. Sebastian juga berjalan ke arah kamar miliknya.

.
.
.

Keesokan harinya, Reiji bangun lebih pagi. Dirinya langsung menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Setelah selesai, dia langsung keluar dari kamarnya dan berniat untuk membantu para pelayan menyiapkan sarapan.

"Ohayou!"

Sebastian dan ketiga pelayan menoleh ke arah suara. Mereka membalas sapaan Reiji.

"Ada yang bisa dibantu, Reiji-san?"

Reiji menggeleng ke arah Sebastian. Dia melirik ke arah meja yang ada di dapur.

"Apa ada yang bisa aku bantu di sini?"

Meyrin menoleh ke arah Reiji.

"A-aa iie. Tidak perlu, Reiji-san. Semuanya sudah terselesaikan."

"Reiji-san bisa membantuku di sini?"

Reiji langsung menoleh ke arah Sebastian. Dia mengernyitkan keningnya melihat apa yang sedang dilakukan pelayan iblis itu.

"Bukankah ini tinggal menunggu matang?"

Sebastian mengangguk saat Reiji menghampirinya untuk melihat apa yang ada di dalam panci.

"Benar. Tapi bukan di sini. Mari ikut aku."

Reiji mengernyitkan keningnya. Dirinya melirik ke arah pelayan. Bard dan Finny tersenyum ke arahnya. Meyrin menatapnya khawatir. Dia lebih takut Sebastian melakukan macam-macam pada Reiji.

'Ah, Elizabeth-sama belum bangun lagi..' batin Meyrin. Karena hanya Elizabeth yang bisa menjauhkan Sebastian dari Reiji.

Reiji berakhir mengikuti Sebastian. Entah akan dibawa kemana dirinya.

[End] Demon x Vampire (SebasRei)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang