Bab 7

2 1 0
                                    

Saat ini mereka sedang berkumpul di lab sains sehabis bel pulang berdentang. Namun cuma ada lima orang disana sekarang yaitu Calista, Sabrina, Leonard, Vegan, dan Aqlan. Viona dan Intan tidak ikut bergabung karena mereka ada ekskul sampai jam 5.

" jadi maksud kamu Jihan dekat dengan Abraham? " tanya calista sambil memakan kuaci dengan gaya santainya.

" pemilik kursus seni itu sendiri yang bilang, siapa lagi di sekolah kita yang ciri cirinya sama dengan jihan, " ucap Sabrina.

" kata Sabrina kamu cukup dekat dengan Jihan, jadi kamu harus menanyakan langsung padanya apa dia memiliki hubungan dengan Abraham," kata Vegan menambahkan.

" bukan cukup dekat sih, memang dekat. Kami sudah berteman sejak kelas 10. Tapi setahuku Jihan punya pacar di sekolah lain. Mereka bahkan sudah pacaran hampir satu tahun, jadi menurutku Jihan dan Abraham cuma sekedar teman"

" bisa aja mereka putus lalu Jihan dekat sama Abraham " ujar Leonard

" dih, mana mungkin. Baru tadi pagi tuh si Jihan di anterin sama pacarnya, " dengus Calista. Entah kenapa ia selalu merasa kesal setiap kali leonard yang bicara. mungkin karena cowok itu penyebab ia terjebak dalam kelompok penyelidikan amatiran tersebut.

" kalau Jihan selingkuh gimana? " tanya Vegan, ia menatap mereka bergantian.

" Jangan ambil kesimpulan dulu. Besok aku tanyain sama orangnya langsung, " ucap Calista memutus perdebatan yang menurut gadis itu sia-sia.

Mereka mengangguk setuju.

" Ve, gimana penyelidikan tentang sekolah? Kalian nemuin sesuatu yang mencurigakan di ruang kepsek? " Tanya Aqlan.

" enggak ada. Cuma kayaknya ada sesuatu di laci sebelah kanan meja pak Ali karena cuma itu satu-satunya yang dikunci"

"di bobol aja, " tanya Calista

"Gila. Jangan ngadi-ngadi Cal." ucap Sabrina

"Lah terus? Dibiarin aja gitu? Siapa tau emang ada yang penting kan? Seperti... " Calista tersenyum misterius tidak melanjutkan perkataannya,

"Seperti apa? " tanya Leo

Calista mengangkat bahunya acuh "seperti rahasia sekolah yang kita semua gak pernah tahu"

"Kalian ada ide yang lebih baik selain membobol laci tersebut? "Sabrina menatap mereka bergantian.

" kita curi aja kunci nya, " usul Calista

"Cal, kamu gak ada ide yang lebih bagus apa? " tanya Vegan agak kesal

"Mending aku ngasih ide, lah kalian cuma diem aja" kata Calista mendengus.

"Masalahnya gimana caranya kita mencuri kunci yang kita gak tau bentuknya kayak apa? " ujar Aqlan

"Gampang" Calista menjentikan jemarinya

Mereka kompak menatap Calista seakan menunggu apa rencana gadis itu.

" biar aku yang ambil tugas ini" kata Calista tanpa menjelaskan

" kamu yakin bisa? " tanya Sabrina

" yakin gak yakin sih" Calista berdiri dari duduknya " aku pulang duluan, banyak tugas nih"

Mereka hanya bisa menghela nafas lelah.

" aku bisa stres kalau dia tetap gabung di kelompok kita" ujar Aqlan mengusap wajahnya pelan. lalu melirik Sabrina berharap gadis itu punya solusi cara mengatasi Calista. Namun yang dilirik hanya mengangkat bahu, juga tidak tahu.

"Mau di keluarin aja? " tanya Sabrina

" jangan lah. Dia cukup membantu kok walaupun gak pintar " kata Vegan

Serial murderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang