3.

200 13 0
                                    

Setelah semua pelayan sudah menaruh semua makanan di meja makan, hanya satu orang yang belum datang.

"Aneh sekali. Padahal semua sudah di sini."

Irene langsung terkejut setelah menyadari siapa yang belum ada.

"Ah, Phelps-san."

Grimsby menghela napasnya. Dia melirik sinis ke arah kursi yang kosong.

"Ah, dia terlalu pendiam hingga aku tak menyadarinya."

Saat mereka semua ingin makan, Professor Arthur langsung berdiri dari duduknya. Semua tamu melihat ke arah Professor Arthur yang berdiri.

"Apa tidak kita periksa saja? Ruangannya."

Ciel dan Reiji langsung memicingkan mata mereka. Ciel langsung berdiri dan berlari ke arah ruangan miliknya yang dipakai oleh Phelps karena tidak mau tidur di sebelah ruangan Siemens diikuti oleh semua tamu.

Tok! Tok! Tok!

"Phelps-san! Phelps-san!"

Brak! Brak! Brak!

"Earl! Kuncinya??"

"Sebastian yang membawanya selama ini. Aku tidak tau karena dia sudah mati sekarang."

"Minggir."

Sing! Sing! Sing! Sing!

Earl Grey memotong pintu ruangan Ciel hingga menjadi empat dengan pedangnya.

"Cepatlah. Kita belum makan dessert nih."

Setelah terbuka, mereka langsung berlari ke kamar Ciel yang ditempati oleh Phelps. Arthur membuka pintu kamar itu dan terhenti saat dirinya tak sengaja menginjak sesuatu. Dirinya terkejut saat melihat Phelps sudah dalam keadaan mati seperti ingin kabur atau meminta tolong. Saat diperiksa, ada seperti bekas gigitan di leher Phelps.

"Bekas gigitan di leher... Seperti Carmilla."

"Carmilla si vampir dari Le Fanil?"

Shu dan semua adiknya mengernyitkan kening mereka mendengar kata vampir. Mereka saling berpandangan dan mereka mengendikkan bahu karena tak tahu menahu.

Reiji melirik ke arah Woodley yang seperti ketakutan. Dia terus marah setelah mereka menyampaikan deduksi mereka ke yang lain.

"Jangan gila! Ini sudah abad 19, lho! Mana ada hal yang jelas tidak ilmiah begitu!"

Arthur tak menjawab. Dirinya berdiri dan menghampiri jam di nakas yang retak. Jam itu mati tepat di pukul 02:38.

"Kemungkinan dia digigit pada saat itu."

Ciel menghampiri Arthur dan melirik pada jam yang rusak.

"Itu berarti, Phelps-san mati disaat yang sama dengan rusaknya jam ini?"

"Ya."

Arthur mengambil jam itu dan berdiri. Dia membalikkan tubuhnya untuk melihat ke arah para tamu.

"Bagaimana jika kita menganalisis situasinya dulu? Kita perlu mengurutkan situasi kejadiannya dan mendiskusikan siapa pelaku pembunuhannya."

Ciel mengangguk pelan mendengar perkataan Arthur.

"Benar juga. Tanaka, bawa para tamu ke ruang berkumpul."

Tanaka membungkuk sedikit.

"Baik."

Mereka langsung dibawa ke ruang berkumpul. Tak lupa dengan teh yang sudah tersedia di meja itu.

"Seperti yang ditemukan sebelumnya, yang pertama terbunuh adalah tuan Siemens. Waktu kematiannya sekitar pukul 01:10. Yang kedua adalah Phelps-san, sekitar 02:38. Dan yang terakhir adalah pelayan, Sebastian."

[End] Demon x Vampire (SebasRei)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang