Sunoo menutup mulutnya tak percaya, tubuhnya yang sedang bersandar pada pintu pun merosot meraih lantai. Usai pulang dari sekolah Sunoo langsung berniat untuk membuktikan kecurigaannya ini dengan harapan itu tidak benar tapi nyatanya..
"Gak mungkin" gumamnya lirih sambil menggeleng tak percaya. Simanis yang malang itupun menangis dengan sendu, lagi-lagi kesialan mendatanginya. Sekarang dia harus menghadapinya dengan bagaimana lagi? Semuanya benar-benar berantakan.
Harapan-harapan yang tadinya mulai terlihat lagi kini kembali runtuh begitu saja. Sunoo tidak menyangka jika hal yang begitu menyulitkan akan trus berdatangan seperti ini.
"Kamu bodoh Sunoo, siapa yang mau nerima hal keji ini sekarang?... kamu sendirian Sunoo! SENDIRIAN!"
Dengan tangan bergetar dia mengambil benda pipih yang dilemparnya tadi dengan sembarangan. Dilihatnya dengan seksama masi berharap garis pudar itu menghilang tapi nyatanya malah terlihat semakin jelas.
Dia hamil.
"Ini sangat buruk" gumamnya lirih.
×××
Hari berganti pagi, kini semua siswa sudah memulai kegiatan pembelajaran sebagai mana mestinya. Semua tampak serius kecuali Sunoo yang hanya melamun tanpa berniat mendengarkan apa yang guru sedang terangkan.
"Nuu Lo bisa dihukum kalau ngelamun terus" tegur Yoshi dengan suara pelan. Sunoo pun tersadar lalu menghela nafasnya. Tidak ada minat sedikitpun untuk membalas perkataan Yoshi namun Sunoo mulai berfokus pada pelajaran itu setidaknya dia tidak akan menambah masalah lagi dengan mendapat hukuman dari guru.
Jam istirahat tiba, pastinya smua siswa akan berbondong-bondong untuk menuju kantin dan mengisi perut mereka, tak terkecuali Yoshi yang tampak semangat mengajak Sunoo pergi bersama tapi tak kunjung mendapatkan respon.
"Lo kenapa sih?" Tanya Yoshi yang mulai jengah. Jika begini terus maka yoshipun akan merasa kesal karena diabaikan.
Sunoo menoleh dengan wajah acuhnya.
"Kenapa? Aku gamau diganggu" jawabnya singkat membuat Yoshi mengerutkan dahinya curiga.
"Lo udah janji ya nu, kalau ada masalah apapun Lo pasti bakal cerita! Trus sekarang kenapa rahasiaan lagi?" Tanyanya jengkel
"Bukan berarti semua masalah harus kamu tau kan? Jadi stop nanya apapun!" Sunoo bangkit dari tempat duduknya lalu melangkah cepat meninggalkan Yoshi yang masi menatap kesal.
Langkah Sunoo terhenti saat melihat wajah-wajah manusia yang ingin dihindarinya mulai sekarang. Melihat dari jarak yang sedikit jauh, Sunoo cukup cepat untuk mengambil langkah menjauh sebelum mereka sudar akan kehadirannya itu.
Senyuman miring terukir diwajah tampannya saat menyadari hal yang sedikit menarik perhatiannya.
"Mau main petak umpet lagi kah?" Ucapnya membuat yang lain menoleh dengan keheranan.
"Gue sih ogah main kayak bocil gitu" celetuk Ni-ki menanggapi.
Sunghoon yang merasa ditanggapi pun menoleh dengan wajah datarnya.
"Pentingnya punya otak" jawab Sunghoon sarkas membuat Ni-ki menatap tak terima.
"Anj-"
"Udah!" Lerai Heeseung membuat Ni-ki tidak melanjutkan protesnya.
"Sunoo menghindar? Lo liat dimana?" Tanya Jay yang langsung paham dengan kalimat Sunghoon tadi.
"Dia lari"
"Yaudahlah, mungkin anaknya lagi ga mood diganggu. Kasih dia waktu buat sendiri juga biar ga ngerasa tertekan terus bareng kita" Jake menanggapi panjang.
"Jake bener. Ayo pergi ke markas, bosen gue liat serpihan bumi yang ga guna gini" Jungwon pun ikut bersuara.
"Apa serpihan bumi? Muka Lo noh kayak kerak bumi!"
×××
Sunoo sampai diruang kesehatan setelah beberapa menit melangkah. Saat ini yang dia tau hanya tubuhnya yang masih tidak fit, dengan berisitirahat di ruang kesehatan mungkin dia akan merasa lebih baik nanti. Lagi pula Heeseung dan yang lainnya tidak mungkin tau jika dia ada diruang kesehatan. Ya walaupun belum tentu mereka mencarinya tapi setidaknya Sunoo tetap warus berusaha menghindari mereka.
Sunoo merebahkan tubuhnya setelah mendapat izin tadi petugas yang berada disana. Matanya memejam sebentar berharap pening dikepalanya mereda.
"Aku mau kita damai. Jangan susahin aku maka aku juga ga bakal usik kamu" katanya pelan sambil mengelus perutnya yang datar.
"Kalau kamu mau hidup tolong kerja samanya!" Lanjutnya lagi. Walaupun mengatakannya dengan nada yang terkesan acuh tapi matanya yang mulai berair tidak bisa berbohong. Sunoo Masi belum bisa menerimanya, dia benar-benar merasa keberatan jika harus menanggung ini sendirian. Meminta pertanggung jawaban Jay juga tidak akan membuat segalanya berubah, dan Sunoo yakin itu akan membuat keadaan semakin buruk.
Katakan saja jika Sunoo mulai merasa putus asa. Namun walaupun begitu pria manis itu tidak sejahat itu untuk mengambil keputusan gegabah dengan melakukan aborsi yang pastinya akan menjadi penyesalan dan ketakutannya sendiri. Dari pada membunuh, lebih baik mereka mati bersama. Begitulah pikirnya.
"Kamu tau aku sudah sangat susah? Jika kamu tau kenapa kamu datang? Tidak akan ada yang menginginkanmu disini!" Katanya sambil memukul pelan perutnya.
Tanpa Sunoo sadari suaranya yang dibuat sekecil mungkin itu Masi bisa didengar oleh seseorang yang memang sengaja menguping dibalik tirai.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Gumamnya. Pria itu tampak bingung karena tidak mengerti dengan kalimat-kalimat yang Sunoo utarakan. Pria itu pun memilih pergi dari sana tanpa berniat untuk mencari tau lebih lanjut karena dia paham jika situasi saat ini tidak memungkinkan apalagi mengetahui jika Sunoo sedang tidak baik-baik saja.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistakes And Destiny| Harem Sunoo
FanfictionSunoo anak manis yang bertujuan meraih mimpinya terpaksa berkaitan dengan orang kasar yang tidak dikenal karna kesalahannya sendiri.. Setiap hari yang di lewati selalu menjadi hari buruk bagi seorang kim sunoo Hamil saat masih sekolah membuat hidupn...