04|

2.5K 228 3
                                    

happy reading

sudah hampir tiga hari Fasya tinggal bersama dengan Drico

Drico sedikit mengalami perubahan , ia jarang mencari bayi untuk dijadikan santapan

bahkan Drico sekarang kembali menyukai makanan buatan manusia daripada bayi

pria jadi-jadian itu merasa bahwa ternyata ia tak selama nya sendirian, masih ada seseorang yang mau menolong nya

"hei kak. . aku harus mencari rumah kakek ku , apa kakak mau membantu ku ?" tanya Fasya dengan santai nya

Drico terdiam sesaat kemudian mengangguk
"ya. . tapi apakah kau tidak akan mengunjungi ku kembali jika sudah bertemu dengan kakek mu "

"tentu aku akan mengunjungi kakak , tapi tidak bisa sesering mungkin karena aku akan sibuk mengurus kebun jeruk mandarin milik kakek"

"begitu ya ?"

Fasya mengangguk sebagai jawaban

"kau benar-benar akan sibuk ya ? lain kali biar aku saja yang mengunjungi mu dikebun"

"itu terdengar seru , kita bisa memakan jeruk yang sudah matang nantinya" pekik Fasya senang namun tidak dengan drico

Drico berdiri kemudian berbalik menatap Fasya
"ayo , kita cari sekarang"

***

mereka berdua berjalan keluar dari rumah Drico , dan Fasya baru menyadari bahwa rumah Drico di kelilingi semak belukar yang tinggi-tinggi

Fasya dan Drico harus melewati semak-semak dan barulah mereka bisa melihat jalan pedesaan

"aku tau dimana rumah kakek , jadi pegang erat tanganku ya kak"

Drico mengangguk, mereka berdua berlari bagaikan anak anak kecil yang mengejar layangan putus

langkah mereka berdua terhenti di depan rumah yang terdapat nama 'rumah jeruk'

"ini rumah kakek" Fasya menoleh kemudian memeluk tubuh Drico

Drico membeku ditempat, jantung nya berdegup kencang dan seluruh badan nya terasa lemas tak ada tenaga

Fasya melepaskan pelukan nya kemudian mendongak menatap Drico

"kau monster tampan yang aku temui , kau juga baik" bisik fasya

Drico tersenyum
"kau anak kecil ter aneh yang aku temui"

Fasya mencebik
"iih ! menyebalkan"

"hahaha , aku bercanda. kau anak kecil yang pemberani"

"terimakasih , tapi jika kau perlu tau. . aku ini sudah berumur delapan belas tahun" ucap Fasya dengan bangga nya

Drico terkekeh geli
"delapan belas ? hahahaa , apa kau perlu tahu umur ku ?"

Fasya mengangguk cepat
"iya ! kau berumur berapa ? apa lebih muda dari ku atau lebih tua? "

"aku ber umur delapan ratus tahun"

"pftt.. kau bercanda ya ? haha , mana ada yang bisa hidup sampai setua ituu"

tangan mungil Fasya memukul lengan Drico seraya tertawa terbahak-bahak

Drico menghela nafasnya
"diberi tau malah tertawa"

"tapi itu konyol kak , mana ada manusia yang bisa hidup selama itu"

"apa kau lupa bahwa aku ini manusia setengah monster ?"

Fasya terdiam
"ah , iya aku lupa. . maafkan akuu tapi tadi benar-benar lucu"

Drico tertawa pelan
"kau juga lucu. . jangan lupa untuk mengunjungi ku sesering mungkin"

"iyaa kak Rikoo~"

Drico kembali terkekeh lalu maju selangkah lebih dekat dengan tubuh Fasya

".. Fasya , apa aku boleh meminta sesuatu darimu" tanya nya hati hati

Fasya menautkan kedua alisnya
"apa ? tidak usah meminta izin. . lakukan saja"

greb

"emphh.. nghh.. mphh !!" Fasya menggeleng ribut karna takut jika ada yang melihat mereka

"pwah.. manis" ucap Drico seraya tersenyum hangat kearah Fasya

wajah Fasya bersemu merah hingga ke telinga nya
"i_itu tidak sopan" cicitnya malu

to be continued

vote + komen
gausah jadi pembaca ghaib y

forest monsters and beautiful little men Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang