Simon terlihat mengeluarkan ponselnya dan mengetik sesuatu.
Jam 13.00 bawa anak yang bernama Zie kelas 12-1 lokasinya di sekolah gua. Bawa ke markas, jangan di apa-apain sebelum gua sampai.
Zie... Mari kita lihat nanti. Apa harus kuperingati, agar tidak menyentuh kakak sembarangan? Oh, suruh dia bersujud minta maaf kepada kakak sekarang juga itu juga ide bagus.
Banyak hal yang harus dipersiapkan oleh Simon, sepertinya saat pulang sekolah akan banyak hadiah yang diterima oleh Zie.
—————————————
Saat ini Simon kembali menghampiri Noah saat istirahat, tetapi Noah menghindarinya.
Entah kenapa, Noah jadi sulit untuk bertemu Simon, ada rasa tidak enak di hatinya saat mendengar Zie bicara seperti itu tadinya. Ternyata selama ini akibat Simon tidak punya teman dan dibully karena rumor.
Noah ia kabur sampai rooftop sekolah. Ke mana-mana ada Simon, anjing emang.
Terdengar suara pintu terbuka, Noah langsung merinding.
Ia pikir itu Simon yang mengejarnya sampai atap, ternyata wakil osis.
"Kak Noah?"
Jantung Noah seakan berhenti berdetak tadinya, akhirnya kembali berdetak saat melihat bukan Simon.
"Erland, kenapa?"
"Apanya Kenapa? Apa kak Noah lupa nanti ada rapat? Aku cari ke mana-mana ternyata malah di sini."
Noah benar-benar lupa ada rapat, panik diintilin Simon. "Oh maaf, aku lupa. Nanti aku ke ruang osis deh, kau balik aja dulu."
Erland sedikit cemberut saat diusir begitu saja, padahalkan niatnya ngecari mau ke ruang osis bareng kakak kelasnya itu.
Erland dengan muka murung menjauh dari rooftop. Saat ia turun, dia melihat ada teman sekelasnya yang naik ke rooftop, Simon.
Simon juga menatap Erland tajam, dan mempercepat langkahnya ke rooftop.
Saat ia buka pintu, jelas Noah langsung melotot ke arahnya.
Simon dengan muka datarnya mendekati Noah yang terduduk di sana.
Noah tanpa berkata apa-apa hanya mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan wajah yang sulit diartikan.
Simon hanya diam dan akhirnya duduk di samping Noah.
"Keren kamu begitu?"
"Ya?" Noah malah dibuat kebingungan.
"Aku cariin ke mana-mana, kamu juga ngehindar terus. Tapi tadi malah berduaan sama cowo lain di sini?" Mendengar Simon mengatakan itu, Noah memperjauh jarak duduk mereka.
"Aku ga suka kakak dekat-dekat sama cowok lain selain aku." Simon mempersempit jarak mereka saat menyadari Noah ngejauh.
"Kalau adikku?"
"...Kalau dia boleh deh."
"Ayahku?"
"Boleh."
"Sepupu cowokku gimana?" Noah sembari berbicara, dia juga semakin menjauh, itu membuat Simon kesal.
Simon tanpa aba-aba langsung menarik Noah ke pangkuannya.
"Kau–!?" Noah tentu saja dibuat terkejut, dia sekali menunduk, wajah Simon sangat dekat dengannya.
Sebenarnya Noah daritadi merasa tidak enak saat Simon memanggilnya kakak, katanya Simon berhenti sekolah 1 tahun. Bisa saja dia yang lebih dewasa daripada dirinya beberapa bulan, tapi yaudah lah ya.
"Aku cemburu kamu dekat-dekat sama orang lain. Aku cemburu... Berhenti ngalihin topik pembicaraan. Kakak tadi bicarain apa sama dia? Sampai aku dihindarin sama ditinggalin..." Ucap Simon sambil meluk badan Noah yang lebih kecil darinya.
Noah mendengar itu, hatinya melunak. Tanpa sadar ia mengelus kepala Simon.
"Maaf, tadi Erland hanya ingatin aku ada rapat osis. Tidak ada apa-apa lagi selain itu."
Erland.
"Aku juga ga suka kakak sebut nama orang lain di depanku. Kakak hanya boleh menyebut namaku... Kapanpun, dan dimanapun." Simon mendekati mulutnya ke arah leher putih Noah, dan tangannya tidak tinggal diam. Kedua tangannya memegang bokong Noah dan berniat mengarahkannya ke arah selangkangannya yang keduanya masih terbungkus celana.
"Ngh..." Suara laknat Noah keluar sedikit.
"Aku tidak sabar melihatmu mengerang di bawah—"
Kepala Simon dipukul begitu keras sampai dia oleng.
"Orang gila!" Noah langsung berdiri dan berlari menjauhi rooftop sambil menutupi bagian lehernya yang sepertinya memerah karena sebuah tanda kepemilikan.
Simon tertawa pelan. Kepalanya mungkin akan sedikit benjol, pukulan tadi benar-benar sakit.
Noah, gua pastiin lu gabisa lepas dari kandang ini.
—_—
Di sisi lain,
"Simon sialan." Noah sedang di toilet berusaha menghilangkan tandanya dan mencuci bekas itu dengan air, dia lengah.
Aku tertipu oleh sikap lucunya selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Kelas Gangster Menyukaiku [BxB]
Teen FictionSeorang ketua osis yang populer karena tampangnya yang lucu menolong adik kelas yang terbully, siapa sangka adik kelas itu malah jatuh cinta dan sedikit obsesi padanya... ketua osis juga paling benci tindakan kriminal seperti mafia, gangster, geng m...