Beberapa hari kemudian, Elizabeth kembali ke mansionnya. Tadinya dia ingin membawa Reiji karena dia tak mau Sebastian mendekati Reiji. Namun, Ciel menahannya. Berakhir dia kembali sendiri.
Di sinilah Reiji. Di dapur membantu para pelayan menyiapkan makan siang. Dia juga sesekali mengajari ketiga pelayan itu jika ada yang tidak mereka bisa.
"Reiji-san, bocchan memanggilmu."
Reiji menoleh ke arah pintu dapur. Di sana ada Finny dengan kepala menyembul. Reiji terkekeh melihat itu.
"Baiklah. Dimana Earl?"
Reiji melepaskan apron yang ada di tubuhnya dan menaruh apron itu di gantungan dekat pintu.
"Di ruang teh. Bersama Alois-sama."
Reiji mengernyitkan keningnya.
"Heh? Earl Trancy ternyata merindukan tunangannya."
Reiji menepuk kepala Finny pelan sambil tersenyum. Dirinya berjalan ke arah ruang teh.
"Terimakasih sudah memberitahukan padaku, Finny."
Sesampainya di depan ruang teh. Reiji mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu itu. Namun terhenti saat pintu itu terbuka dari dalam menampilkan Sebastian yang terkejut menatapnya. Sebastian menyingkirkan tubuhnya untuk mempersilahkan Reiji masuk dan menutup pintu itu kembali.
"Earl, anda memanggil saya?"
Ciel dan Alois menoleh ke arah Reiji. Alois tersenyum dan mulai memeluk Reiji.
"Reiji-san, aku merindukanmu."
Ciel memijit pelipisnya melihat tingkah laku tunangannya. Alois menarik tangan Reiji untuk duduk di sampingnya.
"Reiji-san. Aku ingin menanyakan sesuatu."
Reiji mengernyitkan keningnya mendengar suara Ciel. Dirinya menatap Ciel dengan pandangan bertanya.
"Alois, diam sebentar. Aku ingin bicara pada Reiji-san."
Alois seketika diam disaat merasakan aura tak mengenakkan yang berasal dari Ciel.
"Apa yang ingin anda tanyakan, Earl?"
Ciel menghela napasnya perlahan. Dirinya tau Sebastian sedang menguping dari luar ruang teh.
"Bagaimana pendapatmu jika ada seseorang yang menyukaimu dan mengajakmu menikah?"
Reiji terkejut mendengar pertanyaan Ciel. Dia dan Alois mengernyitkan kening mereka.
"Apa maksudnya, Earl?"
Ciel memijit pelipisnya perlahan.
"Bisa kau jawab saja, Reiji-san?"
Reiji menghela napasnya. Dia masih bingung dengan pertanyaan sang Earl.
"Sebenarnya aku tidak melarang siapapun menyukaiku. Hatiku pun sudah lama mati. Untuk menikah, aku tak tau."
Ciel menatap Reiji yang menundukkan kepalanya. Dia menatap Alois yang sedang menatap Reiji dengan pandangan sendu.
"Apa yang bisa membuat luluh hatimu? Jika orang itu serius ingin menikahi dirimu."
Reiji mengangkat wajahnya. Dirinya menatap Ciel heran. Reiji melirik Alois yang dibalas dengan anggukkan.
"Dia harus bisa mengambil hati Shu dan para adikku terlebih dulu. Jangan lupakan Yui juga. Aku akan mempertimbangkan segalanya jika dia benar-benar serius menikahiku."
Ciel tersenyum menatap Reiji. Dirinya melirik ke arah pintu ruang teh.
"Kau sudah dengar itu kan, Sebastian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Demon x Vampire (SebasRei)
Fantasihanya menceritakan tentang Reiji yang membantu Sebastian dan Ciel dalam menyelidiki kasus pembunuhan yang terjadi di mansion Phantomhive saat ada jamuan makan malam di mansion itu. Sebastian Michaelis x Reiji Sakamaki latar diabolik lovers di pindah...